Siapa yang tidak kenal dengan Abu
Lahab? Setiap muslim, tentu akrab dengan nama ini. Dia terkenal bukan
karena kebaikannya, melainkan karena kebenciannya yang sangat mendalam
kepada Junjungan kita Rasulullah SAW dan ajaran yang dibawanya, Islam.
Bahkan, secara spesial, Abu Lahab dan Istrinya tercantum di dalam
Al-Qur`an sejak permulaan islam disebarkan di tanah suci Mekkah. Allah
SWT mengabadikan di dalam Surat Al-Lahab.
Al-Bukhori meriwayatkan dari Ibnu Abbas, suatu ketika Rasulullah SAW
pergi ke lembah Al-Batha dan menaiki bukitnya, kemudian berteriak:
(Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan dia benar-benar binasa.
Tidaklah berguna baginya hartanya dan keturunannya. Kelak dia akan masuk
ke dalam api yang menyala (neraka). Dan (begitu pula) isterinya,
pembawa kayu bakar. Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal)
Abu Lahab adalah salah seorang paman Rasulullah SAW. Nama sebenarnya
adalah `Abdul `Uzza bin `Abdul Muttalib. Nama panggilannya adalah Abu
`Utaybah. Dia dipanggil Abu Lahab karena wajahnya yang terang dan
menyala-nyala.
Ibnu Mas`ud berkata suatu ketika Rasulullah SAW mengajak orang-orang
Quraish kepada keimanan, lalu Abu Lahab berkata: “Seandainya apa yang
dikatakan keponakanku itu benar, maka aku akan melindungi diriku dari
pedihnya azab pada hari kiamat nanti dengan hartaku dan anak-anakku”.
Padahal di dalam surat Al Lahab Allah SWT sudah menyebutkan yang artinya: “Tidaklah berguna hartanya dan keturunannya.”
Abu lahab meninggal karena penyakit. Ia tidak ikut memerangi Nabi saat
perang Badar karena sakitnya itu. Sepulangnya orang-orang kafir dari
perang Badar dengan membawa kekalahan, sakitnya bertambah parah. Dan ia
akhirnya meninggal dengan keadaan sakit yang mengerikan. Diriwayatkan
bahwa orang-orang kafir, bahkan teman-teman dan keluarganya enggan
mengurus jenazahnya karena keadaan sakitnya yang menjijikkan dan timbul
bau busuk dari penyakitnya. Inilah akhir hidup seorang musuh Allah.
Selama tiga hari sejak kematiannya, jasad Abu Lahab dibiarkan tergeletak
tanpa ada yang bersedia menguburkan. Para warga tidak berani mendekati
jasadnya. Akhirnya karena bau busuk yang kian menjadi, maka digali juga
sebuah lubang kubur bagi Abu Lahab. Bangkai Abu Lahab didorong-dorong
dengan sebilah kayu sampai masuk lubang.
Tidak hanya itu, prosesi penguburan pun berlangsung secara mengenaskan.
Dari jauh warga melempari kuburan Abu Lahab dengan batu hingga mereka
yakin betul jasadnya telah tertutup rapat. Ya sebuah tragedi kematian
yang lebih hina dari kematian seekor ayam sekalipun.
Sedangkan Istrinya Abu Lahab, yaitu Ummu Jamil yang artinya wanita yang
cantik. Tapi julukan ini tidak sesuai dengan perilakunya. Ia setali tiga
uang dengan suaminya dalam hal memusuhi Nabi. Ia lebih tepat dinamai
wanita yang jelek karena perilakunya yang sangat jelek.
Seringkali pada malam hari Ia memanggul kayu yang berduri untuk
diletakkan di jalan-jalan yang biasa dilalui Nabi. Sehingga bila Nabi
lewat pada malam hari / subuh, Nabi akan menginjak kayu yang berduri itu
sehingga Nabi terluka. Ummu jamil senang kalau Nabi terluka karena
menginjak kayu berduri.
Ummu jamil juga suka mengadu domba dan memfitnah supaya orang-orang
Makkah membenci Nabi. Karena hal ini, ia dijuluki pembawa kayu bakar.
Karena ia suka “membakar” emosi, mengadu domba, dan menimbulkan
kebencian orang-orang Makkah pada Islam.
Saat membawa kayu, ia mengikatnya dan melilitkan sebagian talinya pada
lehernya. Inilah kebiasaan yang dilakukannya saat membawa kayu berduri
untuk mencelakai Nabi. Perilaku buruk inilah yang akhirnya membawanya
menemui ajalnya. Ummu jamil meninggal karena tercekik tali yang
digunakannya untuk membawa kayu. Kelak di akhirat, ia akan disiksa juga
dengan tali. Dinyatakan oleh Allah bahwa di neraka, leher Ummu jamil
diikat dengan tali dari api neraka jahannam.
Hal - hal di atas diterangkan oleh Allah dalam surat Al lahab. Salah
satu surat pendek dalam Al Quran. Surat ini menunjukkan mukjizat Al
Quran, karena dengan tepat memprediksi hal-hal yang belum terjadi saat
surat ini diturunkan. Telah dinyatakan bahwa Abu lahab dan istrinya
termasuk seorang yang celaka. Maka memang sampai akhir hayatnya, mereka
tidak pernah beriman kepada Allah dan Rasulullah, meskipun Rasul selalu
mengajak mereka untuk beriman.
Saat surat Al Lahab diturunkan, Ummu jamil marah - marah karena merasa
terhina. Ia mendatangi Abu Bakar dan menanyakan di manakah Muhammad.
Ummu Jamil marah - marah di depan Abu Bakar sambil membawa batu dan
mengancam akan melakukan berbagai hal buruk pada Muhammad.
Ummu jamil menanyakan di manakah Muhammad, padahal saat itu Nabi sedang
duduk tepat di samping Abu Bakar. Ummu jamil tidak dapat melihat Nabi
karena penglihatannya ditutup oleh Allah sehingga ia hanya melihat Abu
Bakar. Padahal Nabi sedang duduk di samping Abu Bakar.
Abu bakar heran kenapa Ummu Jamil menanyakan dimana Nabi (padahal berada
di sampingnya), maka Abu bakar bertanya apakah Ummu jamil hanya melihat
Abu Bakar dan tidak melihat orang lain di sampingnya? Maka Ummu jamil
bertambah marah karena merasa diolok-olok oleh Abu bakar seraya menjawab
“Apakah engkau bermaksud menghinaku? Aku tidak melihat siapa - siapa
selain kau!” Inilah salah satu mukjizat Nabi. Adalah mudah sekali bagi
Allah melakukan hal ini.
Secara umum, ulama berpendapat bahwa surat Al-Lahab di turunkan Allah
SWT untuk mencela sekaligus memberikan kepastian informasi bahwa Abu
Lahab dan Istrinya kelak pasti akan masuk ke dalam Neraka.
YANG MENARIK adalah surat Al Lahab ini turun disaat Abu Lahab dan
Istrinya MASIH HIDUP. Ketika itu, tentu saja ayat ini sering di baca
berulang-ulang dan di hafal oleh kaum mukmin sementara Abu Lahab di
tengah-tengah mereka dan bisa mendengar ayat ini dibacakan. Ketika surat
Al-Lahab itu turun, seluruh kaum mukmin saat itu sudah benar-benar
meyakini Al-Qur`an sebagai suatu KEBENARAN YANG PASTI, dan ketika itu
Al-Qur`an mengabarkan bahwa Abu Lahab dan istrinya kelak pasti akan
masuk neraka karena senantiasa memerangi dan merendahkan Rasulullah SAW
dan ajaran Islam.
SEANDAINYA SAJA Abu Lahab dan istrinya berpura-pura memeluk Islam dan
menerima ajaran Rasulullah SAW, maka akan timbul keraguan tentang
kebenaran firman Allah pada surat Al-Lahab di kalangan muslim. Sebab,
jika Abu Lahab dan istrinya berpura-pura masuk islam, tentu Surat
Al-Lahab yang turun menjadikan Al-Qur`an tidak benar. Pastilah Islam dan
ajarannya sudah mati sejak saat itu juga. Tetapi Masya Allah, semua itu
tidak terjadi. Abu Lahab dan isterinya tetap dalam kekafiran yang nyata
hingga akhir hayatnya. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa Al-Qur'an
benar-benar sebuah kitab dari Allah yang berisi kebenaran. Dan ini juga
membuktikan bahwa ketika Allah berkehendak atas sesuatu, maka tidak ada
satu makhluk pun yang bisa menghalangi rencana Allah.
SubhanAllah, semakin bertambah keyakinanku akan kebenaran Al-Qur`an yang
benar-benar datang dari SisiMu ya Allah. Semoga Engkau menghimpun kami
bersama hamba-hamba-Nya yang senantiasa membaca, menghafal dan
mengamalkan Al-Qur`an di tengah-tengah kehidupan pribadi, masyarakat dan
bernegara, Aamiiin….