Wednesday, 4 November 2015

Pakai Bahasa Arab, Pidato Anis Matta Mengguncang Publik Al-Jazair

anis1.jpg
Semua sepi, semua hening, dan nafas-nafas tertahankan di dada hanya untuk mendengarkan setiap butir kata, yang ia ucapkan penuh makna. Kata-katanya menjadi inspirasi, menyentuh pribadi, bagi trainer, bagi guru, bagi penceramah, dan bagi seluruh pemuda di penjuru negeri dengan semangat berapi-api.
Ia adalah Muhammad Anis Matta, Lc.,  yang digelari dengan Bung Karno Muda karena orasi dan pidatonya berapi-api, menggelora, menguncang dan membangkitkan jiwa, tak hanya di jagat nusantara namun juga di jagat raya.
Dalam lawatannya ke Al-Jazair (Al-Geria) kemarin dan karenanya tidak bisa hadir di Mukernas PKS, Anis Matta menyampaikan pidato dalam bahasa Arab. Pidato singkat namun mengguncang para hadirin yang merespon dengan gemuruh semangat. Pidato dengan gaya khas Anis Matta dan telunjuk tangannya.
Setelah pekan akhir Oktober menjadi pembicara di Konvensi Maqashid Syari’ah (KMS) yang digelar oleh IKRAM Malaysia di IDCC Shah Alam, Selangor, Malaysia, Ahad (25/10/2015), Anis Matta yang sekarang menjabat Ketua Badan Kerja Sama Internasional PKS awal November ini terbang ke Aljazair.
Inilah video pidato Arab Anis Matta yang mengguncang Al-Jazair:

*bagi yg kagak ngarti bhs arab ada terjemahannya di bawah :)
[Terjemahan]

Apakah kalian mengetahui apa yang membawa saya ke sini bertemu dengan kalian semua pada hari ini?
Ia adalah cinta
Cinta kepada saudara seiman
Cinta kepada saudara Islam
Cinta kepada bangsa Al-Jazair
Cinta kepada revolusi Al-Jazair
Dan cinta kepada intifadhah Palestina. Apakah kalian mengetahui apa yang mengumpulkan bangsa Indonesia dan bangsa Al-Jazair?
Ia adalah kepedihan penjajahan, ia adalah kepedihan penjajahan.
Jika bangsa Al-Jazair telah merasakan kepedihan penjajahan selama 130 tahun, maka bangsa Indonesia telah merasakan kepedihan penjajahan selama 350 tahun.
Namun selain itu, selain kepedihan penjajahan, kita juga dikumpulkan, di samping kepedihan penjajahan adalah darah revolusi yang suci.
Bangsa Indonesia melihat setiap bangsa mengalir di dalamnya darah revolusi.
Dan bahwa bangsa ini, pada hakikatnya adalah bangsa Indonesia.
Dan sekarang, risalah revolusi kita; revolusi Indonesia dan revolusi Al-Jazair belum selesai.
Apakah kalian mengetahui mengapa belum selesai?
Karena di sana ada negeri Palestina
Karena di sana ada al-Aqsa
Ia adalah risalah revolusi yang belum selesai
Karena Palestina masih menjadi luka di dalam tubuh kemanusiaan
Karena Palestina masih menjadi impian yang belum terwujud
Maka selama di sana masih ada tetesan darah di Palestina yang mengalir setiap hari maka ketahuilah wahai saudara-saudaraku semua bahwa risalah revolusi kita belum selesai.
Lalu apa artinya risalah kita belum selesai?
Artinya bahwa kita semua, wajib berdiri dalam satu shaf untuk kita berjuang bersama, melanjutkan bersama risalah revolusi yang belum selesai.
*Sumber: http://www.islamicgeo.com/2015/11/inilah-pidato-arab-anis-matta-yang.html
http://www.pkspiyungan.org/2015/11/pakai-bahasa-arab-pidato-anis-matta.html

Surat Adik Angkatan Ahok di Trisakti yang Pernah Demo Bareng 1998, Ngeri!

Kamu yang update berita pasti tahu kalau beberapa hari lalu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan penerapan Peraturan Gubenur Nomor 228 Tahun 2015 tentang unjuk rasa, untuk mendukung Undang-Undang yang sudah ada sejak 1998.
Hal itu, kata Ahok, tertuang dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
“Sebetulnya UU sudah melarang demo di depan (Istana) Kepresidenan. Sekarang kamu tuh suka datang ke Istana atau Wapres atau Gubernur. Makanya, kami carikan lokasi terdekat. Mereka kan maunya demo di daerah situ melulu,” ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (2/11) seperti dilansir Tribun.
Pergub yang diterapkannya itu, katanya, untuk mengatur pelaksanaan lokasi demonstrasi. Tiga lokasi yang diperbolehkan, yakni di Silang Monas Selatan, Parkir Timur Senayan, dan Alun-Alun Demokrasi DPRD.
“Untuk Demo di Istana, dorong saja ke Monas di bagian selatan. Kalau demo di kementerian atau DPR, dorong ke Alun-Alun Demokrasi atau Senayan,” kata Ahok.
Tentu woro-woro itu bikin berang, Bro. Oleh sebab itu seseorang yang mengaku adik angkatan Ahok di kampus Trisakti, John Muhammad, menuliskan surat untuk Ahok. Berikut tulisannya.

Hok, gua nulis ini karena gua peduli. Apalagi, kita sama-sama satu almamater. Saling mengingatkan itu perlu. Btw, sori ya, kalo gua pake bahasa begini ke elu. Ini terpaksa. Lu boleh cek semua tulisan gua, kalo gua sebelonnya kaga pernah menulis dengan bahasa seperti ini.
Gua gunain bahasa ini karena inget nasihat teman. Dia bilang begini ke gua: “John, dalam komunikasi itu penting untuk memilih bahasa. Kamu tidak bisa memaksakan berbicara dalam bahasa akademisi pada kelompok tertentu. Begitu pula sebaliknya.” Jadi, gua terpaksa nih pake bahasa begini dengan tujuan supaya lu ngerti.
Sempet kepikir juga untuk nyelipin kata-kata: t**k, bodo amat dan kata-kata lain yang biasa lu gunain selama ini, tapi kata gua kaga perlu deh. Biar elu aja yang kayak gitu. Gua mah kaga bisa.
***
Ok. Langsung aja ya. Gua nanya nih ma elu, hok. Lu pernah demo ga? Waktu 1998, lu ikutan bantuin kita demo ga? Karena lu senior gua di Universitas Trisakti, gua nanya lagi, nih. Waktu kita lagi repot belajar dan membangun demo, sampe adik-adik kita mati, terus sampe kita nginep di MPR/DPR, lu dimana, hok? Jujur deh lu jawab.
Maksud gua nanya gini, biar lu inget dan paham kalo semua demonstrasi yang gua sebutin itu, semuanya ngelanggar aturan. Mulai dari ngomongin politiknya dilarang, mimbar bebasnya dilarang, demonstrasinya yang dilarang, long-marsnya dilarang dan semuanya itu kaga ada yang kaga dilarang. Sampai otopsi pun dilarang. Intinya, kita semua bisa sampai ke hari ini karena ada unjuk rasa yang ga ngikutin aturan di jaman itu. Termasuk elu jadi anggota DPR, Bupati, Wakil Gubernur dan Gubernur karena itu, bro!
Emang sih waktu itu ada UU Nomer 9/1998 tentang Kemerdekaan Menyatakan Pendapat di Muka Umum – yang dibikin jaman BJ Habibie. Tapi apa respon kita waktu itu? Kaga peduli, coy.
Malah, gua inget bener, waktu kita demo Istana Negara supaya Habibie segera ngadilin Soeharto (2 Desember 1998). Temen-temen gua sampe lompat pager Istana. Sementara temen-temen gua yang lain ngedemo rumahnya Soeharto! Apa hasilnya? Seminggu kemudian, Soeharto untuk pertama kalinya dipanggil Kejaksaan Agung (9 Desember 1998). Emang sih, pemeriksaannya basa-basi. Tapi, segitu aja kita udah seneng banget.
Jadi asal lu tau aja. Sampai hari ini, itu UU kaga pernah kita peduliin. Kenape? Karena itu UU katrok, hok. Katro sekatronya!
Dari pemilihan lokasi, lu bisa liat UU itu lebih melindungi (bangunan/simbol) negara ketimbang melindungi ekspresi warga. Soal pemberitahuan lagi. Kalo hari ini, Novel Baswedan mau dijemput paksa masak kita kudu nunggu 3 hari, baru boleh belain dia di KPK? Emang lu pikir demo pasti urusannya tolak-menolak doang? Makna “pemberitahuan” di UU itu juga berkali-kali diselewengkan di lapangan sebagai “permohonan ijin”, sehingga justru mempersulit orang untuk demo. Lu bayangin aje ya, kalo kita dulu kudu jujur mau ngasih ayam betina ke Jaksa Agung (24 November 1998), mana bisa kita dikasih masuk?
Dengan segala masalah itu, eh elu malah jadiin UU ini sebagai rujukan untuk Pergub!
Nah, gua minta lu kaga bawa-bawa soal ketertiban. Karena gua jadi perlu nanya lagi nih. Ketertiban yang kaya gimana, hok? Yang kaya jaman Orba? Atau yang kaya Singapura? Aje gile lu, hok. Yang bener aje. Justeru, kebebasan berekspresi inilah yang membuat kita bangga dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.
Jadi hok, jangan segala jam-lah lu atur-atur, soal tempat dan urusan bising lu atur-atur. Orang demo tuh kaga mungkin subuh-subuh, lagi. Apalagi di Hari-hari Keagamaan. Kalo ada yang demo sampai malem, itu emang udah diniatin pastinya. Biasanya, mereka emang pengin nginep. Lagian yang doyan demo ampe malem dan seneng bentrok, udah jarang. Sebagian gembongnya udah pada jadi anggota DPR dan komisaris, keknya.
Nah, soal tempat. Lu kasih kita cuma tiga: Parkir Timur Senayan, DPR/MPR dan Silang Selatan Monas. Ini ga masuk akal dan cule. Masak kantor lu kaga boleh dijadiin target demo? Kejaksaan Agung, Bunderan Hotel Indonesia, Kantor Freeport, APP, Sinar Mas, Wilmar, Artha Graha dan lainnya kaga boleh juga? Ga sekalian aja, lu taruh kita di Kep. Seribu? Ga boleh juga ya? Soalnya, kita malah ganggu proyek reklamasi lu ya?
Semua bangunan kecuali rumah sakit dan tempat ibadah, kata gua sih sah untuk didemo. Emang lu kaga pernah bayangin kalo buruh pelabuhan pada mogok kerja? Emang itu bukan demo?
Soal kebisingan lain lagi nih. Ngomong-ngomong, lu tau ga 60 dB itu setara apa? Setara orang normal ngobrol, bro. Setara suasana dalam rumah. Atau dibawah ramenya suasana kantor (70 dB) atau suara kemacetan parah di jalan (90 dB). Gua jadi penasaran, demo yang kayak gitu demo apaan, hok?

Hok, tahun 1999, gua pernah bikin tulisan judulnya “Mendemonstrasikan demonstrasi.” Isinya a-z soal merancang demonstrasi. Di situ gua bilang kalo demonstrasi adalah seni menyampaikan pendapat. Tujuannya simpel. Supaya aspirasi dalam demonstrasi itu dipenuhi dan dipertimbangkan. Sudah tentu, kita yang demonstrasi pasti nyari perhatian dan narik simpati.
Ketika demo, kita tuh pasti bersiasat bagaimana cara terbaik untuk diperhatiin dan didengarkan. Kita pengin setiap orang mengetahui pesan kita. Jadi mustahil, kalo lo mau batasin aktivitas demonstran secara kaku.
Lagian, demo tuh macem-macem bentuknya. Ada yang bagi-bagi stiker di jalan, ada yang nginep bikin tenda keprihatinan dan ada yang memang niatnya nerobos barikade penjagaan. Kita yang demo tau kok konsekuensinya. Polisi pun udah paham mana yang demonya reseh, bikin deg-degan sampai yang kalem.
Jadi kaga usah lu ajarin polisi soal beginian. Karena kalau udah masuk kriminal, aturan di KUHP kan bisa dipake. Justeru lo kudu nekenin ke polisi supaya ga pakai senjata api dan senjata tajam dalam menangani demonstran.
Eh, ini malah di Pergub itu lu ngebolehin tentara ikut-ikutan. Wah, ini mah beneran Orde Baru!
Lu lagi pake alesan demo bikin macet. Itu alesan klise, hok. Macet mah itu masalah gimana elu ngurus transportasi massal ajah. Itu makanya gua nolak proyek 6 ruas jalan tol, karena justeru nambah kendaraan pribadi. Itu kan solusi gua buat elu. Tapi ya itu, lu kaga mau denger.
Dan elu, hok jangan juga pake alesan ganggu pembangunan ya. Kaga ada urusannya tuh, investasi ma demonstrasi. Asal tau aja, jaman kita pada demo dari yang tiap hari sampe seminggu sekali, rupiah berkisar Rp. 8000,- s/d Rp. 8500,- kok!

Buat gua, tertib dan keteraturan kepada rakyat itu cuma cermin, hok. Cermin dari pengurusnya (pemerintahnya). Justeru, demonstrasi adalah indikator bahwa dialog antara warga dan pengurusnya sedang berlangsung secara dinamis. Jadi, kalo lu mulai kebanjiran demonstrasi, justeru lu kudu ngaca dan evaluasi. Karena pasti deh ada yang kaga bener. Entah itu, “kaga bener” yang dateng dari luar maupun “kaga bener” yang dateng dari dalem kepengurusan elu.
***
Sekarang, gua malah jadi mikir. Jangan-jangan lu emang kaga demen ma demonstrasi ya? Wah, kalo udah begini, lu kudu introspeksi. Jangan-jangan lu punya sindrom diktator, otoriter, lalim dan segala turunannya? Amit-amit, hok.
Tapi, kalau bener lu begitu orangnya, tenang aja, hok. Gua ga bakal jatuhin atau mundurin lu sekarang ini. Gua kaga mau ngikutin taktik lu: main korban-korbanan atau sengaja dijatuhin biar nanti dikenang. Kalau emang bener lu begitu orangnya, mending gua biarin lu lapuk sampai pilkada taun depan.
***
Hok, jelas ya. Gua ga bakal peduliin Pergub No. 228/2015 lu itu. Jadi terserah elu. Mau lu cabut bagus. Ga lu cabut pun pasti gua cuekin. Ini namanya civil disobedience: pembangkangan sipil. Ngarti?
Gitu aja ya, hok. Semoga tulisan berjudul T. A. I. K. K. ini bisa lo pahamin. 

AKHIRNYA MASJID RAHMATIN LIL ALAMIN RESMI DILARANG BERDIRI DI MANOKWARI!

Telah dikeluarkan surat pemberhentian pembangunan masjid yang terletak di kampung Andai distrik Mansel kab Manokwari dengan nomor surat 450/456 yang isinya sbb :
- Surat pemberhentian pembangunan masjid dgn nmr surat 450/456 yang ditujukan kepada panitia pembangunan masjid di Andai Distrik Manokwari selatan kab.Manokwari, yg isinya sbb :
Dengan Hormat :
Dengan ini disampaikan kepada panitia pembangunan masjid di andai Distrik Manokwari selatan kab manokwari,berkenan sedang dibangunnya masjid di andai distrik manokwari selatan,pemerintah kabupaten Manokwari menegaskan bahwa, pemerintah tidak melarang pembangunan tempat-tempat ibadah, karena negara kita dibangun diatas kemajemukan yang berlandaskan Pancasila, tetapi perlu dipahami, bahwa pembangunan tempat ibadah tersebut harus mengikuti aturan yang berlaku,menghargai kearifan lokal dan karekteristik daerah tersebut, sehingga tidak menimbulkan gejolak yang berdampak pada timbulnya konfik antar umat beragama.
Oleh sebab itu,dengan menyikapi situasi kota manokwari sebagai dampak dibangunnya masjid tersebut,maka pemerintah kab Manokwari menyampaikan hal-hal sbb :
1. Pembangunan masjid tersebut tidak memenuhi apa yang diamanatkan didalam peraturan bersama menteri agama dan menteri dalam negeri nmr 9 tahun 2006/no 8 tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan tugas kepala daerah/wakil kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama,pemeberdayaan forum kerukunan umat beragama,pendirian rumah ibadat,kuhususnya pada bab IV tentang pendirian rumah ibadat pasal 13 ayat 1 s/d 3,dan pasal 14 ayat 1 s/d 3.
2. Pembangunan masjid dimaksud,tidak mempertimbangkan kearifan lokal,sesuai undang-undang RI nmr 21 tahun 2001 tentang Otsus bagi Provinsi Papua,dan Undang-undang. Nomor 35 tahun 2008 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang-undang nomor 1 tahun 2008 tentang perubahan atas undang-undang nomor 21 tahun 2001 tentang Otsus bagi Provinsi Papua menjadi dundang-undang.
3. Surat badan kerja sama antar gereja (BKAG) Kab manokwari tentang pernyataan sikap menolak pembangunan masjid,dan pernyataan sikap dewan adat Papua wilaya III kepala burung nomor : 1098/DAP/WIL III/IX/2015 menolak dengan tegas pembangunan masjid yang terletak di andai distrik manokwari selatan,serta surat pernyataan penolakan pembanguan masjid di andai oleh keluarga besar mansim Borai selaku pemilik hak ulayat tgl 26/ september 2015/surat terlampir,
4. Surat dari ketua DPRD kab Manokwari nomor 170/496 tentang pembangunan masjid di Andai Distrik Manokwari Selatan tgl 19 oktober 2015/surat terlampir.
5. Kesepakatan hasil rapat pada tgl 24 oktober 2015 adalah menghentikan sementara pembangunan masjid di andai,namun penyampaiana aspirasi yang dilakukan oleh umat kristiani dalam aksi manokwari berkabung pada tanggal 29 oktober 2015 yang disampaikan kepada Bupati dan DPRD kab Manokwari dihalam kantor Bupati Manokwari,menyatakan dengan tegas menolak pembangunan Masjid di Andai.
6. Tanah di Andai adalah kawasan Zending dan diperkuat dengan surat pernyataan pelepasan hak atas Tanah Adat,yang dibuat pada hari rabu tanggal 28 januari 1976/surat pelepasan terlampir.
Dengan mempertimbangkan dan memperhatikan ke enam point tersebut di atas,maka dengan ini disampaikan kepada panitia pembangunan Masjid di Andai Distrik Manokwari Selatan kab Manokwari , untuk Menghentikan pembangunan Masjid di Andai distrik manokwari selatan kabupaten Manokwari,terhitung mulai tanggal diterbitkan surat ini.
Demikian surat ini dibuat,untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Surat tersebut diatas dikeluarkan di manokwari tanggal 1 november 2015, yang di tanda-tangani oleh Bupati Manokwari DR Bastian Salaba,S.th,M.A,M.th.
Tembusan disampaikan kepada :
1. Gubernur Papua Barat.
2. Kapolda Papua Barat
3. Danrem 171/PVT
4. Ketua DPRD Prov PB
5. Ketua MRP PB
6. Kabinda Prov PB
7. Ketua FKUB prov PB
8. Ketua MUI Prov PB
9. Kakanwil agama Prov PB
10. Kepala Badan Kesbangpol dan linmas Prov PB.
11. BP Am Sinode GKI di tanah Papua-Jayapura.
12. Ketua majelis umum GPKAI
13. Ketua PGGP Papua Barat
14. Ketua DPRD kab Manokwari
15. Kapolres Manokwari
16. Dandim 1703/Manokwari
17. Kepala Fasharkan Manokwari
18. Kajari Kab Manokwari
19. Ketua pengadilan negeri manokwari
20. Kepala kantor kemeterian agama kab Manokwari
21. Kepala badan kesbangpol dan linmas kab Manokwari
22. Ketua FKUB kab Manokwari
23. Ketua BKAG kab Manokwari
24. Klasis GKI Manokwari
25. Ketua tim Pastoral wilayah manokwari
26. Ketua MUI kab Manokwari
27. Kepala suku besar arfak
28. Ketua Mekkesa
29. Kepala suku mansim
30. Ketua DAP wilayah III kepala burung.
31. Para pemimpin denominasi gereja di kab manokwari.
32. Kepala distrik Manokwari selatan
33. Lurah kelurahan Andai
34. H. Nurjaya
35. H. Appe.

Tuesday, 3 November 2015

CIRI-CIRI ISTRI PENGUNDANG REZEKI

Pernikahan merupakan sunnah yang diagungkan oleh Allah SWT. Selain mencari ridha-Nya, menikah juga menjadi salah satu jalan sebagai pembuka pintu rezeki. Allah SWT senantiasa mencukupkan rezeki pasangan yang sudah menikah, meski hanya salah satu dari keduanya yang bekerja.

Ternyata, tidak hanya dengan bekerja saja pasangan suami istri bisa mendatangkan rezeki. Namun dengan memperbaiki akhlak serta memperbanyak berbuat baik, maka dengan mudah rezeki akan sering datang kepada sebuah keluarga.


Jika biasanya suami bertanggungjawab mencari nafkah, maka istri pun memiliki tanggungjawab lain yang tidak kalah penting. Perilaku seorang istri ternyata akan berdampak terhadap sedikit atau banyaknya rezeki yang didapatkan suami. Dengan mengenali ciri istri berikut,  pasangan keluarga bisa memperbaiki rezeki yang mungkin saja tersendat selama ini.

1. Wanita yang Taat Pada Allah dan Rasul-Nya
Sebelum menikahi seorang wanita, pria haruslah mempertimbangkan ke empat faktor berikut yaitu karena (1) kecantikannya, (2) keturunannya, (3) hartanya dan (4) agamanya. Namun, dari keempat faktor tersebut faktor agama haruslah yang paling diutamakan. Akan sangat beruntung jika bisa mendapatkan keempat faktor tersebut.

Jika mencari wanita dengan faktor agama tentu ia merupakan wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak hanya itu, wanita dengan ciri ini juga akan membawa rumah tangga menuju surga dan membawa ketentraman dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga tersebut akan bahagia, tentram, nyaman dan itulah rezeki yang sangat berharga.

Rumah tangga yang dipimpin oleh seorang imam yang sholeh dan didampingi istri sholehah tentu akan menjadikan rumah tangga tersebut mendapat berkah dari Allah SWT. Tidak cukup sampai di situ, pernikahan tersebut juga akan menghasilkan anak-anak yang sholeh dan sholehah, serta mendapatkan keridhaan serta rahmat dari Allah.

2. Wanita yang Taat Pada Suaminya
Jika aku boleh menyuruh seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku akan menyuruh seorang isteri untuk sujud kepada suaminya (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Itulah hadist Rasullah mengenai betapa utamanya menjadi istri yang taat kepada suaminya. Menjadi istri yang sholehah haruslah mentaati perintah suaminya selam perintah tersebut tidak bertentangan dengan agama.

Dengan ketaatan tersebut, maka akan membuat hati suami menjadi tenang dan damai. Itulah yang menyebabkan suami mudah dalam menjalankan kewajibannya mencari rezeki yang halal bagi keluarganya. Namun, jika seorang istri tetap ini berkarir di luar rumah haruslah terlebih dahulu mendapatkan izin dari suaminya. Selain itu, ia juga harus mampu menjaga diri dengan baik di tempat kerja tersebut.

“Laki-laki adalah pemimpin atas wanita karena Allah telah melebihkan sebagian dari mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan dengan sebab sesuatu yang telah mereka (laki-laki) nafkahkan dari harta-hartanya. Maka wanita-wanita yang saleh adalah yang taat lagi memelihara diri di belakang suaminya sebagaimana Allah telah memelihara dirinya”. (Q.S. An Nisa : 34).

3. Wanita yang Melayani Suaminya dengan Baik
Menjadi seorang istri haruslah mengetahui apa saja tugas dan kewajibannya. Menjalankan tugas rumah tangga dan melayani suami dengan baik serta mendidik anak-anaknya merupakan tugas utama seorang istri. Istri yang sholehah selalu berusaha melayani suaminya dengan baik seperti menyiapkan sarapan, menyediakan keperluannya, memenuhi kebutuhan biologis serta menjaga perasaan suami jangan sampai terlukan karena sikap istri.

Wanita yang memiliki sikap demikian akan menjadi istri kesayangan suami dan menjadi rekan yang baik dalam mewujudkan rumah tangga yang sakinah dan menarik hal-hal positif ke dalam rumah tangga tersebut. termasuk di dalamnya menarik rezeki yang halal bagi suaminya.

4. Wanita yang Berhias Hanya untuk Suaminya
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah” (H.R. Muslim). Wanita adalah makhluk yang suka berhias dan mempercantik diri. Akan tetapi, seorang wanita yang sholehah hanya berhiaas dan menampakkan perhiasannya tersebut untuk suaminya seorang. Ketika seorang istri selalu dipandang menyenangkan dan mengetahui cara membuat senang suaminya maka malaikat pun ikut berdoa agar Allah memudahkan rezeki datang kepadanya.

 5. Jika Ditinggal Menjaga Kehormatan dan Harta Suami
Ketika suami keluar untuk mecari nafkah, maka kewajiban seorang istri yang ditinggalkan adalah harus mampu menjaga kehormatannya. Selain itu, ia juga harus menjaga dirinya dari tamu yang tidak pantas, membatasi keluar rumah apabila urusan tersebut tidak begitu penting. Selain itu, wanita tersebut harus bisa menjaga harta yang ditinggalkan sang suami dan mempergunakannya pada hal-hal yang bermanfaat atas izin suaminya. Wanita yang mempunyai ciri tersebut akan membuat rezeki mudah masuk ke dalam rumahnya sebagai upah dari ketaatannya kepada Allah dan kesetiaannya terhadap suami.

6. Wanita Yang Senantiasa Meminta Ridha Suami Atasnya
Ciri istri pembawa rezeki selanjutnya adalah ia yang senantiasa meminta ridha suami atasnya. Wanita dengan ciri ini tahu bagaimana cara menyenangkan hati sang suami dan bisa menjaga sikap serta prilakunya agar tidak menyinggung serta melukai perasaan suaminya tersebut. Ia selalu berusaha agar suaminya tidak pernah marah terhadapnya. Ia tidak akan tidur dalam keadaan marah atau meninggalkan suami dalam keadaan marah sampai mendapatkan maafnya. Mengajak suami bercanda juga bisa membuat suami senang karena dapat menceriakan perkawinan.

Istri yang demikian itu merupakan itri yang menjadi penghuni surga, Hadist Rasulullah ” Maukah kalian kuberitahu isteri-isteri yang menjadi penghuni surga yaitu isteri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya, dimana jika suaminya marah dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata ” Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha” (H.R.An Nasai). Isteri seperti ini adalah isteri yang dimudahkan rezekinya melalui tangan suaminya karena amalan dan kesetiaan pada suaminya,

7. Wanita yang Menerima Pemberian Suami Dengan Ikhlas
Ciri istri pembawa rezeki selanjutnya adalah ia yang tidak pernah mengeluh pemberian dari suaminya. Wanita ini selalu menerima dengan ikhlas serta menghargai apapun yang diberikan suami kepadanya. Ia selalu bersyukur atas apa yang diperoleh suaminya meskipun hanya sedikit. Wanita yang senantiasa bersyukur dan ikhlas ini rezekinya senantiasa akan bertambah baik kuantitas maupun keberkahan yang akan diberikan Allah kepadanya ataupun melalui suaminya.

8. Wanita yang Bisa Menjadi Partner Meraih Ridha Allah
Istri yang menjadikan rumah tangganya sebagai lahan ibadah dan pengabdian diri kepada Allah SWT bisa menjadi rekan diskusi yang berimbang bagi suaminya. Tidak hanya itu, ia juga bisa melakukan koreksi dan menyampaikannya dengan lembut kepada suaminya. Selain itu, wanita yang memiliki ciri ini juga bisa menjadi motivator suami untuk meraih kesuksesan di dunia dan akhirat. Itulah yang menyebabkan munculnya kalimat “ di balik pria yang sukses ada wanita hebat di belakangnya”.

9. Wanita yang Tak Pernah Putus Doa Untuk Suaminya
Ciri wanita pembawa rezeki yang terakhir adalah wanita yang selalu menerima takdir Allah SWT namun tetap berusaha dengan mendoakan suami dan anak-anaknya  agar sukses di dunia dan akhirat. Rutinitas berdoa tidak pernah terputus dari wanita ini, menjadi penghias bibir setelah menjalankan ibadah sholat. Wanita seperti inilah yang akan mendatangkan rezeki kepada suaminya karena selalu melibatkan Allah pada setiap langkah suaminya lewat doa yang diucapkan setiap hari.

Itulah 9 ciri istri pembawa rezeki bagi suaminya. Maka beruntunglah lelaku yang mendapatkan istri dengan ciri-ciri tersebut. Akan tetapi, apabila belum mendapatkan istri yang demikian adalah kewajiban suami untuk mendidik istrinya agar selalu berada di jalan Allah SWT serta membawa rumah tangga tersebut ke surga-Nya

Digertak Yusril, Kubu Ahok Akui Wanprestasi


Dilibatkan dalam konflik perseteruan sampah di Bantargebang Bekasi, Yusril Ihza Mahendra langsung menggertak Pemprov DKI Jakarta dengan sejumlah data. Yusril menyimpulkan bahwa Pemprov DKI lalai atau wanprestasi dengan tidak menepati perjanjian dengan PT Godang Tua Jaya dan PT Navigation Organic Energy Indonesia sebagai perusahaan yang mengelola sampah di Bantargebang.
Yusril membeberkan data bahwa Pemprov DKI gagal mengolah sampah di sejumlah tempat pembuangan seperti Sunter, Marunda, dan Cilincing. Akibatnya seluruh sampah DKI ditimpuk di satu tempat, Bantargebang. Sampah yang dikirim ke Bantargebang pun meningkat volumenya dari 4.500 ton pada tahun 2008 menjadi 5.173 ton pada tahun 2011. Hal ini tidak sesuai dengan perjanjian antara antara Pemprov DKI dengan PT Godang Tua Jaya dan PT Navigation Organic Energy Indonesia sebagai kliennya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kebersihan DKI Isnawa Adji mengakui pihaknya wanprestasi karena belum bisa mengirimkan sampah ke Bantargebang sesuai dengan perjanjian. Namun, ia mengatakan hal itu terjadi karena ada alasannya.
“Kami mengakui bahwa kami wanprestasi, tapi kami memiliki alasan mengapa kami gagal menaati kontrak,” kata Isnawa seperti dikutip Tempo.
Pembuangan sampah DKI Jakarta ke Bantargebang juga menimbulkan masalah dengan warga Bogor. Seperti diberitakan sebelumnya, Ratusan warga dan LSM menghadang truk sampah milik Pemprov DKI Jakarta di Prapatan Cileungsi, Bogor, Senin (2/11/2015) kemarin. Mereka menolak truk-truk itu melewati daerah mereka menuju Bantargebang. (Baca: Warga Hadang Truk Sampah DKI)

UMUR 38 MEMPUNYAI 7 ISTRI DAN INI PENGAKUAN PARA ISTRINYA


WARGA Kota Ngabang, Kalimantan Barat, Setyo Joko Sunaryo sedang ramai diperbincangkan di dunia maya. Pasalnya, meski masih berusia 38 tahun, dia sudah memiliki tujuh istri. Menariknya, Sunaryo hidup rukun bersama dengan para istrinya dalam satu rumah.
Sebenarnya Sunaryo sudah menikah sembilan kali. Sekarang, istrinya tinggal tujuh. Istri pertamanya sudah dicerai. Sedangkan yang ketiga meninggal karena kecelakaan.
Para istri mengaku berbahagia hidup dengan Sunaryo. Mereka pun buka suara mengapa bisa hidup bahagia bersama suaminya. Bahkan rela bercinta bersama-sama.
“Perasaan sayang dan cinta kepada Sunaryo ini yang membuat saya bahagia. Dan selama menikah memang merasa bahagia, semua dicukupi,” ujar istri ke enam Sunaryo yang bernama Lisa.
Sunaryo menikahi Lisa pada 2011. Mereka kini sudah dikarunia tiga orang anak. Lisa lahir pada tahun 1984.
Kepada Rakyat Kalbar (JPNN Group), Lisa mengaku hanya pacaran dengan Sunaryo. Tak butuh waktu lama untuk dia merasa cocok, lantas menikah. Lisa merasa Sunaryo orangnya baik dan ganteng.
Nopi Yuningtias, istri Ngarjo yang ke tujuh. Sunaryo menikahi Nopi pada 2011. Nopi mengaku tidak tahu kenapa dirinya mau menikah dengan Narjo.
“Hanya karena perasaan cinta dan sayang saja saya mau menikah. Padahal sudah tahu kalau akan menjadi istri yang ke tujuh,” kata Nopi yang belum dikaruniai anak dengan alasan masih kuliah.
Nopi memang belum dikaruniai anak dari buah cintanya dengan Sunaryo. Meski begitu, dia tetap merasa sayang kepada anak-anak Sunaryo yang lain.
Sedangkan istri kedelapan, Selpia, 21, dinikahi pada Januari 2014. Sekarang baru hamil delapan bulan. Ia juga mengakui mau menikah karena merasakan cinta dan sayang.
“Saya tahu kalok suami saya sekarang sudah banyak istri, tapi saya merasa dia orangnya jujur adil dan bijaksana,” kata Selpia.
Istri ke sembilan, Dahlia, baru dinikah 2014 lalu. Baru punya satu anak, dan usia Dahlia baru 19 tahun alias kelahiran 1996.
“Pertama mengenalnya, saya merasakan Sunaryo orangnya jujur, dan mampu menafkahi. Orangnya bijaksana dan kuat,” akunya dengan tersenyum.
Ditanya bagaimana kalo Sunaryo ingin nambah istri lagi, untuk istri ke sepuluh, Dahlia mengatakan silahkan asal tetap mampu berbuat adil.
“Saya tidak merasakan cemburu, itu terserah suami. Semua istri terserah yang penting adil itu saja,” katanya.
Sunarjo mengatakan, keenam istri tinggal satu rumah. Ada empat kamar di sana. Rinciannya, satu kamar tamu dan tiga kamar tidur.
“Semua ini hidupnya bergabung tidak pernah ada selisih atau ribut. Mereka kompak dan setia,” kata Sunaryo.

SUAMIKU BUKAN JODOKKU


“Apa yang hendak kau harap dari laki-laki itu nak? Coba kau katakan pada tante”
Aku disidang dalam sebuah kamar di rumah mertua adikku sendiri, tatkala suamiku tega meninggalkanku pulang sendiri ke kampung. Ya, ini adalah kali pertama tanteku yang sangat sabar akhirnya mencoba menyadarkanku akan permintaan keluargaku untuk berpisah dengan duda yang menikahiku 7 tahun silam. Aku yang duduk di atas kursi rias berwarna coklat yang terbuat dari kayu jati hanya bisa diam mendengar bait demi bait amarah yang keluar dari bibir mungil tanteku.
Akupun tak habis pikir saat aku mencari sosok dirinya di dermaga tempat kapal sewaan keluargaku disandarkan.
“Kek, suami saya mana ya?…” tanyaku pada seorang pria paruh baya bertubuh jangkung itu..
“Loh, bukannya dia sudah pulang naik kapal?”
Aku terpaku mendengar jawaban itu. Aku serasa ditimpali dengan beratus-ratus batang pohon hingga aku lunglai. Aku sangat kecewa mengapa abang tega mempermalukanku. Memang perkawinanku sudah dilanda prahara sejak beberapa waktu belakangan. Namun tidakkah dia mampu bersikap bijak ketika adikku sedang melangsungkan hari pernikahannya.
“Iya kek, terimakasih..”
kubalikkan badan hingga aku menahan air mataku yang tumpah agar tidak ada yang menyelidik lebih dalam akan keadaanku.
Keluargaku sedari dulu telah berulang kali menyarankan agar aku menceraikan suamiku. Dia tak pernah memberiku uang gajinya sedikitpun. Untuk makan sehari-haripun aku menggunakan uang yang kuhasilkan sendiri sebagai guru honorer. Semua tindakan abang bak menari-nari sambil tertawa lepas di atas kepalaku. Aku berkuat, ini bukanlah rumahku. Ini hari bahagia adikku bertahan dan bertahan adalah yang bisa kulakukan.
Aku berjalan menghampiri bapakku
“Kenapa kau sendiri, mana suamimu? Tanyanya padaku sambil menatapku dalam-dalam”
“Abang sudah pulang duluan bapak”
Bapak yang mendengar jawaban dariku langsung menduduki kursi plastik yang tepat berada di sampingnya. Kulihat ekspresi wajah bapak yang sedih bercampur marah.
“Kenapa dia pulang lebih dulu? Sungguh bapak tak menyangka dia mampu berbuat itu di pernikahan adikmu nak? Jika memang begitu kenapa sedari awal dia datang?”
Air mataku akhirnya tumpah tatkala mendengar kata bapak. Aku sungguh malu dengan sosok lelaki yang mulai renta itu. Aku malu karena tidak bisa menenangkan keadaan di hari bahagia adikku. Aku takut kejadian ini membuat adikku malu di hadapan keluarga istri yang baru dinikahinya beberapa jam yang lalu. Aku malu, malu dan malu.
Ayahku meninggalkanku sembari mengelus lenganku.
“Sabar nak..sabarlah”
***
Tiga hari sebelumnya aku dan abang bertengkar hebat. Aku akhirnya menumpahkan seluruh luka hati yang telah 7 tahun kupendam. Aku membeberkan betapa dia sangat tak adil terhadapku istrinya. Bagaimana abang yang tak pernah sedikitpun memberikanku nafkah dari hasil gaji yang ia dapatkan. Bagaimana aku harus menafkahi keluarga dari uang gajiku, bahkan hingga aku harus berbohong kepada orang tuaku mengenai aku yang tak dinafkahinya .
“Buat apa kau nikahi aku jika kau tak mampu menjaga perasaanku bang? Aku tau kau sangat mencintai almarhumah istrimu tapi kini akulah istrimu” teriakku diiringi tasingan tersedu-sedu.
Ibu mertuaku ternyata datang beberapa waktu setalah kami memulai pertengkaran. Aku yang tak sadar, membuatku memperdengarkan semuanya. Aku betul-betul menyesal saat ibu mertuaku masuk dengan berlinangan air mata.
“Plak..plak..plak” ia menghancurkan dinding kamarku yang terbuat dari bahan asbes hingga akhirnya kamar tidurku telanjang terlihat oleh seisi rumah. Ibu yang kala itu langsung menunjuki anaknya berkata
“Apa yang kau lakukan nak.. apa kau sadar dosamu ketika kau tak memberikan istrimu nafkah bahkan saat kau membawanya ke rumahmu sendiri untuk hidup.”
Abang seketika diam melihat reaksi keras ibunya yang menghancurkan dinding kamar. Dia diam terpaku bagaikan anak kecil yang sedang menonton adegan mobil yang masuk jurang. takut. Aku hanya bisa menangis. Ibu meninggalkan kamar kami dan masuk ke kamarnya. Abang menyusul keluar dan meninggalkan rumah.
Di pojok kamar aku duduk terdiam. Aku memikirkan perasaan ibu mertuaku. Aku memikirkan nasib rumah tanggaku. Aku terlalu cinta pada abang hingga saat ini. Meskipun aku belum memiliki keturunan namun bayangan untuk berpisah dengannya bahkan belum terlintas sedikitpun di benakku.
***
“Kakak hati-hati di jalan, selamat sampai kampung”
Adikku dan pasangannya mengantar kepulangan kami. Ayah dan ibu masih mendiamiku setelah persoalan abang yang pulang lebih dulu. Kami pulang diantar senyum bahagia pasangan pengantin baru disertai kabut tebal didalam hati akan perasaan malu terhadap keluarga.
“Nak, ke sini sebentar.” Ayah memanggilku dengan wajah senyumnya.
Ayah, ibu, tante dan paman telah duduk bersama di ruang tamu. Aku melihat wajah mereka dengan seksama. Aku bagaikan berada di ujung kayu yang di bawahnya telah siap jurang memakanku dengan lahap.
“Apakah perasaanmu baik-baik saja?” seru paman memecahkan hening
“Sudahi nak, apa yang kau pikirkan terus? Apa yang hendak kau tunggu dari pria sialan itu? Dia hanya terus-menerus menyakitimu?”
Sambung tante yang betul-betul menekankan setiap kata yang keluar dari bibirnya.
“Dia ganteng? Tidakkan, dia berduit? Apa gajinya diberikan kepadamu? Usiamu masih muda nak, kami sangat kasihan melihat kehidupanmu bersama suamimu”
“Kau tidak dikasarinya tapi dibunuhnya perlahan-lahan jiwamu”
“Betul nak, biar kita saja yang mengajukan cerai. Bukankah sedari dulu kau diminta mempertimbangkan hal itu?”
“Kau tak perlu berpikir akan pandangan orang ketika kau janda. Kau pun tak memiliki anak yang memberatkan langkahmu. Dia tidak sayang padamu nak, jika dia sayang padamu di pernikahan adikmu dia akan berusaha menjaga agar kehormatanmu dan keluargamu”
Semuanya bersahut-sahutan bagaikan kumpulan anjing yang menggonggong hendak memakan dagingku mentah-mentah. Aku tak kuasa menahan tangis. Wajahku hanya mampu kutundukkan. Tak ada yang bisa kukatakan. Hingga mereka berhenti mengaung ganas padaku.
Setelah kejdian itu aku memutuskan untuk kembali ke rumah mertuaku. Tempat tinggaku sedari awal pernikahan. Aku melakukan rutinitasku sebagai istri. Hingga awan gelap menyelimuti hariku.
Abang yang datang bagaikan singa yang siap menerkam anak kucing. Dia menghentak-hentakkan tubuhku di samping ember cucianku. Aku yang tak tahu apa-apa mulai tidak sadar akan kebengansannya.
“Ada apa bang.. apa ini?” dia terus saja menumpahkan kemarahannya.
“Kenapa kau menyiksaku ha? Anakkupun kau siksa?” Katanya membabi buta.
Dia terus saja memakiku hingga menyiramkan air cucian ke wajahku. Ia begitu garang. Ternyata ia mengira aku meninggalkan anaknya di rumah neneknya tanpa memberi anaknya makan tepat sehari sebelum kami berangkat menuju tempat pernikahan adikku.
“Aku tidak meninggalkan ryan. Anak itu sendiri yang ingin tinggal bersama neneknya bang.” Jawabku menimpali perkataannya.
“Plak..” dia menamparku. Dia terus saja membabi buta siap mencincang daging di tubuhku. Tak sadar bibirku sobek akibat gerakan tangannya yang sangat besar. Dia terdiam ketika dia melihat cucuran darah keluar dari bibirku.
“Aku pergi meninggalkan bajingan itu. Bajingan yang telah begitu puas menyakitiku bertahun-tahun.
Aku yang dulu berpikir bahwa abang adalah jodohku tiba-tiba berubah. Dendam akan rasa sakit yang terlanjur sering ia bekaskan ditubuhku membuatku membenci pria itu. Aku mengingat hampir setiap naseht keluargaku untuk meninggalkannya.
“Andaikan saja sedari dulu kuikuti kata-kata mereka” gumamku dalam hati
Aku masuk ke dalam kamar ibu mertuaku. Kudekati dia, kuraih tangannya dan kucium.
“Ibu maafkan aku bu aku tak mampu lagi. Aku menyerah”
Ibu mertuaku sepertinya menyadari apa maksud aku mengatakan itu. Dia hanya mengelus kepalaku sembari menangis pelan. Dia tak mampu berkata-kata. Aku menciumi tangannya dan aku meninggalkan rumah.
“Assalamualaikum.” Tanpa banyak bicara aku berjalan melewati kedua orang tuaku yang sedang duduk langsung menuju kamarku. Aku sudah tak mempedulikan tatapan ibu dan bapak yang memandang heran barang yang berada di sampingku. Aku membaringkan tubuh di atas ranjang dan tanpa sadar air mataku bercucuran deras. Hidupku serasa berakhir dan akupun tak tahu mengapa aku seperti ini.
Kurasai dekapan ibu yang memelukku dari belakang. Sepertinya tanpa aku ceritakan ibu telah mengerti apa yang sedang terjadi. Aku memeluknya erat, menumpahkan segala yang ada dihatiku.  Ibupun tak berusaha mencegahku. Diusapnya air mataku dan dia terus memelukku.
“Sabar nak, langkahmu sudah benar. Percayalah kamu akan bahagia tanpa dirinya. Kau layak bahagia, lepaskan semua kegundahan hatimu. Kosongkan dan ikhlaskan anakku”
Ibupun meneteskan air matanya. Dia mengelus lembut rambutku. Aku mengajukan cerai beberapa hari setelahnya. Aku sangat mencintai abang. Bahkan hingga aku memutuskan untuk berpisah dengannya. Sampai saat ini aku tak bisa melupakannya. Ternyata suamiku bukanlah jodohku.

copy dakwatuna.com