Kecelakaan antara satu rangkaian KRL commuter line dan sebuah bus metromini terjadi di pelintasan sebidang yang ada di Jalan Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat, pukul 08.48 WIB, Minggu (6/12/2015). Akibat kecelakaan tersebut, 13 orang tewas dan tujuh orang luka-luka.
Metromini diduga menerobos palang pintu pelintasan rel yang sudah mulai turun. Sopir juga tidak mengindahkan adanya bunyi peringatan bahwa kereta akan segera melintas. Akibatnya, metromini berpelat B 7760 FD itu dihantam kereta api yang melintas cepat. Badan bus terimpit di bagian bawah KRL dan terseret sejauh 200 meter. Hantaman keras ini membuat badan bus rusak parah.
Atas musibah tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan bela sungkawa.
"Kita berduka atas kecelakaan Metromini-Commuterline di Muara Angke. Harus dievaluasi agar tidak terjadi hal yang sama -Jkw," tulis Jokowi di akun twitternya, @jokowi, Minggu (6/12/2015).
Jokowi melanjutkan, "Saya merasakan kesedihan yang mendalam dari keluarga para korban kecelakaan Muara Angke, semoga diberi ketabahan."
Namun ternyata ada sedikit kesalahan dalam twit yang disampaikan @jokowi yang menyebut 'Muara Angke' padahal lokasi kejadian adalah di Tubagus Angke. Muara Angke itu di Jakarta Utara, sedang Tubagus Angke itu Jakarta Barat.
Beberapa netizen mengingatkan kesalahan tulis di twitter Jokowi tersebut. Dan beberapa jam kemudian Presiden Jokowi meralatnya.
"Saya sudah perintahkan Menhub untuk evaluasi menyeluruh atas kecelakaan commuterline di Tubagus Angke (bukan Muara Angke, ralat) -Jkw," tulis akun @jokowi.
Kesalahan penulisan/penyebutan yang dilakukan Presiden Jokowi melalui akun @jokowi bukan sekali ini saja terjadi.
Sebelumnya, pada 30 Juni 2015 saat terjadi musibah kecelakaan pesawat Hercules tipe C-130 TNI AU yang jatuh di Medan, Sumatra Utara, Jokowi salah menyebut 'alutista' padahal yang benar 'alutsista' (ALUTSISTA adalah singkatan dari kata Alat Utama Sistem Pertahanan). Namun saat itu tidak ada ralat yang disampaikan Presiden Jokowi.
Alhamdulillah, Presiden Jokowi sekarang sudah mulai mau mengakui kesalahan dan menerima masukan dari netizen serta meralatnya. Beberapa hari sebelumnya, atas kritikan pedas dari netizen, Presiden Jokowi juga akhirnya membatalkan pembelian helikopter mewah produksi luar negeri.
Disinilah pentingnya untuk saling mengingatkan. Mengingatkan itu bukan ekspresi dari kebencian, tapi justru perwujudan dari rasa sayang.
#AyoLebihBaik
Sunday, 6 December 2015
Thursday, 3 December 2015
Begini Teknik Bos Freeport Rekam Pembicaraan Setnov
PRESIDEN Direktur PT. Freeport Indonesia Maroef Sjamsoedin mengaku telah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan Setya Novanto dan Rizal Chalid. Dirinya mengungkapkan pertemuan pertama kali terjadi di kantor Ketua DPR RI, Setya Novanto (Setnov).
Maroef mengaku, ketika dirinya menjadi Kepala BIN sudah beberapa kali diminta untuk menemui Setnov. Permintaan datang dari salah satu komisaris PT. Freeport Indonesia.
“Saat menjadi Presdir Freeport, saya berpikir lebih sopan kalau saya yang minta pertemuan dengan courtessy visit. Tidak hanya pada ketua DPR, juga pada ketua DPD dan MPR. Akhirnya terjadilah pertemuan itu di gedung dan di kantor masing masing pimpinan, itu bulan April 2015,” ujarnya.
Di akhir pertemuan dengan Pimpinan DPR, lanjutnya, Setya Novanto menghampirinya dan meminta bertemu kembali.
Pertemuan kedua terjadi tanggal 13 Mei di Hotel Ritz Calton lantai 21. Dalam pertemuan itu dirinya diperkenalkan Setya kepada Riza Chalid.
“Pertemuan berlangsung sekitar 1 jam. Tapi dalam 1 jam itu sudah ada materi bahasan bisnis di Freeport. Saat itu menyingung sekilas bahwa tentunya ini bisa berjalan kalau Freeport ini bisa berlanjut,” jelasnya.
Sesudah pertemuan Maroef merasa ada kejanggalan. Sebab dinilai perpanjangan kontrak Freeport harus melibatkan kelengkapan DPR, semisal Komisi VII.
Seminggu kemudian Riza Chalid menghubunginya meminta bertemu kembali. Di Pasific Place SCBD, 8 Juni dirinya bersama Setya Novanto dan Riza mengadakan pembicaraan.
“Saya bawa ponsel saya dan saya rekam. Ini inisiatif saya. Waktu saya masuk, ponsel saya taruh diatas meja dan dalam posisi terrekam,” ungkapnya.
Dirinya mengaku tidak tahu arah pembicaraan saat itu. Maroef menjelaskan ia duduk di tengah, sebelah kiri duduk Setya Novanto dan Riza Chalid di sebelah kanan.
Maroef mengatakan ponselnya pada posisi rekaman hidup dan tidak berhenti sedikitpun sampai selesai pembicaraan.
“Perbincangan bercerita banyak hal, menjelang pertengahan sampai terakhir saya lebih banyak diam dan jadi pendengar saja. Saya liat pantas pembicaraan ini dilakukan di sini,” pungkasnya.
Niatnya Membongkar #PapaMintaSaham Yang Terbongkar Malah #PapaMenangCurang
Pada awalnya mereka menggebu-gebu dan setiap hari lewat 'media milik mereka' dan pasukan sosial media menekan dan mendesak MKD (Mahkamah Kehormatan Dewan) untuk mensidangkan kasus SN. Lewat hestek #papahmintasaham, SN sudah jadi terdakwa dan tervonis: bersalah!
Merekapun mendesak dan ngotot sidang MKD dilakukan secara terbuka, demi transparansi (dan ingin menelanjangi tervonis) di depan publik. Mereka minta rekaman diputar.
Dan, ketika kemudian bukti rekaman secara menyeluruh dibuka MKD (bukan rekaman yang sepotong-potong yang selama ini beredar), ehhhh, muncullah "fakta" baru yang lebih dahsyat dari sekedar "papa minta saham", yaitu: kecurangan pilpres...
Menteri Sudirman mungkin tak peduli dengan situasi ini, bukan urusan dia soal 'kecurangan pilpres'. Tapi, di atasnya beliau ini ada beliau lainnya yang bisa jadi blingsatan...
Niatnya membongkar #PapaMintaSaham... yang terbongkar malah #PapaMenangCurang...
Niatanya 'membongkar' malah 'terbongkar'.
Terimakasih pada masyarakat yang meminta #sidangterbukaMKD.
Dan akhirnya waktu membuktikan kejujuran dan kebenaran Novela Nawipa, saksi dari Papua saat Sidang Sengketa Pilpres MK yang dulu dibully dan jadi bahan tertawaan.
Time will tell... Becik ketitik, ala ketara.
Wednesday, 25 November 2015
Pengakuan Pengusaha Israel Berbisnis di Indonesia
"Ketika aku berada di sana dan bertemu dengan pengusaha swasta, semuanya terlihat normal,"
Dream - Kabar mengejutkan transaksi perdagangan diam-diam Israel dan dua negara muslim Asia Tenggara, Indonesia dan Malaysia, mencuat di media. Padahal kedua negara tersebut secara tegas menyatakan dukungannya pada Palestina dan belum memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.Klaim dari Israel tersebut diperkuat dengan pengakuan seorang penguasa Israel yang pernah ke Malaysia, Ron Doron. "Ketika aku berada di sana dan bertemu dengan pengusaha swasta, semuanya terlihat normal," kata Doron seperti dikutip Dream dari laman timesofisrael.com, Jumat, 19 September 2014.
Doron mengklaim para pengusaha, khususnya di Malaysia, selama ini lebih takut pada tekanan dari pemerintah. Negeri Jiran ini memang aktif menyuarakan sentimen anti-Israel tapi paspor pelaku bisnis asal Israel dibiarkan bebas keluar masuk. Padahal di paspor itu jelas tertulis keterangan 'Paspor ini berlaku untuk semua negara kecuali Israel’.
Pembatasan seperti itu tidak menghentikan perdagangan dengan Israel. Bahan kimia, peralatan medis dan obat-obatan adalah beberapa produk yang paling dicari pebisnis negara muslim. Pengusaha atau wakil pemerintah yang mengimpor barang dari Israel akan menghapus label yang bisa mengungkapkan asal pembuatan barang tersebut.
Langkah senyap ini sengaja dilakukan untuk menghindari kegemparan seperti yang terjadi di Kuwait pada bulan Januari lalu. Saat itu beredar gosip bahwa kentang impor dari Israel terlihat dijual di supermarket-supermarket lokal.
Sementara, Emanuel Shahaf, wakil ketua Kamar Dagang Israel-Indonesia mengungkapkan ada dua kecenderungan yang saling bertentangan dalam menjalin bisnis dengan pebisnis Indonesia. Kecenderungan pro adalah bahwa Indonesia membutuhkan produk berteknologi tinggi. Kecenderungan negatif adalah situasi politik di Indonesia tidak membaik (bagi Israel).
"Meski begitu, hal ini tidak selalu menekan perdagangan," kata Shahaf. "Kadang-kadang di Indonesia, yang terlarang justru lebih menarik."
Perkembangan politik terkini memang tidak menjanjikan. Tapi kemungkinan perdagangan dengan negara-negara Islam terus berlanjut, meskipun pembicaraan perdamaian Israel-Palestina yang diprakarsai AS pada April lalu tidak membuahkan hasil. Pun permusuhan baru dengan Hamas pada Agustus lalu tidak akan menyebabkan perdagangan mengalami kemerosotan. Perdagangan bahkan terus tumbuh setelah perang terakhir di Gaza pada tahun 2012.
Ketegangan politik sering menyebabkan penandatanganan kontrak dan perjanjian bisnis jadi mental akibat terlalu melibatkan ego. "Perusahaan Israel biasanya tidak memiliki kesabaran untuk melakukan bisnis jangka panjang," kata Doron.
"Itu salah satu kelemahan bagi perusahaan Israel. Untuk kawasan Asia, Anda harus melihat bisnis jangka panjang. Anda tidak dapat melakukan bisnis untuk jangka pendek. Dibutuhkan waktu untuk membangun hubungan dan kepercayaan diri."
Tuesday, 24 November 2015
Ubah 3 Hal Ini, Anak Akan Patuh pada Anda
Setiap manusia memiliki watak yang
berbeda-beda. Ada yang lembut, ada juga yang keras. Namun sebagai orang
tua tidak harus mencari berbagai alasan ataupun marah, berteriak dan
berdebat dengan putra-putri anda yang aktif, cerdas dan pandai berkilah.
Karena orang tua yang bijak cukup hannya mengulangi perintahnya dengan
lembut, ramah dan tenang.
Semua hal yang belum diketahui oleh buah
hati Anda tentang apa itu kewajiban menaati kedua orang tuanya adalah
sesuatu yang wajar. Maka Anda harus sabar menghadapinya karena bisa jadi
sikap yang kita anggap membangkang karena anak tidak melaksanakan
perintah Anda adalah karena mereka tidak faham dengan maksud anda.
Berdasarkan pengalaman, ada beberapa faktor yang membuat anak Anda tidak patuh pada perintah Anda;
Cara memberi perintah
Perintah yang mengambang membuat anak
tidak tahu maksud yang anda inginkan. Misalnya perkataan anda pada anak,
“Bereskan kamarmu, jadilah anak yang sopan dan jangan nakal”. Contoh
seperti itu adalah perintah yang mengambang dan tidak definitif. Anak
tidak faham dengan maksud kata sopan dan nakal. Itu yang membuat anak
anda terkesan nakal dan membangkan di mata Anda.
Oleh karena itu perintah anda harus
definitif. Misal, apabila Anda memerintah untuk membereskan kamar maka
Anda bisa membagi tugas-tugas tersebut menjadi tugas kecil. Misal,
“rapikan tempat tidurmu, sapu lantai kamarmu”. Dan begitu juga ketika
Anda meminta anak anda untuk bersikap sopan dan tidak nakal maka anda
juga harus mendeskripsikan kata sopan dan nakal karena anak anda tidak
memahami itu. Misal, ketika anda mengajak anak anda bertamu tiba-tiba ia
lari-lari di ruang tamu dan tidak sengaja menabrak kursi yang ada di
sana. Maka jangan katakan “yang sopan nak, jangan nakal”. Tapi katakan
kepadanya, “silakan duduk dengan tenang”.
Tidak menyadari perintah Anda
Terkadang pada saat Anda berbicara pada
buah hati Anda, mereka tidak menaruh perhatian pada Anda. Misalnya, Anda
berbicara pada anak yang sedang asyik makan, sedang asyik bermain, atau
menyimak, dan lain-lain. Dalam kondisi seperti ini, anak Anda sedang
sibuk dan kesadarannya tidak tertuju pada Anda tetapi mereka sedang
fokus dengan apa yang sedang dikerjakannya. Pada saat itu ia tidak akan
mendengarkan ucapan Anda dan pasti akan menganggap anak Anda
membangkang.
Saat anak Anda sedang sibuk sebaiknya
Anda menasehatinya berulang-ulang dan tanyakan padanya apakah ia tahu
bahwa Anda sedang berbicara padanya. Kalau anak masih belum menyadari
ucapan atau maksud Anda, maka sentuhlah ia dengan tangan lembut agar ia
menatap Anda, kemudian mintalah sekali lagi tanpa emosi dan berteriak.
Waktu yang tidak tepat
Terkadang Anda meminta sesuatu kepada
anak Anda untuk melakukan apa yang Anda perintahkan dengan segera.
Tetapi mereka dalam kondisi yang tidak menginginkan untuk melakukan hal
itu sehingga ia menundanya. Dan terkadang ia pun menolaknya. Misalkan,
ketika anak Anda ada masalah dengan temannya lalu Anda menyuruhnya untuk
meminta maaf dengan segera, dan ia tidak mau. Lalu anda mengulangi
permintaan Anda dan terus memotivasinya tetapi anak Anda masih enggan.
Sudah pasti pada saat itu Anda akan mengatakan bahwa anak tidak patuh
dengan perintah Anda. Padahal penolakan anak Anda adalah karena ia masih
butuh waktu agar bisa menerima keadaan dan akan melaksanakan perintah
Anda.
Kalau Anda ingin buah hati bisa
melakukan semua yang Anda instruksikan kuncinya hanyalah sabar dan
menunggu ia siap untuk melakukannya. [Umahatun Fauziyah/Mahar yang Paling Barakah
Hari ini, seorang artis ditanya apakah
ia ingin menikah lagi setelah bercerai. Ia menjawab mau tapi dengan
syarat maharnya lima miliar rupiah.
Mahar. Dalam beberapa hadits, ia
dikaitkan dengan keberkahan pernikahan dan keberkahan seorang istri.
Bahwa pernikahan yang paling barakah adalah yang paling mudah maharnya.
Pun istri yang barakah adalah yang paling mudah maharnya.
إِنَّ أَعْظَمَ النِّكَاحِ بَرَكَةً أَيْسَرُهُ مُؤْنَةً
“Pernikahan yang paling besar keberkahannya ialah yang paling mudah maharnya” (HR. Ahmad)
مِنْ يُمْنِ الْمَرْأَةِ تَيْسِيرَ خِطْبَتِهَا وَتَيْسِيرَ صَدَاقِهَا وَتَيْسِيرَ رَحِمِهَا
“Sesungguhnya di antara tanda keberkahan istri adalah mudah meminangnya dan mudah/ringan maharnya serta mudah rahimnya” (HR. Ahmad; hasan)
Mudah maharnya bukan berarti harus
murah. Misalnya seperti yang sering terjadi di desa, mahar 100 ribu
rupiah. Tidak harus seperti itu. Sebab dalam praktiknya, seperti
diriwayatkan Aisyah radhiyallahu ‘anha, mahar Rasulullah kepada para
istri beliau rata-rata sebesar 12,5 uqiyah. Kalau diuangkan di zaman
sekarang sekitar Rp 100 juta. Namun tidak sedikit pula sahabat beliau
yang menikah dengan mahar yang relatif murah. Abdurrahman bin Auf
radhiyallahu ‘anhu sewaktu menikah di Madinah, maharnya adalah emas
seberat sebuah biji. Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu sewaktu
menikah dengan Fatimah radhiyallahu ‘anha, maharnya adalah baju besi.
Bahkan ada sahabat yang maharnya adalah sepasang sandal, ada pula yang
maharnya hanya sebuah cincin besi.
Jadi mahar itu intinya yang diridhai
istri. Sedangkan mudah adalah yang sesuai dengan kemampuan calon
suaminya serta tidak sulit untuk mencarikannya. Sebab ada yang maharnya
tidak semahal mahar sahabat tetapi sulit mencarinya. Misalnya uang tunai
31.122.014 rupiah karena nikahnya pada tanggal 31 Desember 2014.
Jika kita lihat maharnya para sahabat,
baik yang mahal maupun yang murah, semuanya mudah. Tidak ada yang sampai
mempersulit diri. Yang maharnya ratusan dirham, ternyata mahar itu
mudah bagi calon suaminya. Dan sering kali Rasulullah mempermudah mahar
pernikahan sahabat beliau dengan mengatakan kepada calon suami
“berikanlah suatu mahar untuk istrimu” lalu sahabat tersebut menjawab,
“aku tidak punya apa-apa”. Lantas Rasulullah memberikan solusi yang
mudah bagi sahabat tersebut. Dengan menyarankan apa yang ia miliki
sebagai mahar. Entah itu baju besi. Bahkan kalau tidak punya sesuatu
akhirnya maharnya cincin besi atau mengajarkan hafalan Al Qur’an.
Jadi untuk para calon istri, mudahkanlah maharmu. Insya Allah barakah pernikahanmu. [Muchlisin BK/IKB]"Kembali" Dengan Cinta | Wasiat Politisi PDIP Untuk Dimakamkan Diantar Ambulan PKS
"Kembali" Dengan Cinta
Oleh Ustadz Hatta Syamsuddin*
Hari ini mendapat berita yang unik sekaligus mengharukan. Seorang politikus, anggota dewan sebuah partai nasionalis meninggal dan dimakamkan dengan diantar mobil layanan PKS. Unik, karena partai tempat sang politikus beraktifitas selama ini juga dikenal mempunyai beberapa mobil layanan sejenis, mengapa tidak digunakan untuk mengantarkan salah satu kader terbaiknya? Mengharukan, karena ternyata almarhum berwasiat khusus sebelum meninggal, agar dimakamkan dengan diantar mobil layanan PKS, bukan yang lainnya.
Tentu hal ini menjadikan sebagian pelayat yang hadir mengernyitkan dahi dan bertanya-tanya. Mengingat sejarahnya partai nasionalis tersebut hampir selalu menjadi “lawan politik” PKS dibeberapa kesempatan, dari pemilu, pilpres hingga pilkada. Perbedaan ideologis yang diusung kedua partai tersebut pun kerap menjadikan massa akar rumputnya seolah selalu berhadap-hadapan, baik di dunia nyata, apalagi di dunia maya.
Ternyata kejadian mengharukan diatas bukanlah hal sederhana, kita bisa menjadikannya sebagai inspirasi sekaligus mengambil pelajaran. Kejadian yang bermula dari ‘wasiat’ di atas mengantarkan saya pada kenangan sosok Buya Hamka. Politisi, ulama sekaligus sastrawan muslim ini ternyata beberapa kali juga mendapatkan wasiat yang serupa dari musuh-musuh politiknya.
Yang pertama adalah Bung Karno, yang saat itu memaksakan ideologi nasakomnya, Buya Hamka turut menjadi korban. Beliau dipenjarakan oleh pemerintahan orde lama sepanjang 2 tahun 4 bulan dengan tuduhan subversif. Bukan itu saja, bahkan karya-karyanya juga ditarik dari peredaran. Buya Hamka menggunakan waktunya di tahanan untuk menyelesaikan kitab Tafsir Al Azhar yang monumental.
Roda zaman berputar. Hamka bebas dari penjara sementara Bung Karno kehilangan kekuasaannya, mulai diasingkan dan jatuh sakit-sakitan. Lama tak ada komunikasi antara keduanya. Hingga pada Juni 1970 Bung Karno menyampaikan pesan ke Buya Hamka melalui Mayjen Soeryo sang ajudan, yang berbunyi “Bila aku mati kelak, minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku..”. Pesan itu diterima Buya Hamka bersaman dengan wafatnya Bung Karno. Maka ia segera berangkat untuk melihat jenazah Bung Karno dan kemudian menjadi imam sholat jenazahnya. Beberapa pelayat yang hadir tak kuasa menahan air mata menyaksikan momentum mengharukan tersebut. Permusuhan dan kebencian ada batasnya.
Sosok lain yang tak kalah keras pertentangannya dengan Buya Hamka adalah Muhammad Yamin. Meskipun sama-sama berasal dari Sumatera Barat, namun diantara keduanya terjadi pertentangan dalam masalah ideologi perjuangan. Pertentangan ini kerap muncul dan meledak dalam sidang-sidang Majlis Konstutiante. Buya Hamka yang berasal dari Masyumi kokoh dan teguh memperjuangkan Islam sebagai dasar bernegara, sementara Muhammad Yamin dari PNI adalah seorang nasionalis yang cenderung sekuler. Kebenciannya kepada Buya Hamka begitu terasa dan diketahui banyak orang karena diulang-ulang oleh Muhammad Yamin dalam berbagai kesempatan berbicara dan berpidato.
Tapi kebencian dan permusuhan itu ada batasnya. Tahun 1962 Muhammad Yamin jatuh sakit dan dirawat di RSPAD selama beberapa hari terus bertambah parah, hingga kemudian menyuruh Chairul Shaleh untuk menyampaikan pesannya kepada Buya Hamka. Pesan itu berisi "Bila saya wafat, tolong Hamka bersedia menemani di saat-saat akhir hidupku dan ikut mengantar jenazahku ke kampung halamanku di Talawi." Chaerul Saleh juga menambahkan bahwa, Yamin khawatir, masyarakat Talawi, Sumatera Barat, tempatnya berasal, tidak berkenan menerima jenazahnya.
Mendengar hal tersebut, Hamka segera menemui Yamin yang tergolek lemah. Takdir Allah indah menggoreskan Hamka menemani Yamin disaat-saat akhirnya, dengan kedua tangan berjabat erat, bahkan Hamka masih sempat melantunkan Al Fatihah dan kalimat tauhid dengan lembut di telinga Yamin. Hamka pun menunaikan janji dengan mengantarkan Yamin ke tempat peristirahatannya terakhir di Talawi.
Dua kejadian di atas menggoreskan pertanyaan dalam hati? Hal apakah yang kiranya menggerakkan hati yang lama berjauhan bahkan bermusuhan untuk bersatu mendekat penuh harap? Saya tidak melihat kecuali keistiqomah, kejujuran dan ketulusan Buya Hamka dalam memperjuangkan dan mengamalkan syariat Islam lah yang menjadikan hati-hati yang dulu begitu membenci, memusuhi dan menentang, dalam akhir hidupnya harus mengakui dengan jujur bahwa Hamka dengan ideologi Islamnya lah yang layak menjadi teman menuju peristirahan terakhir.
Hari-hari ini begitu banyak para pembenci dan penentang dakwah Islam, memusuhi tanpa henti siang dan malam, baik dengan tusukan jari jemari di dunia maya maupun lirikan sinis yang terpendam saat berpapasan. Jika para aktifis dakwah bisa mencontoh Buya Hamka yang terus istiqomah dengan ketulusan, kejujuran, dalam memperjuangkan apa yang diyakininya, maka insya Allah benih-benih permusuhan itu tidak akan abadi. Tanpa perlu harus menunggu di ujung usia, bisa jadi cinta akan menggantikan kebencian.
Sebagaimana Pramodya Ananta Toer yang sudah kenyang memusuhi Hamka pada masa "Prahara Budaya" di orde lama. Ternyata saat akan menikahkan putrinya dengan seorang pria Tionghoa non muslim, ia meminta calon menantu untuk masuk Islam dan belajar Islam terlebih dahulu pada Buya Hamka. Ketika ditanya mengapa ia melakukan hal tersebut, dengan tegas Pramudya menyampaikan "Saya lebih mantap mengirim calon menantuku untuk diislamkan dan belajar agama pada Hamka, meski kami berbeda paham politik."
Sama dengan kisah Pramudya, saya sering mendengar testimoni tentang beberapa tokoh partai nasionalis di suatu daerah, dimana mereka dengan rela dan bangga berbondong-bondong menyekolahkan putra-putrinya di sekolah Islam yang dikelola oleh para aktifis dakwah. Dalam hal pendidikan terbaik, mereka mempercayakan tarbiyah Islam sebagai solusi.
Maka kebencian dan permusuhan itu pastilah akan tergerus dengan keistiqomahan dan ketulusan para aktifis dakwah, dan berganti dengan cinta. Sebuah cinta terhadap ajaran yang fitrah, yang jika tidak saat ini maka diujung masa akan banyak jiwa-jiwa yang kembali mendekat.
Sayup-sayup terdengar senandung di masa lalu:
“Cinta kan membawamu … kembali di sini,
menuai rindu, membasuh perih”
__
*Sumber: http://www.indonesiaoptimis.com/2015/11/kembali-dengan-cinta.html
Subscribe to:
Posts (Atom)