Tuesday, 13 October 2015

Kalender Hijriyah dalam sejarah


Dewan Pembina Konsultasi Syariah

Masyarakat Arab sejak masa silam, sebelum kedatangan Islam, telah menggunakan kalender qamariyah (kalender berdasarkan peredaran bulan). Mereka sepakat tanggal 1 ditandai dengan kehadiran hilal. Mereka juga menetapkan nama bulan sebagaimana yang kita kenal. Mereka mengenal bulan Dzulhijah sebagai bulan haji, mereka kenal bulan Rajab, Ramadhan, Syawal, Safar, dan bulan-bulan lainnya. Bahkan mereka juga menetapkan adanya 4 bulan suci: Dzulqa’dah, Dzulhijah, Shafar Awal (Muharam), dan Rajab. Selama 4 bulan suci ini, mereka sama sekali tidak boleh melakukan peperangan.

Hanya saja masyarakat jazirah Arab belum memiliki angka tahun. Mereka tahu tanggal dan bulan, tapi tidak ada tahunnya. Biasanya, acuan tahun yang mereka gunakan adalah peristiwa terbesar yang terjadi ketika itu. Kita kenal ada istilah tahun gajah, karena pada saat itu terjadi peristiwa besar, serangan pasukan gajah dari Yaman oleh raja Abrahah. Tahun Fijar, karena ketika itu terjadi perang Fijar. Tahun renovasi Ka’bah, karena ketika itu Ka’bah rusak akibat banjir dan dibangun ulang. Terkadang mereka juga menggunakan tahun kematian tokohnya sebagai acuan, semisal; 10 tahun setelah meninggalnya Ka’ab bin Luai.

Keadaan semacam ini berlangsung terus sampai zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Khalifah Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu. Ketka itu, para sahabat belum memiliki acuan tahun. Acuan yang mereka gunakan untuk menamakan tahun adalah peristiwa besar yang terjadi ketika itu. Berikut beberapa nama tahun di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

1. Tahun izin (sanatul idzni), karena ketika itu kaum muslimin diizinkan Allah untuk berhijrah ke Madinah.

2. Tahun perintah (sanatul amri), karena mereka mendapat perintah untuk memerangi orang musyrik.

3. Tahun tamhish, artinya ampunan dosa. Di tahun ini Allah menurunkan firmanNya, ayat 141 surat Ali Imran, yang menjelaskan bahwa Allah mengampuni kesalahan para sahabat ketika Perang Uhud.

4. Tahun zilzal (ujian berat). Ketika itu, kaum muslimin menghadapi berbagai cobaan ekonomi, keamanan, krisis pangan, karena perang khandaq. Dst.

(Arsyif Multaqa Ahlul Hadits, Abdurrahman al-Faqih, 14 Maret 2005)

Sampai akhirnya di zaman Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu menjadi khalifah. Di tahun ketiga beliau menjabat sebagai khalifah, beliau mendapat sepucuk surat dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, yang saat itu menjabat sebagai gubernur untuk daerah Bashrah (Irak). Dalam surat itu, Abu Musa mengatakan:

إنه يأتينا من أمير المؤمنين كتب، فلا ندري على أيٍّ نعمل، وقد قرأنا كتابًا محله شعبان، فلا ندري أهو الذي نحن فيه أم الماضي

“Telah datang kepada kami beberapa surat dari amirul mukminin, sementara kami tidak tahu kapan kami harus menindaklanjutinya. Kami telah mempelajari satu surat yang ditulis pada bulan Sya’ban. Kami tidak tahu, surat itu Sya’ban tahun ini ataukah tahun kemarin.”

Kemudian Umar mengumpulkan para sahabat, beliau berkata kepada mereka:

ضعوا للناس شيئاً يعرفونه

“Tetapkan tahun untuk masyarakat, yang bisa mereka jadikan acuan.”

Ada yang usul, kita gunakan acuan tahun bangsa Romawi. Namun usulan ini dibantah, karena tahun Romawi sudah terlalu tua. Perhitungan tahun Romawi sudah dibuat sejak zaman Dzul Qornain (Mahdhu ash-Shawab, 1:316, dinukil dari Fashlul Khithab fi Sirati Ibnul Khatthab,  Dr. Ali Muhammad ash-Shalabi, 1:150)

Kemudian disebutkan oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak, dari Said bin al-Musayib, beliau menceritakan:

Umar bin Khattab mengumpulkan kaum muhajirin dan anshar radhiyallahu ‘anhum, beliau bertanya: “Mulai kapan kita menulis tahun?” Kemudian Ali bin Abi Thalib mengusulkan: “Kita tetapkan sejak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah, meninggalkan negeri syirik.” Maksud Ali adalah ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah. Kemudian Umar menetapkan tahun peristiwa terjadinya Hijrah itu sebagai tahun pertama (al-Mustadrak 4287 dan dishahihkan oleh adz-Dzahabi).

Mengapa bukan tahun kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjadi acuan?

Jawabannya disebutkan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar sebagai berikut:

أن الصحابة الذين أشاروا على عمر وجدوا أن الأمور التي يمكن أن يؤرخ بها أربعة، هي مولده ومبعثه وهجرته ووفاته، ووجدوا أن المولد والمبعث لا يخلو من النزاع في تعيين سنة حدوثه، وأعرضوا عن التأريخ بوفاته لما يثيره من الحزن والأسى عند المسلمين، فلم يبق إلا الهجرة

Para sahabat yang diajak musyawarah oleh Umar bin Khatthab, mereka menyimpulkan bahwa kejadian yang bisa dijadikan acuan tahun dalam kalender ada empat: tahun kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tahun ketika diutus sebagai rasul, tahun ketika hijrah, dan tahun ketika beliau wafat. Namun ternyata, pada tahun kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tahun ketika beliau diutus, tidak lepas dari perdebatan dalam penentuan tahun peristiwa itu. Mereka juga menolak jika tahun kematian sebagai acuannya, karena ini akan menimbulkan kesedihan bagi kaum muslimin. Sehingga yang tersisa adalah tahun hijrah beliau (Fathul Bari, 7:268).

Abu Zinad mengatakan:

استشار عمر في التاريخ فأجمعوا على الهجرة

“Umar bermusyawarah dalam menentukan tahun untuk kalender Islam. Mereka sepakat mengacu pada peristiwa hijrah (Mahdzus Shawab, 1:317, dinukil dari Fashlul Khithab fi Sirati Ibnul Khatthab,  Dr. Ali Muhammad ash-Shalabi, 1:150)

Karena hitungan tahun dalam kalender Islam mengacu kepada hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, selanjutnya kalender ini dinamakan Kalender Hijriah.

Setelah mereka sepakat, perhitungan tahun mengacu pada tahun hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, selanjutnya mereka bermusyawarah, bulan apakah yang dijadikan sebagai bulan pertama.

Pada musyawarah tersebut, Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu mengusulkan agar bulan pertama dalam kalender Hijriah adalah Muharam. Karena beberapa alasan:

a. Muharam merupakan bulan pertama dalam kalender masyarakat Arab di masa masa silam.

b. Di bulan Muharam, kaum muslimin baru saja menyelesaikan ibadah yang besar yaitu haji ke baitullah.

c. Pertama kali munculnya tekad untuk hijrah terjadi di bulan Muharam. Karena pada bulan sebelumnya, Dzulhijah, beberapa masyarakat Madinah melakukan Baiat Aqabah yang kedua.

(simak keterangan Ibn Hajar dalam Fathul Bari, 7:268)

Sejak saat itu, kaum muslimin memiliki kalender resmi, yaitu kalender hijriyah, dan bulan Muharam sebagai bulan pertama dalam kalender tersebut.

Allahu a’lam.

Sunday, 11 October 2015

PKS AKAN AJUKAN PRESIDEN SENDIRI DIPEMILU 2019

Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid mengungkapkan bahwa partainya akan mengajukan calon sendiri dalam pemilihan presiden tahun 2019 mendatang. Mengenai siapa tokoh yang akan diajukan menunggu perkembangan sampai waktunya tepat baru akan diumumkan.
“Calonnya bisa siapa saja. Kalau Presiden PKS Sohibul Iman dicalonkan dia juga akan siap,” ungkap Hidayat dalam orasi politiknya pada acara pembukaan Musyawarah Wilayah (Muswil) PKS Papua Barat, di Manokwari, Ahad (11/15/15) sebagaimana dilansir viva.co.id
“Calonnya bisa siapa saja. Kalau Presiden PKS Sohibul Iman dicalonkan dia juga akan siap,” Wakil Ketua MPR RI.
Agar bisa mengajukan calon sendiri, lanjut Hidayat, PKS menargetkan menjadi partai papan atas dengan target perolehan suara di atas 10 persen dalam pemilu legislatif 2019 mendatang.
“Kader PKS di seluruh Indonesia akan bekerja keras untuk mencapai target tersebut,” ujarnya.
Hidayat menjelaskan, kerja-kerja kader PKS akan melingkupi kerja-kerja pelayanan, pemberdayaan, dan pembelaan kepada masyarakat luas. Kader-kader PKS mulai tingkat bawah sampai atas harus terus membersamai masyarakat.
“PKS pun siap bekerja sama dengan berbagai komponen masyarakat tanpa memandang suku, agama, dan budaya sepanjang untuk kepentingan umat dan bangsa,” katanya.
Muswil PKS juga secara serentak digelar dibebarapa daerah untuk memilih pengurus partai tingkat wilayah periode 2015-2020, salah satunya adalah DPW PKS DKI Jakarta.
Dikutp dari pks.co.id, dalam Muswil ke-4 PKS DKI Jakarta yang digelar di Hotel Atlet Century, Syakir Purnomo terpilih sebagai  Ketua Umum Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS DKI Jakarta periode 2015-2020.
Dalam orasinya, Syakir menyerukan kepada seluruh elemen partai dan kader PKS untuk kembali merebut kemenangan PKS yang pernah diraih pada Pemilu masa lalu di DKI Jakarta.
“Apakah kita siap mengulang sejarah kemenangan dimasa lalu,” seru Syakir saat orasi politik dihadapan peserta Muswil yang disambut dengan pekikan takbir.
Untuk mewujudkan hal tersebut, syakir mengajak seluruh kader untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperkuat soliditas kader.
“Mari kita mendekatkan diri kepada Allah swt karena dialah sumber kemenangan, Menjaga ukhuwah dan soliditas,” tandasnya.
Selain itu ia juga menegaskan dan mengajak untuk selalu bekerja dan berkhidmat untuk rakyat. “Dengan ini semuaimposible is nothing,” pungkas Syakir.


Warga Boyolali Geger, Pasangan Sesama Laki-Laki Ini Gelar Syukuran Pernikahan

Warga Desa Cluntang, Musuk, Boyolali geger. Mereka mendapatkan undangan, namun yang duduk di pelaminan ternyata berjenis kelamin sama; laki-laki dan laki-laki.
Pasangan itu juga mengenakan pakaian layaknya pengantin. Salah seorang tetap berpakaian laki-laki sedangkan yang seorang lagi mengenakan sanggul. Keduanya menyambut para tamu layaknya pengantin pada umumnya.




"Tasyakuran Bersatunya Ratu Airin Karla dan Dumani, Mohon Doa Restu", demikian tertulis di belakang pelaminan.
Menurut teman Karla (nama feminim dari laki-laki pasangan Dumaini), acara pada Sabtu (10/10/2015) tersebut sebenarnya hanya syukuran. Namun dirinya sulit menjelaskan.
"Tasyakuran saja sih, cuma jelasin-nya juga gimana ya," kata Ratno seperti dikutip Kompas.
Suryati, salah seorang Perangkat Desa Cluntang mengatakan bahwa pasangan itu tidak pernah meminta izin terkait pernikahan tersebut. Menurutnya, perangkat desa tidak mungkin memberikan izin atas pernikahan yang melanggar aturan dan dilarang agama tersebut.
"Tidak mungkin diberi izin, kan nantinya melegalkan pernikahan sesama jenis," tegasnya, Ahad (11/10/2015).
Warga yang datang ke acara tersebut, menurut Suryati, sudah kenal dengan salah satu pasangan dan memenuhi undangan syukuran, bukan pernikahan. Suryati juga menjelaskan bahwa pihak keluarga sudah menentang rencana acara tersebut, tetapi Karla memaksa acara tersebut tetap digelar

SYAHID PALESTINA DIKASIH DAGING BABI OLEH PEMUKIMAN YAHUDI

Seperti dilihat dalam rekaman video yang diunggah dalam situs Youtube oleh News Feed, Ahad(11/10/2015) hari ini, seorang Yahudi membawa sepotong daging babi, seperti dikatakannya sendiri, lalu meletakkannya di wajah pejuang Palestina yang telah meninggal dunia.
Sikap ini, menurut Aljazeera, di antaranya untuk menghentikan aksi penyerangan terhadap para pemukim Israel. Pesan yang ingin disampaikan adalah jangan mau bernasib seperti ini, meningagal dunia dan terkena daging babi yang najis.
Anehnya, tindakan seperti ini dibiarkan saja oleh para petugas yang ada saat itu. Baik polisi maupun

Ini adalalah penghinaan yang dilakukan oleh orang Yahudi


Friday, 9 October 2015

Dua Solusi PKS Tekan Politik Biaya Tinggi




BANDUNG (10/10) – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohihul Iman menyatakan perlu ada terobosan untuk menghindari jebakan politik biaya tinggi dan demokrasi prosedural.
“Perlu diadakan transformasi struktural agar sektor politik kita tidak centang perenang. Yang dipraktekkan bukan demokrasi substantif tapi lebih dominan demokrasi prosedural dengan biaya politik yang sangat mahal,” kata Sohibul Iman dalam acara pembekalan anggota legislatif Jawa Barat di Bandung Jumat (9/10/2015).
Menurut Sohibul Iman, sistem proporsional tertutup bisa dipertimbangkan menjadi salah satu alternatif pilihan. “Tapi pelaksanaan sistem proporsional tertutup harus dipaketkan dengan sistem kaderisasi partai yang baik. Keduanya tak bisa dipisahkan,” tambahnya.
Sistem proporsional tertutup yang diterapkan tanpa adanya pengkaderan partai yang bagus hanya akan menghadirkan penyimpangan dan penyelewengan dalam bentuk yang baru. “Tanpa kaderisasi yang baik, sistem proporsional tertutup bisa dimanfaatkan oleh mereka yang suka menyogok pimpian partai agar mendapat nomor topi dalam urutan pemilu,” jelas Sohibul Iman.
Mantan Wakil Ketua DPR ini juga menambahkan, transformasi struktural di bidang politik harus diimbangi dengan upaya mewujudkan kemandirian di bidang ekonomi dan mengoptimalkan bonus demografi yang akan terjadi beberapa tahun ke depan. Ikatan sosial masyarakat juga perlu diperkuat sehingga masyarakat tidak gampang disulut oleh isu-isu SARA dan tak jelas.
“Saya mendorong para kader PKS untuk menjadi agen kohesi sosial di tengah masyarakat. Kader PKS harus mampu menjadi perekat anak-anak bangsa dan menghindari terjadinya gejolak yang merugikan masyarakat,” ungkap Sohibul Iman.
Sementara itu Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah juga menekankan pentingnya politisi Islam untuk mendalami cara kerja pemerintahan dan negara yang lebih efektif sebagai respons dinamika yang terjadi di level lokal, nasional, maupun global.
“Politisi Muslim harus mempelajari cara kerja demokrasi dengan lebih baik dan secara bersamaan menyadari peran agama sebagai penyempurna cara kerja demokrasi dan negara. Memang banyak pekerjaan rumah untuk mengerjakan upaya ini agar mampu menghasilkan peradaban alternatif,” jelas Fahri.
Keterangan Foto: Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman (kiri) dan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah saat menyimak pertanyaan peserta pembekalan anggota legislatif Jawa Barat di Bandung, Jumat (9/10).


Wednesday, 7 October 2015

ANGGOTA DEWAN YANG TEBAR KONTROVERSI AKAN MENDAPAT SANGSI DARI PUBLIK


Dalam akun twiternya @salimsegaf,memberi rancangan mengenai undang-udang pemberantasan koropsi, ia menyidir anggota dewan yang tebar kontroversi akan mendapat sangsi sendiri dari masyarakat. Rabu (8/10/15). Dilansir antaranews.com, Ketua DPP PKS Bidang Polhukam, Almuzzammil Yusuf menegaskan partainya menolak revisi Undang-Undang nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menjadi inisiatif DPR. dalam akunya beliau mengunggah nama-nama partai dan anggota dewan yang mendukung RUU KPK tersebut. Partai yang mendukung RUU yakni PDI-P, Nasdem, Golkar, PPP, Hanura dan PKB. “PKS menolak usulan perubahan UU KPK menjadi inisiatif DPR di Baleg. Saya melihat perbedaan antarfraksi terlalu tajam dan bisa menjadi bola liar,” katanya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta. Menurut dia, apabila pemerintah serius ingin merevisi UU itu PKS mempersilakannya sebagai usul pemerintah, sedangkan DPR hanya akan menyiapkan Daftar Inventarisir Masalah (DIM) versi DPR. “PKS tidak ingin mengulangi peristiwa yang sama, Juni 2015 Pemerintah mengusulkan Revisi UU KPK, namun tiba-tiba pemerintah balik badan sehingga citra DPR dipermalukan,” ujar Almuzzamil. PKS, ujar Muzzammil, melihat perubahan UU KPK bukan prioritas karena agenda utama pemerintah dan DPR saat ini adalah mencari solusi penyelesaian agar Indonesia segera keluar dari krisis mata uang rupiah, pangan, asap, dan air. “DPR dan Pemerintah harus berempati dengan kondisi rakyat. Kita tidak boleh berpolemik di tengah rakyat sedang menderita,” tandas Almuzzamil.

Sunday, 4 October 2015

Berkati para tentara Rusia, memerangi ISIS di Suriya dianggap perang suci

Basam Ji’arah,Salah seorang aktivis oposisi Suriah mem-posting foto para tentara Rusia yang tengah diberkati (didoakan dengan ritual khusus dalam ajaran Kristen) oleh seorang pendeta sebelum mereka dikirim ke Suriah. Ji’arah mengomentari foto yang di-posting-nya, “Mereka memberkati para tentara bayarannya dan menyebutkan misi ke Suriah adalah perang suci…sungguh Tanah Syam (Suriah) akan menjadi kuburan bagi tentara-tentara Rusia.” Sebagaimana dilansir Islam Memo (4/10/2015), gereja di Rusia menyambut baik operasi militer Rusia ke Suriah, yang diklaim untuk memerangi ISIS, dan menyebut pertempuran di sana adalah perang suci. Kantor berita Rusia, Interfax, juga mengutip perkataan pejabat militer Rusia yang menyebutkan bahwa pertempuran dengan teroris adalah perang suci, dan Rusia adalah negara paling gencar saat ini memerangi teroris. Sebagaimana diketahui, Rusia telah mengirimkan tentaranya ke Suriah dan melakukan serangan-serangan udara sejak akhir September lalu. Meskipun diklaim untuk melumpuhkan kekuatan ISIS, tetapi secara jelas dipahami langkah itu untuk membantu rezim Bashar Al-Assad yang didukung oleh Iran, Syiah Irah dan Libanon