Pencatutan nama Presiden RI Joko Widodo
(Jokowi) dan Wapres JK dalam perpanjangan kontrak Freeport seperti yang
dilaporkan Menteri ESDM Sudirman Said membuat Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Pandjaitan urun suara.
Ia mengatakan, “Sebenarnya, Freeport itu
sederhana, sama kasusnya seperti Mahakam yang expired 2017, dua tahun
sebelumnya bisa negosiasi (perpanjang kontrak), jadi ya so what?, ” katanya, Rabu (11/11).
Kontrak Freeport, katanya, akan habis
pada 2021. Bila ada negosisasi perpanjangan kontrak, maka bisa dilakukan
dua tahun sebelumnya, yakni pada 2019 hal tersebut tercantum di PP
77/2014.
“Nantinya jika kontrak tidak
diperpanjang, maka secara otomatis tambang Freeport akan menjadi milik
pemerintah seluruhnya. ” ucapnya seperti dilansir ROL.
Kalau pun Freeport ingin bergabung dengan pemerintah, menurut dia, kepemimpinan akan tetap dikuasai pemerintah.
Sementara itu Ketua DPR Setya Novanto hakulyakin tidak ada politisi
yang mencatut nama Jokowi dan Jusuf Kalla untuk memuluskan perpanjangan
kontrak Freeport.“Saya rasa tidak ada,” kata Novanto di Tokyo, Rabu (11/11) seperti dilansir Kompas.
Novanto sendiri tidak tahu kenapa Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said bisa menyebut bahwa ada politisi yang mencatut nama Jokowi.
“Itu silakan saja, langsung saja tanya menteri ESDM,” ucapnya.
Seperti diketahui sebelumnya Menteri
Energi, dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menduga adanya
intervensi perpanjangan kontrak PT Freeport di Timika, Provinsi Papua
oleh oknum politikus.
Sudirman menyebutkan dalam pertemuannya
dengan pihak PT Freeport pada November 2014, perusahaan pernah dihubungi
beberapa politikus yang berpengaruh untuk menyelesaikan proses kontrak
PT Freeport.
No comments:
Post a Comment