Friday, 25 December 2015

Home Hubungan Badan Suami Istri yang Dihukumi Berzina Hubungan Badan Suami Istri yang Dihukumi Berzina


Pernikahan adalah syariat Allah Ta’ala dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sebagai salah satu jenis ibadah, pernikahan harus dilakukan sesuai dengan syariat yang berlaku. Jika menyelisihi, pernikahan yang dihukumi sah menurut negara sekalipun bisa tidak sah secara agama, sehingga pelakunya dihukumi berzina.
Di antara yang masuk kategori pernikahan tidak sah menurut agama adalah pernikahan beda agama. Laki-laki non muslim menikahi wanita muslimah. Pernikahan ini terlarang berdasarkan surat al-Baqarah [2] ayat 221.
Seorang muslimah haram dinikahi oleh laki-laki non muslim, sebab istri harus taat kepada suami sebagai pemimpinnya. Larangan ini semakin kuat dengan banyaknya ayat yang melarang seorang muslim untuk menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpinnya.
Target akhir dari pernikahan ini, adalah proyek besar kaum-kaum kafir yang ingin melemahkan Islam dari dalam. Mereka menikahi wanita-wanita muslimah, lalu mengajak sang istri masuk ke dalam agama mereka.
Jika ini terjadi, anak-anak yang lahir pun akan dimurtadkan. Diajak masuk ke dalam agama mereka, cepat atau lambat.
Jika pun tidak dimurtadkan, wanita-wanita muslimah akan dilemahkan gerak dakwah dan pengaruh keislamannya di dalam keluarga dan masyarakatnya. Alhasil, kekuatan kaum Muslimin menjadi terbonsai. Terkurung. Tidak bisa menghasilkan gerakan dakwah yang menyejarah.
“Wanita Muslim yang melanggar ketentuan ini,” tulis Drs Muhammad Thalib menerangkan pernikahan beda agama, “berarti telah melakukan pernikahan yang tidak sah, walaupun menurut hukum negara pernikahannya sah.”
“Hubungan seksual yang dilakukan,” lanjut Drs Muhammad Thalib dalam Menuju Pernikahan Islami, “dinilai sebagai perbuatan zina.” Sebab hubungan badannya dihukumi zina, maka anak-anak yang terlahir pun menjadi anak zina. “Oleh karena itu, anak yang dilahirkan dari pernikahan ini merupakan anak zina.”
Selain itu, wanita-wanita muslimah yang mau dinikahi oleh laki-laki non muslim juga akan mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat. Di dunia, akidahnya akan semakin larut, kecintaan kepada agama menjadi pudar seiring berjalannya waktu.
Di akhirat, jika mati sebelum bertaubat, mereka akan mengalami siksa yang pedih, dikumpulkan bersama penghuni neraka lain. Kekal. Menikmati kepungan azab yang tiada terperi.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta/IKB]

Kisah Abu Lahab dan Istrinya yang Ditakdirkan Masuk Neraka


Siapa yang tidak kenal dengan Abu Lahab? Setiap muslim, tentu akrab dengan nama ini. Dia terkenal bukan karena kebaikannya, melainkan karena kebenciannya yang sangat mendalam kepada Junjungan kita Rasulullah SAW dan ajaran yang dibawanya, Islam. Bahkan, secara spesial, Abu Lahab dan Istrinya tercantum di dalam Al-Qur`an sejak permulaan islam disebarkan di tanah suci Mekkah. Allah SWT mengabadikan di dalam Surat Al-Lahab.

Al-Bukhori meriwayatkan dari Ibnu Abbas, suatu ketika Rasulullah SAW pergi ke lembah Al-Batha dan menaiki bukitnya, kemudian berteriak:
يَا صَبَاحَاه
(Wahai manusia, datanglah kemari).

maka orang-orang Quraish pun berkumpul di sekitar Beliau.

Kemudian Beliau berkata:

أَرَأَيْتُمْ إِنْ حَدَّثْتُكُمْ أَنَّ الْعَدُوَّ مُصَبِّحُكُمْ، أَوْ مُمَسِّيكُمْ أَكُنْتُمْ تُصَدِّقُونِّي 
(jika aku katakan kepada kalian semua, bahwa ada musuh yang akan menyerang kalian di waktu pagi dan petang, apakah kalian mempercayaiku?)

“Ya” sahut mereka yang berkumpul.

Kemudian Rasulullah SAW melanjutkan:

فَإِنِّي نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيد 
(Maka sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang dikirim kepada kalian semua sebelum datangnya azab yang sangat pedih)

Salah seorang dari mereka, yaitu Abu Lahab kemudian berkata: Celakalah engkau Muhammad, Apakah hanya untuk ini engkau mengumpulkan kami semua disini?.

Kemudian Allah SWT menurunkan Surat Al Lahab:

تَبَّتْ يَدَآ أَبِى لَهَبٍ وَتَبَّ – مَآ أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ – سَيَصْلَى نَاراً ذَاتَ لَهَبٍ – وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ – فِى جِيدِهَا >حَبْلٌ مِّن مَّسَدٍ
(Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan dia benar-benar binasa. Tidaklah berguna baginya hartanya dan keturunannya. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang menyala (neraka). Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar. Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal)

Abu Lahab adalah salah seorang paman Rasulullah SAW. Nama sebenarnya adalah `Abdul `Uzza bin `Abdul Muttalib. Nama panggilannya adalah Abu `Utaybah. Dia dipanggil Abu Lahab karena wajahnya yang terang dan menyala-nyala.

Ibnu Mas`ud berkata suatu ketika Rasulullah SAW mengajak orang-orang Quraish kepada keimanan, lalu Abu Lahab berkata: “Seandainya apa yang dikatakan keponakanku itu benar, maka aku akan melindungi diriku dari pedihnya azab pada hari kiamat nanti dengan hartaku dan anak-anakku”.

Padahal di dalam surat Al Lahab Allah SWT sudah menyebutkan yang artinya: “Tidaklah berguna hartanya dan keturunannya.”

Abu lahab meninggal karena penyakit. Ia tidak ikut memerangi Nabi saat perang Badar karena sakitnya itu. Sepulangnya orang-orang kafir dari perang Badar dengan membawa kekalahan, sakitnya bertambah parah. Dan ia akhirnya meninggal dengan keadaan sakit yang mengerikan. Diriwayatkan bahwa orang-orang kafir, bahkan teman-teman dan keluarganya enggan mengurus jenazahnya karena keadaan sakitnya yang menjijikkan dan timbul bau busuk dari penyakitnya. Inilah akhir hidup seorang musuh Allah.

Selama tiga hari sejak kematiannya, jasad Abu Lahab dibiarkan tergeletak tanpa ada yang bersedia menguburkan. Para warga tidak berani mendekati jasadnya. Akhirnya karena bau busuk yang kian menjadi, maka digali juga sebuah lubang kubur bagi Abu Lahab. Bangkai Abu Lahab didorong-dorong dengan sebilah kayu sampai masuk lubang.

Tidak hanya itu, prosesi penguburan pun berlangsung secara mengenaskan. Dari jauh warga melempari kuburan Abu Lahab dengan batu hingga mereka yakin betul jasadnya telah tertutup rapat. Ya sebuah tragedi kematian yang lebih hina dari kematian seekor ayam sekalipun.

Sedangkan Istrinya Abu Lahab, yaitu Ummu Jamil yang artinya wanita yang cantik. Tapi julukan ini tidak sesuai dengan perilakunya. Ia setali tiga uang dengan suaminya dalam hal memusuhi Nabi. Ia lebih tepat dinamai wanita yang jelek karena perilakunya yang sangat jelek.

Seringkali pada malam hari Ia memanggul kayu yang berduri untuk diletakkan di jalan-jalan yang biasa dilalui Nabi. Sehingga bila Nabi lewat pada malam hari / subuh, Nabi akan menginjak kayu yang berduri itu sehingga Nabi terluka. Ummu jamil senang kalau Nabi terluka karena menginjak kayu berduri.

Ummu jamil juga suka mengadu domba dan memfitnah supaya orang-orang Makkah membenci Nabi. Karena hal ini, ia dijuluki pembawa kayu bakar. Karena ia suka “membakar” emosi, mengadu domba, dan menimbulkan kebencian orang-orang Makkah pada Islam.

Saat membawa kayu, ia mengikatnya dan melilitkan sebagian talinya pada lehernya. Inilah kebiasaan yang dilakukannya saat membawa kayu berduri untuk mencelakai Nabi. Perilaku buruk inilah yang akhirnya membawanya menemui ajalnya. Ummu jamil meninggal karena tercekik tali yang digunakannya untuk membawa kayu. Kelak di akhirat, ia akan disiksa juga dengan tali. Dinyatakan oleh Allah bahwa di neraka, leher Ummu jamil diikat dengan tali dari api neraka jahannam.

Hal - hal di atas diterangkan oleh Allah dalam surat Al lahab. Salah satu surat pendek dalam Al Quran. Surat ini menunjukkan mukjizat Al Quran, karena dengan tepat memprediksi hal-hal yang belum terjadi saat surat ini diturunkan. Telah dinyatakan bahwa Abu lahab dan istrinya termasuk seorang yang celaka. Maka memang sampai akhir hayatnya, mereka tidak pernah beriman kepada Allah dan Rasulullah, meskipun Rasul selalu mengajak mereka untuk beriman.

Saat surat Al Lahab diturunkan, Ummu jamil marah - marah karena merasa terhina. Ia mendatangi Abu Bakar dan menanyakan di manakah Muhammad. Ummu Jamil marah - marah di depan Abu Bakar sambil membawa batu dan mengancam akan melakukan berbagai hal buruk pada Muhammad.

Ummu jamil menanyakan di manakah Muhammad, padahal saat itu Nabi sedang duduk tepat di samping Abu Bakar. Ummu jamil tidak dapat melihat Nabi karena penglihatannya ditutup oleh Allah sehingga ia hanya melihat Abu Bakar. Padahal Nabi sedang duduk di samping Abu Bakar.

Abu bakar heran kenapa Ummu Jamil menanyakan dimana Nabi (padahal berada di sampingnya), maka Abu bakar bertanya apakah Ummu jamil hanya melihat Abu Bakar dan tidak melihat orang lain di sampingnya? Maka Ummu jamil bertambah marah karena merasa diolok-olok oleh Abu bakar seraya menjawab “Apakah engkau bermaksud menghinaku? Aku tidak melihat siapa - siapa selain kau!” Inilah salah satu mukjizat Nabi. Adalah mudah sekali bagi Allah melakukan hal ini.

Secara umum, ulama berpendapat bahwa surat Al-Lahab di turunkan Allah SWT untuk mencela sekaligus memberikan kepastian informasi bahwa Abu Lahab dan Istrinya kelak pasti akan masuk ke dalam Neraka.

YANG MENARIK adalah surat Al Lahab ini turun disaat Abu Lahab dan Istrinya MASIH HIDUP. Ketika itu, tentu saja ayat ini sering di baca berulang-ulang dan di hafal oleh kaum mukmin sementara Abu Lahab di tengah-tengah mereka dan bisa mendengar ayat ini dibacakan. Ketika surat Al-Lahab itu turun, seluruh kaum mukmin saat itu sudah benar-benar meyakini Al-Qur`an sebagai suatu KEBENARAN YANG PASTI, dan ketika itu Al-Qur`an mengabarkan bahwa Abu Lahab dan istrinya kelak pasti akan masuk neraka karena senantiasa memerangi dan merendahkan Rasulullah SAW dan ajaran Islam.

SEANDAINYA SAJA Abu Lahab dan istrinya berpura-pura memeluk Islam dan menerima ajaran Rasulullah SAW, maka akan timbul keraguan tentang kebenaran firman Allah pada surat Al-Lahab di kalangan muslim. Sebab, jika Abu Lahab dan istrinya berpura-pura masuk islam, tentu Surat Al-Lahab yang turun menjadikan Al-Qur`an tidak benar. Pastilah Islam dan ajarannya sudah mati sejak saat itu juga. Tetapi Masya Allah, semua itu tidak terjadi. Abu Lahab dan isterinya tetap dalam kekafiran yang nyata hingga akhir hayatnya. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa Al-Qur'an benar-benar sebuah kitab dari Allah yang berisi kebenaran. Dan ini juga membuktikan bahwa ketika Allah berkehendak atas sesuatu, maka tidak ada satu makhluk pun yang bisa menghalangi rencana Allah.

SubhanAllah, semakin bertambah keyakinanku akan kebenaran Al-Qur`an yang benar-benar datang dari SisiMu ya Allah. Semoga Engkau menghimpun kami bersama hamba-hamba-Nya yang senantiasa membaca, menghafal dan mengamalkan Al-Qur`an di tengah-tengah kehidupan pribadi, masyarakat dan bernegara, Aamiiin….

BEGINI KIRANYA RUMAH ITU

'Umar menangis menyaksikan tubuh yang berbaring miring itu. Lelaki tinggi besar itu tertunduk miris menyaksikan punggung Sang Kekasih Allah tergurat bilur bekas tertekan pelepah kurma yang jadi alas peraduannya.
Sosok agung itu terjaga, tersenyum, dan berkata, "Mengapa engkau menangis ya Ukhayya?"
"Aku teringat Kisra Persia dan Kaisar Romawi", sahut 'Umar sambil menyeka airmatanya, "Mereka duduk bertelekan di atas bantal-bantal lembutnya pada singgasana bermahligai, sementara pelayan hilir bergilir tak henti melayani keperluannya."
"Sedang engkau Ya Rasulallah, sedang engkau..", 'Umar tercekat nyaris tak dapat melanjutkan ucapannya, "Engkau di sisi Allah jauh lebih mulia daripada mereka semua."
Sang Nabi tersenyum kemudian bersabda, "Tidakkah engkau rela wahai 'Umar, mereka mendapatkan dunia sedangkan akhirat menjadi bagian kita?"
Maka sekira 10 tahun kemudian, 'Umar murka ketika para sahabat dipelopori 'Abdurrahman ibn 'Auf berupaya untuk menambah fasilitas bagi Sang Amirul Mukminin. Ibunda kita Hafshah yang ditugasi untuk menyampaikan hal itu, kena semprot Sang Khalifah.
"Hai Hafshah", hardiknya, "Sungguh engkau lebih tahu seperti apa keadaan Rasulullah padahal dia lebih mulia daripada bapakmu. Dan Khalifahnya, Abu Bakr, hidup dalam keadaan yang serupa benar dengan teladannya. Adapun kalian, celaka kalian, kalian berusaha memisahkan aku dari dua orang sahabat yang amat kucinta.. Demi Allah, aku takkan mengubah cara hidupku sampai berjumpa Allah dan kedua kekasihku!"
Maafkan kami ummatmu Ya Rasulallah; yang selalu mengokohkan pondasi bagi dunia di dalam hati, dan membangunnya tinggi-tinggu dengan angan-angan tiada henti..

Maskapai Malaysia sesuai prinsip-prinsip syariah pertama, Rayani Air

Maskapai Malaysia sesuai prinsip-prinsip syariah pertama, Rayani Air, terbang pertama kalinya pada Minggu kemarin (21/12/2015), rute Kuala Lumpur-Kepulauan Langkawi (domestik).
Disebut sesuai prinsip-prinsip syariah Islam karena maskapai ini tidak menyediakan makanan non-halal, dan seluruh perempuan muslim yang menjadi kru pesawat mesti memakai hijab, sementara yang non-muslim mesti berpakaian sopan.
Direktur maskapai ini, Jaafar Zamhari, dalam wawancara sebagaimana diberitakan The National Emirate (21/12/2015), menyatakan bahwa Rayani Air merupakan maskapai Malaysia pertama yang dikelola berdasarkan kepatuhan pada prinsip-prinsip syariah (shariah-compliant).
Sebelumnya sudah terdapat beberapa maskapai negara lain dengan menggunakan standard kepatuhan syariah, dan bahkan maskapai Firnas Airways yang berbasis di Inggris juga merencanakan hal serupa untuk tahun mendatang, sebagaimana dikutip dari media Bloomberg.
Berdasarkan konsep halal, daging babi dan turunan produknya, alkohol, dan binatang yang tidak disembelih sesuai prosedur Islam dinyatakan haram.
Standard halal juga diberlakukan pada produk kosmetik setelah diuji kandungannya, dan proses pembuatannya. (rem/dakwatuna/IKB)

Di Antara Hal Penting yang Harus Ditanyakan kepada Calon Pasangan


Sebelum Anda memutuskan untuk melamar seorang wanita untuk dijadikan pendamping hidup, atau sebelum Anda memutuskan untuk menerima lamaran seorang laki-laki sebagai pendamping hidup, ada pertanyaan-pertanyaan penting yang harus dicari jawabannya.
Akan tetapi, hal ini bukan merupakan legalitas bagi Anda untuk berkhalwat dan bebas berinteraksi dengan lawan jenis. Sebab, pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya boleh Anda sampaikan kepada wali, pihak keluarga, atau sahabat dari sosok yang Anda niatkan untuk dijadikan suami atau istri.
Di antara pertanyaan tersebuat ialah sikap calon suami atau istri Anda terhadap orang tuanya. Bagaimana perlakuannya kepada orang tua? Apakah ia termasuk orang yang berbakti atau durhaka kepada orang tua?
Jika Anda mendapati informasi valid bahwa calon pendamping hidup itu kurang bisa bersikap baik kepada kedua orang tuanya, sebaiknya Anda menunda niat untuk malamar. Berpikirlah baik-baik, dan bayangkan kedua orang tua serta diri Anda sendiri.
Logika sederhananya, jika terhadap orang tua yang wajib dihormati saja dia berlaku durhaka, apa atau siapa yang menjamin bahwa dia akan berlaku baik terhadap Anda sebagai pasangan hidup yang notabene termasuk orang baru dalam kehidupannya?
Bukankah orang tua sudah mengurusi sejak kecil dan terdapat hak yang paling besar setelah hak kepada Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepadanya? Jika kepada orang tua saja sering berkata kasar, pedas, dan menyayat hati, siapa yang akan menjamin bahwa dia akan bermanis-manis kalam di hadapan Anda sebagai pendamping hidup?
Sebaliknya, jika dia termasuk orang yang baik perilakunya kepada kedua orang tua, jangan ragu untuk layangkan lamaran atau menerima pinangannya. Yakinlah, orang-orang yang paling baik kepada pasangan hidupnya adalah mereka yang baik perbuatannya kepada orang tuanya.
Jika pun ada orang yang berlaku buruk terhadap pasangan hidup, tapi terkenal baik kepada kedua orang tuanya, hal itu hanya sebuah penyimpangan lantaran tidak menyeluruhnya pemahaman tentang Islam yang mulia ini.
Yang terpenting, jangan sampai Anda berlaku konyol dengan tidak melibatkan peran atau persetujuan orang tua. Apalagi jika keduanya masih hidup. Sebab, restu dan persetujuan keduanya merupakan salah satu tiket yang harus dikantongi agar pernikahan Anda menggapai bahagia dan berkah.
Jangan pula Anda mengesampingkan kedua orang tua hanya demi calon pasangan hidup. Selain belum terbukti cintanya karena belum diuji dalam masalah pernikahan, orang tua tetap tak tergantikan. Apalagi orang tua Anda telah mewakafkan hidup, darah, keringat, dan air matanya demi kehidupan Anda.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]

Umat Muslim Lebih Mencintai Ajaran Yesus Daripada Umat Kristen




Diterjemahkan dari artikel yang ditulis oleh Dr. Laurence Brown dari leveltruth.com
Ketika saya masih kecil, pada tahun 1960-1970-an dan tinggal hanya beberapa blok jauhnya dari distrik Haight-Ashbury di San Francisco, saya dikelilingi oleh gerakan hippie. (Lebih lanjut tentang gerakan hippie bisa dibaca disini: Sejarah Hippies). Pada saat itu adalah zamannya kebebasan seksual, revolusi budaya, dan kecerobohan sosial.
Saya tidak pernah terjebak dalam gerakan hippie, tapi karena kehidupan semasa kecil saya dikelilingi oleh gerakan itu, oleh karenanya saya mengetahui perkembangannya. Satu hal yang saya ingat dengan jelas adalah banyak dari kaum hippie yang dijuluki sebagai "Pengikut fanatik Yesus." Seiring saya mengingat-ingat kembali kenangan masa kecil saya, hampir empat dekade kemudian, eufemisme ini tampak aneh. Kaum hippie dianggap "Pengikut fanatik Yesus" karena mereka berpakaian layaknya Yesus, membiarkan rambut mereka gondrong seperti Yesus, meninggalkan cinta materialisme / cinta duniawi seperti yang Yesus lakukan, dan mengabdi kepada Tuhan, menyebarkan perdamaian dan cinta kasih.

Sekarang, banyak dari kaum hippie yang jatuh ke dalam penggunaan obat terlarang dan kehidupan seksual. Sebuah praktik yang jauh dari sifat-sifat dan keteladanan Yesus. Namun, bukan hal ini yang membuat kaum hippies disebut sebagai “pengikut fanatik Yesus.” Sebaliknya, mereka disebut “pengikut fanatik Yesus” karena rambut mereka yang gondrong, pakaian yang longgar, jauh dari cinta keduniawian, persatuan di antara sesama mereka dan pasivisme, semua ini adalah hasil dari upaya mereka untuk berperilaku seperti Yesus. The House of Love and Prayer (Rumah Ibadah Cinta dan Do’a) yang terletak di dekat rumah saya, adalah tempat berkumpulnya para kaum hippie yang berjiwa baik ini, dan nama dari rumah ibadah mereka adalah cerminan dari fokus mereka dalam kehidupan.
Melihat kembali ke belakang, apa yang terasa aneh bagi saya sekarang bukanlah kaum hippie yang ingin mempraktekkan ajaran-ajaran Yesus, tetapi fakta bahwa orang-orang mengkritik mereka karena hal itu. Apa yang tampak lebih aneh adalah sebagian orang Kristen, di era modern sekarang, juga mengkritik hal tersebut. Dan sesungguhnya, apa yang tampak paling aneh, sebelum saya masuk Islam, adalah bahwa umat Islam tampaknya lebih mempraktekkan ajaran Yesus daripada orang-orang Kristen.
Sekarang, pernyataan saya di atas membutuhkan penjelasan, jadi inilah penjelasan saya: Pertama-tama, baik Kekristenan dan Islam menganggap Yesus sebagai nabi dari agama mereka. Namun, ajaran Yesus telah hilang dari keyakinan dan praktik kebanyakan penganut Kristen. Sebaliknya, ajaran-ajaran Yesus dihormati dan dipraktekkan dalam Islam.
Mari kita lihat beberapa contoh.
Penampilan


  • Yesus berjenggot, sebagaimana umat Muslim juga dianjurkan untuk berjenggot dalam Islam. Sementara itu, hanya sedikit penganut Kristen yang berjenggot. 
  • Yesus berpakaian sederhana. Jika kita menutup mata dan membayangkan rupa Yesus, kita melihat jubah yang panjang, dari pergelangan tangan sampai pergelangan kaki, kira-kira seperti jubah Arab yang longgar dan pakaian shalwar kamiz Indio-Pakistan, dimana banyak umat Muslim di daerah tersebut. Namun sayangnya pakaian yang terbuka atau menggoda begitu menjamur dalam budaya Kristen modern. 
  • Ibunda Yesus menutupi rambutnya, dan hal ini dipraktekkan oleh wanita Kristen dari kawasan Palestina dan sekitarnya hingga pertengahan abad kedua puluh. Dan lagi-lagi, ini adalah praktek yang dilakukan umat Islam serta Yahudi Ortodoks (dimana Yesus juga merupakan orang Yahudi), tetapi tidak dipraktekkan di antara orang-orang Kristen modern.
Tata krama

 

  • Yesus berfokus pada keselamatan dan menghindari gemerlap dunia. Berapa banyak orang Kristen yang melakukan ini selain hari Minggu? Bandingkan dengan umat Muslim yang beribadah setiap harinya dengan shalat limat waktu. 
  • Yesus berbicara dengan kerendahan hati dan kebaikan. Dia tidak "pamer." Ketika kita membayangkan Yesus yang sedang berkhotbah di hadapan banyak orang, kita tidak melihat adanya sandiwara. Dia adalah seorang pria sederhana yang terkenal akan kejujuran dan kebenaran. Sekarang, ada berapa banyak misionaris dan pendeta Kristen yang mengikuti contoh ini? 
  • Yesus mengajarkan murid-muridnya untuk mengucapkan salam "Damai" (Lukas 10: 5), dan kemudian memberikan contoh dengan mengucapkan "Damai sejahtera bagi kamu" (Lukas 24:36, Yohanes 20:19, Yohanes 20:21, Yohanes 20: 26). Lalu, siapakah yang terus mempraktekkan ajaran ini sampai sekarang, Kristen atau Muslim? "Damai sejahtera bagi kamu" adalah arti dari sapaan umat Muslim, “Assalammu’alaikum.” Yang menarik, kita juga menemukan ucapan ini dalam Yudaisme (Kejadian 43:23, Bilangan 6:26, Hakim 6:23, I Samuel 1: 17 dan I Samuel 25: 6).
Praktek agama

  • Yesus disunat (Lukas 2:21). Paulus mengajarkan sunat itu tidak perlu (Roma 4:11 dan Galatia 5: 2). Sedangkan umat Muslim juga disunat. 
  • Yesus tidak makan daging babi, sesuai dengan hukum Perjanjian Lama (Imamat 11: 7 dan Ulangan 14: 8). Muslim secara keseluruhan juga tidak makan babi. Bagaimana dengan umat Kristen? Hmm... saya rasa Anda sudah tahu jawabannya. 
  • Yesus tidak memberi atau mengambil riba (bunga), sesuai dengan larangan dalam Perjanjian Lama (Keluaran 22:25). Riba (bunga) dilarang dalam Perjanjian Lama dan Al-Qur'an, sebagaimana juga dilarang dalam agama Yesus. Perekonomian sebagian besar negara Kristen, bagaimanapun, terstruktur berdasarkan riba. 
  • Yesus tidak berzina, dan tidak melakukan hubungan di luar nikah dengan wanita. Sekarang, masalah ini meluas ke kontak fisik dengan lawan jenis. Kecuali melakukan ritual keagamaan dan membantu mereka yang membutuhkan, Yesus tidak pernah menyentuh seorang wanita selain ibunya. Penganut Yahudi Ortodoks yang taat terus mempraktekkan ajaran ini sampai sekarang sesuai dengan ajaran Perjanjian Lama. Demikian juga, Muslim yang taat tidak mau bersentuhan antara lawan jenis. Bisakah penganut Kristen yang terbiasa melakukan "peluklah sesamamu" dan "ciumlah pengantinmu" mengklaim hal yang sama? 
Praktek Ibadah

  • Yesus mensucikan dan membersihkan dirinya sebelum berdoa, seperti praktek para nabi yang mendahuluinya (lihat Keluaran 40: 31-32 tentang Musa dan Harun), dan inilah yang dilakukan umat Muslim. 
  • Yesus berdoa dengan sujud (Matius 26:39), seperti para nabi lainnya (lihat Nehemia 8: 6 tentang Ezra dan orang-orang, Yosua 5:14 tentang Yosua, Kejadian 17: 3 dan 24:52 tentang Abraham, Keluaran 34: 8 dan Bilangan 20: 6 tentang Musa dan Harun). Siapakah yang berdoa seperti itu, Kristen atau Muslim? 
  • Yesus berpuasa selama lebih dari sebulan pada suatu waktu (Matius 4: 2 dan Lukas 4: 2), seperti yang dilakukan orang-orang saleh sebelumnya (Keluaran 34:28, I Raja-Raja 19: 8), dan seperti ini pulalah yang dilakukan Muslim setiap tahunnya pada bulan Ramadhan. 
  • Yesus melakukan perjalanan jauh untuk tujuan ibadah, sebagaimana semua orang Yahudi Ortodoks juga melakukannya. Umat Muslim melakukan perjalanan ibadah ke Mekkah, dan hal ini juga disinggung di dalam Bibel. (Untuk referensi lebih lengkap, bisa merujuk pada The First and Final Commandment oleh Dr. Laurence Brown).
Masalah Keimanan

  • Yesus mengajarkan keesaan Tuhan (Markus 12: 29-30, Matius 22:37 dan Lukas 10:27), sebagaimana juga disampaikan dalam perintah utama (Keluaran 20: 3). Dia tidak pernah mengajarkan trinitas. 
  • Yesus menyatakan dirinya sebagai seorang pria dan seorang nabi Allah (lebih lengkapnya, bacalah: Mempertanyakan Ketuhanan Yesus), dan tidak pernah dia mengaku ilahi. Agama manakah yang lebih sesuai dengan hal ini? Apakah formula trinitas yang diajarkan Kristen atau ajaran tauhid (menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan tidak menyekutukan-Nya) dalam Islam?
Singkatnya, Muslim tampaknya menjadi "Pengikut Yesus yang fanatik" dari era modern, jika yang dimaksud dengan istilah tersebut adalah mereka yang hidup berdasarkan hukum-hukum Tuhan dan teladan Yesus.
Kita bertanya-tanya apa yang menyebabkan jurang perbedaan yang sangat besar antara para pengikut Yesus di zamannya dan penganut Kristen modern di zaman sekarang. Pada saat yang sama, kita harus menghormati fakta bahwa umat Muslim lebih memuliakan dan mempraktekkan ajaran Yesus daripada penganut Kristen. Selanjutnya, kita harus ingat bahwa Perjanjian Lama menubuatkan tiga nabi yang harus diikuti. Yohanes Pembaptis dan Yesus Kristus adalah yang pertama dan kedua, dan Yesus Kristus sendiri telah menubuatkan nabi ketiga dan terakhir yang akan datang. Oleh karena itu, baik Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menubuatkan tentang seorang nabi terakhir, dan kitalah yang salah jika kita tidak mempertimbangkan bahwa nabi terakhir itu adalah Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, dan wahyu terakhirnya adalah Islam. (lampu islam /IKB)

I Love Jesus, Because I'm Muslim


Komunitas Muslim di AS menggelar sebuah acara menarik bertajuk "I Love Jesus, Because I’m Muslim".

Inilah dakwah Islam di Amerika yang digalakan oleh Kelompok Muslim Amerika ternama, Islamic Circle of North America (ICNA). Mereka berusaha mengenalkan siapa itu Jesus sebenarnya, dan juga membagikan Al-Quran terjemahan bahasa Inggris.

Foto di atas adalah foto kegiatan ICNA di Abbot Kinney Festival 2015 di Los Angeles yang dirilis oleh fanpage ICNA pada 28 September 2015 lalu.

Dalam tulisannya yang berjudul (terjemahan) "Umat Muslim Lebih Mencintai Ajaran Yesus Daripada Umat Kristen", Dr. Laurence Brown, seorang mualaf menyampaikan bukti-bukti bahwa Umat Islam lah yang mengamalkan ajaran Yesus.

Diantaranya:

- Yesus disunat (Lukas 2:21). Sedangkan umat Muslim juga disunat.

- Yesus tidak makan daging babi, sesuai dengan hukum Perjanjian Lama (Imamat 11: 7 dan Ulangan 14: 8). Muslim secara keseluruhan juga tidak makan babi. Bagaimana dengan umat Kristen?

- Yesus tidak memberi atau mengambil riba (bunga), sesuai dengan larangan dalam Perjanjian Lama (Keluaran 22:25). Riba (bunga) juga dilarang dalam Al-Qur'an, sebagaimana juga dilarang dalam agama Yesus. Perekonomian sebagian besar negara Kristen, bagaimanapun, terstruktur berdasarkan riba.

- Yesus berjenggot, sebagaimana umat Muslim juga dianjurkan untuk berjenggot dalam Islam.

- Ibunda Yesus menutupi rambutnya, dan hal ini dipraktekkan oleh wanita Kristen dari kawasan Palestina dan sekitarnya hingga pertengahan abad kedua puluh. Dan lagi-lagi, ini adalah praktek yang dilakukan umat Islam, tetapi tidak dipraktekkan di antara orang-orang Kristen modern.

- Yesus mengajarkan murid-muridnya untuk mengucapkan salam "Damai" (Lukas 10: 5), dan kemudian memberikan contoh dengan mengucapkan "Damai sejahtera bagi kamu" (Lukas 24:36, Yohanes 20:19, Yohanes 20:21, Yohanes 20: 26). Lalu, siapakah yang terus mempraktekkan ajaran ini sampai sekarang, Kristen atau Muslim? "Damai sejahtera bagi kamu" adalah arti dari sapaan umat Muslim, “Assalammu’alaikum.” Yang menarik, kita juga menemukan ucapan ini dalam Yudaisme (Kejadian 43:23, Bilangan 6:26, Hakim 6:23, I Samuel 1: 17 dan I Samuel 25: 6).(Piyungan onlain /IKB)