1. SAMPAI di manakah batas kesabaran seorang wanita saat marah? || Sampai wanita diam sebab baginya kata-kata terlalu berharga untuk diujarkan jika tidak didengarkan.
2. Sampai di manakah batas rasa cinta seorang wanita? || Sampai wanita diam, karena tak mampu lagi membahasakannya. Sehingga, saat mata bersitatap lalu jantung menemu debar, di saat inilah isyarat cinta menjadi petanda kasih sayang begitu besar.
3. Sampai manakah kedewasaan sebagai istri untuk seorang wanita? || Sampai wanita diam, sembari berkarib ajar untuk melafal doa lebih tekun dan bergiat kerja cinta lebih rukun. Baginya pendampingan rumah tangga itu bukan hanya berbilang tahun, sehingga semesta ikut tertegun.
4. Sampai sedalam apakah kesejatian cinta seorang wanita? || Sampai wanita diam, sebab kedalaman bahasa diam laksana Adam tanpa Hawa, Muhammad tanpa Khadijah, yakni wanita yakin lahir dan adanya untuk memuliakan suaminya dengan cinta yang tiada pernah ada batasnya.
5. Sampai selembut apa perasaan seorang wanita? || Sampai wanita diam, sebab cinta ialah perbuatan berkasih sayang segenap perasaan di jiwa. Meski tanpa ucap, namun air matanya tiada berdusta. Pada tiap tetesnya ada cerita terbaik yang dihantarnya menjadi doa agar mengkristal di sisi Sang Pencipta untuk dijadikan pondasi surga bahagia. Hingga, saat kematian yang membangkitkan, menjadikannya bidadari surga untuk suaminya.
Tugas lelaki ialah menyanggupkan akhlak dan tindak agar menjadi pengukir dan penafsir diam dengan kebijaksanaan. Sehingga, menguatkan wanita agar diamnya menyaran satu tujuan utama: rumah tangga sakinah, mawaddah, wa rahmah atas kehendak-Nya! []
Arief Siddiq Razaan
No comments:
Post a Comment