Friday, 6 November 2015

Skandal Diplomasi Saat Kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika terbongkar


SKANDAL DIPLOMASI: Orang Singapura Ini Membayar US$80.000 Agar Presiden Jokowi Mendapatkan Akses Ke Gedung Putih

Sebuah perusahaan konsultan Singapura diketahui telah membayar US$80.000 atau setara Rp1 miliar kepada sebuah firma pelobi asal Las Vegas untuk membantu Presiden Joko Widodo mendapatkan akses ke Gedung Putih, dalam muhibah Presiden RI ke Amerika Serikat, akhir Oktober lalu.

Hal itu diungkapkan oleh Dr. Michael Buehler, dosen Ilmu Politik Asia Tenggara pada School of Oriental and African Studies di London. Buehler mengungkapkan hal tersebut melalui artikelnya yang dipublikasikan di situs New Mandala, http://asiapacific.anu.edu.au/, yang berjudul "Waiting in the White House lobby", pada Jumat (6/11).

New Mandala adalah situs yang didirikan oleh Profesor Andrew Walker dan Dr Nicholas Farrelly dari Coral Bell School of Asia Pacific Affairs, Australian National University, pada Juni 2006. Situs ini berisi rangkaian analisis dan perspektif politik terkait dengan dinamika yang terjadi di kawasan Asia Tenggara.

Dalam artikelnya, Buehler mengutip dokumen per 8 Juni 2015 yang dibuka ke Kementerian Kehakiman AS per 17 Juni 2015. Dokumen itu menyatakan bahwa konsultan Singapura, Pereira International PTE LTD, telah menyepakati kerja sama dengan R&R Partner’s Inc, pelobi asal Las Vegas, AS, senilai US$80.000.

Dengan kesepakatan itu, R&R Partner's akan bekerja sebagai konsultan bagi para pejabat RI, yang membantu untuk mendapatkan akses ke Washington, dalam rangka kunjungan Presiden Joko Widodo ke AS. R&R Partner’s juga akan mengomunikasikan pentingnya RI bagi AS di sektor keamanan, perdagangan, dan ekonomi, kepada orang-orang berpengaruh di Gedung Putih.

Kontrak tersebut juga mengidentifikasi sosok konsultan yang dimaksud, yaitu Morgan Baumgartner, selaku Executive Vice President and General Counsel R&R Partner's. Kontrak itu diteken oleh Sean Tonner selaku President R&R Partners, and Derwin Pereira atas nama Pereira International.

Menurut Buehler, situs web R&R Partner’s tidak menunjukkan bahwa konsultan tersebut tahu banyak tentang dinamika politik di Indonesia atau berpengalaman bekerja di Indonesia, sehingga bisa mengomunikasikan pentingnya RI bagi AS. Hal ini juga dikonfirmasi oleh latar belakang Baumgartner dan Tonner.


Derwin Pereira
Sebaliknya, Derwin Pereira, konsultan Singapura yang membayar US$80.000 ke R&R Partners untuk Pemerintah RI, punya track record yang sangat meyakinkan. Dia mantan Kepala Biro media ternama Singapura The Straits Times di Jakarta pada 1998, lalu ditempatkan di Washington, hingga akhirnya resign dan mendirikan konsultan.

Pereira, master dari Harvard ini, adalah juga anggota dewan internasional pada Kennedy School's Belfer Center for Science and International Affairs. Pereira juga membiayai Derwin Pereira Graduate Fellowship untuk mendukung program bea siswa Edward S. Mason bagi pelajar dan mahasiswa dari Indonesia.

Dia juga pernah bekerja sama dengan Yayasan Anchora yang didirikan mantan Menteri Perdagangan era Presiden Yudhoyono yaitu Gita Wirjawan, guna menyeleksi warga negara RI yang layak mendapat bea siswa. Salah satu yang lolos dari ‘seleksi’ itu adalah Agus Yudhoyono, anak sulung Presiden Yudhoyono.

Selain itu, sejak 2012, Pereira juga mensponsori Derwin Pereira Indonesia Initiative (DPII), sebuah seri dialog yang digelar di Washington-AS, yang menampilkan para politisi Indonesia yang diperhitungkan bersama Center for Strategic and International Studies (CSIS), salah satu lembaga think tank di Indonesia yang dikenal memiliki jaringan luas.

Skandal ini jadi sorotan dunia
Meski Pereira memiliki track record yang panjang dalam urusan lobi dengan elit-elit di pemerintahan Indonesia, kontraknya dengan R&R Partner’s tak sedikit pun menyebut nama atau pejabat RI, termasuk Menko Polkam Luhut Pandjaitan, yang batal berangkat ke AS pada Maret lalu terkait dengan muhibah Presiden.

Akan tetapi, Buehler mencatat, Pereira memiliki kaitan yang jelas dan sangat erat dengan Luhut Pandjaitan. Pereira menulis sejumlah cerita tentang Luhut saat menjadi wartawan The Straits Times di Indonesia, dan juga mewawancarainya di Singapura saat Luhut menjadi Dubes RI untuk Singapura pada 1999-2000.

Situs Pereira International juga menampilkan foto Luhut sama seperti yang terpampang pada situs Toba Sejahtra, perusahaan tambang dan perkebunan milik Luhut. "Namun, tak ada bukti bahwa Luhut-lah yang memerintahkan Pereira untuk membayar R&R Partner’s sebesar US$80,000 atas jasa lobinya," ungkap Buehler.

Dalam artikel itu, Buehler menilai pencapaian diplomasi dari muhibah Presiden RI ke AS mengecewakan. Selain adanya R&R Partner’s tadi, dia juga menyebut lemahnya koordinasi antarpejabat dan diplomat RI. Belum ada respons dari Kantor Presiden, Kemenlu RI, maupun Pereira atas artikel Buehler ini.

Sumber: http://kabar24.bisnis.com/read/20151106/19/489818/skandal-diplomasi-orang-singapura-ini-membayar-us80.000-agar-presiden-jokowi-mendapatkan-akses-ke-gedung-putih

***

Di akhir artikelnya, Dr. Michael Buehler menulis:

Who within Widodo’s government ordered Pereira to make the payment? Was Indonesian taxpayer money used to hire a Las Vegas lobbying firm to deliver services that Indonesia’s US embassy could have easily put together? Was this done in coordination with foreign affairs minister Retno Marsudi, or was this an attempt to bypass the ministry? If the latter, is Widodo in control of his government, or are there too many competing interests in the president’s inner circle to devise a coherent foreign policy agenda?

It’s unlikely Indonesians will receive answers to these questions and to the question of why their government bungled Widodo’s visit to the US. Not only is the world of lobbyists and political elites extremely opaque, but as is well known, what happens in Vegas stays in Vegas.


(Siapa di dalam pemerintahan Jokowi yang memerintahkan Pereira untuk membayar US$80,000? Apakah uang pajak orang Indonesia yang dipakai untuk membayar firma pe-lobby Las Vegas padahal Kedubes Indonesia bisa melakukan dengan mudah? Apakah ini dilakukan dalam koordinasi dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, atau apakah ini merupakan upaya untuk memotong kementerian? Jika yang terakhir, apakah kontrol pemerintahan berada di tangan Jokowi, atau ada terlalu banyak kepentingan bersaing dalam lingkaran dalam presiden untuk menyusun agenda kebijakan luar negeri yang koheren?

Ini tidak mungkin pemerintah Indonesia akan memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dan pertanyaan mengapa pemerintah mereka ceroboh saat kunjungan Jokowi ke AS. Tidak hanya dunia pelobi dan elit politik sangat buram, tapi seperti diketahui, apa yang terjadi di Vegas tetap di Vegas (tetap menjadi rahasia).)

Di laman facebooknya, jurnalis senior Farid Gaban mengomentari:

"Artikel di bawah ini ("Waiting in the White House lobby") mengungkap kejanggalan: sebuah perusahaan Singapura, Pereira International, menyewa konsultan public relations (lobbyist) di Las Vegas utk mengatur kunjungan Presiden Jokowi di Amerika tempo hari. Kok bisa? Perusahaan itu milik Derwin Pereira, mantan wartawan The Strait Times yg pernah ngepos di Jakarta dan dikenal dekat dg Menkopolkam Luhut Panjaitan. Jika kunjungan Jokowi di AS kemarin dinilai gagal atau "flop", sebagian akibat adanya persaingan/saling jegal antara Luhut dengan Kementrian Luar Negeri. Artikel di bawah ini juga menyoroti kalang-kabutnya diplomasi internasional kita."

Terkait sosok Derwin Pereira, Farid Gaban berkomentar:

"PEREIRA. Sejak lama saya sering bertanya-tanya siapa sebenarnya Derwin Pereira: wartawan, agen atau lobbyist politik? Sebagai wartawan The Strait Times (Singapura) dia pernah mangkal di Jakarta dan Washington. Di tengah gencarnya kampanye "war on terror" George Bush beberapa tahun lalu, Pereira adalah wartawan pertama yg menulis kaitan Pesantren Ngruki dg Al Qaeda, sekaligus memberi Indonesia citra meyakinkan sbg "sarang teroris" dan memuluskan jalan "war on terror" di sini. Kini dia CEO Pereira International, perusahaan konsultan politik, antara lain memanfaatkan koneksinya yg "kuat dan mendalam" dg elit2 politik Jakarta selama jadi wartawan. Dia juga menyombongkan diri punya akses eksklusif informasi vital (tentang Indonesia) dr para elit tadi."

Apakah ini makin memperjelas kenapa Presiden Jokowi tetep ngotot ke Amerika di tengah bencana asap?

Anjuran Hubungan Intim pada Malam Jum’at


Di kalangan awam, terjadi pemahamann bahwa pada malam Jum’at itu disunnahkan. Bahkan inilah yang dipraktekkan. Memang ada hadits yang barangkali jadi dalil, namun ada pemahaman yang kurang tepat yang dipahami oleh mereka.
Dari Aus bin Aus, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَغَسَّلَ ، وَبَكَّرَ وَابْتَكَرَ ، وَدَنَا وَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ ، كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ يَخْطُوهَا أَجْرُ سَنَةٍ صِيَامُهَا وَقِيَامُهَا
“Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at dengan mencuci kepala dan anggota badan lainnya, lalu ia pergi di awal waktu atau ia pergi dan mendapati khutbah pertama, lalu ia mendekat pada imam, mendengar khutbah serta diam, maka setiap langkah kakinya terhitung seperti puasa dan shalat setahun.” (HR. Tirmidzi no. 496. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Ada ulama yang menafsirkan maksud hadits penyebutan mandi dengan ghosala bermakna mencuci kepala, sedangkan ightasala berarti mencuci anggota badan lainnya. Demikian disebutkan dalam Tuhfatul Ahwadzi, 3: 3. Bahkan inilah makna yang lebih tepat.
Ada tafsiran lain mengenai makna mandi dalam hadits di atas. Sebagaimana kata Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’ad,
قال الإمام أحمد : (غَسَّل) أي : جامع أهله ، وكذا فسَّره وكيع
Imam Ahmad berkata, makna ghossala adalah menyetubuhi istri. Demikian ditafsirkan pula oleh Waki’.
Tafsiran di atas disebutkan pula dalam Fathul Bari 2: 366 dan Tuhfatul Ahwadzi, 3: 3. Tentu hubungan intim tersebut mengharuskan untuk mandi junub.
Namun kalau kita lihat tekstual hadits di atas, yang dimaksud hubungan intim adalah pada pagi hari pada hari Jum’at, bukan pada malam harinya. Sebagaimana hal ini dipahami oleh para ulama dan mereka tidak memahaminya pada malam Jum’at.
وقال السيوطي في تنوير الحوالك: ويؤيده حديث: أيعجز أحدكم أن يجامع أهله في كل يوم جمعة، فإن له أجرين اثنين: أجر غسله، وأجر غسل امرأته. أخرجه البيهقي في شعب الإيمان من حديث أبي هريرة.
As Suyuthi dalam Tanwirul Hawalik dan beliau menguatkan hadits tersebut berkata: Apakah kalian lemas menyetubuhi istri kalian pada setiap hari Jum’at (artinya bukan di malam hari, -pen)? Karena menyetubuhi saat itu mendapat dua pahala: (1) pahala mandi Jum’at, (2) pahala menyebabkan istri mandi (karena disetubuhi). Yaitu hadits yang dimaksud dikeluarkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari hadits Abu Hurairah.
Dan sah-sah saja jika mandi Jum’at digabungkan dengan mandi junub. Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Jika seseorang meniatkan mandi junub dan mandi Jum’at sekaligus, maka maksud tersebut dibolehkan.” (Al Majmu’, 1: 326)
Intinya, sebenarnya pemahaman kurang tepat yang tersebar di masyarakat awam. Yang tepat, yang dianjurkan adalah hubungan intim pada pagi hari ketika mau berangkat Jumatan, bukan di malam hari. Tentang anjurannya pun masih diperselisihkan oleh para ulama karena tafsiran yang berbeda dari mereka mengenai hadits yang kami bawakan di awal.

Bolehkah Mandi Jumat di Pagi Hari ?


Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Jika seseorang mandi Jum’at sebelum terbit fajar (sebelum masuk waktu Shubuh, -pen), maka mandi Jum’atnya tidak sah menurut pendapat terkuat dalam madzhab Syafi’i, seperti ini pula dikatakan oleh mayoritas ulama. Namun Al Auza’i menganggapnya sah.”
Imam Nawawi rahimahullah kembali melanjutkan, “Jika seseorang mandi setelah terbit fajar, maka mandi Jum’atnya sah menurut ulama Syafi’iyah dan mayoritas ulama. Demikian dinyatakan oleh Ibnul Mundzir, Al Hasan Al Bashri, Mujahid, An Nakho’i, Ats Tsauri, Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur. Sedangkan Imam Malik berpendapat bahwa mandi Jum’at tidak sah kecuali dilakukan ketika hendak berangkat shalat Jum’at. Namun para ulama tadi menyatakan bahwa mandi Jum’at sebelum terbit fajar tidaklah sah, dan yang menyatakan sah hanyalah Al Auza’i. Al Auza’i menyatakan bahwa boleh mandi sebelum fajar bagi yang ingin mandi junub dan mandi Jum’at.” (Lihat Al Majmu’ Syarh Al Muhaddzab, Imam Nawawi, 2; 285)
Al Bahuti Al Hambali rahimahullah mengatakan, “Awal mandi Jum’at adalah ketika terbit fajar dan tidak boleh sebelumnya. Namun yang paling afdhol adalah ketika hendak berangkat shalat Jum’at. Inilah yang lebih mendekati maksud.” (Kasyaful Qona’ ‘an Matnil Iqna’, Al Bahuti, 1: 415, Mawqi’ Al Islam)
Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa mandi Jumat dibolehkan di pagi hari. Adapun yang lebih afdhol adalah jika dilakukan menjelang akan berangkat shalat Jum’at.
Wallahu waliyyut taufiq.

Selesai disusun di Panggang, Gunungkidul, 1 Jumadal Ula 1436 H di Darush Sholihin
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Thursday, 5 November 2015

Larangan Duduk Memeluk Lutut Saat Khutbah Jumat

Tidak sedikit jamaah shalat Jumat yang duduknya dalam keadaan memeluk lutut. Bahkan saking enaknya duduk seperti sampai tertidur. Padahal ada larangan dalam hadits mengenai duduk seperti itu dalam khutbah Jumat.
Hadits yang dimaksud adalah dari Sahl bin Mu’adz dari bapaknya (Mu’adz bin Anas Al-Juhaniy), ia berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنِ الْحُبْوَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari duduk dengan memeluk lutut pada saat imam sedang berkhutbah.” (HR. Tirmidzi no. 514 dan Abu Daud no. 1110. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Imam Nawawi rahimahullah dalam Riyadhus Shalihin membawakan hadits di atas dengan menyatakan dalam judul bab,
كَرَاهَةُ الاِحْتِبَاءِ يَوْمَ الجُمُعَةِ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ لِأَنَّهُ يَجْلِبُ النَّوْم فَيَفُوْت اِسْتِمَاع الخُطْبَة وَيَخَافُ اِنْتِقَاض الوُضُوْء
“Dimakruhkan memeluk lutut pada hari Jumat saat khatib berkhutbah karena dapat menyebabkan tertidur sehingga terluput dari mendengarkan khutbah dan khawatir pula seperti itu dapat membatalkan wudhu.”
Imam Nawawi membawakan perkataan Al Khattabi yang menyatakan sebab dilarang duduk ihtiba’,
نُهِيَ عَنْهَا لِاَنَّهاَ تَجْلِبُ النَّوْم فَتَعْرِض طَهَارَتُه لِلنَّقْضِ وَيَمْنَعُ مِنَ اسْتِمَاعِ الخُطْبَةِ
“Duduk dengan memeluk lutut itu dilarang (saat mendengar khutbah Jumat) karena dapat menyebabkan tidur saat khutbah yang dapat membatalkan wudhu, juga jadi tidak mendengarkan khutbah.” (Al Majmu’, 4: 592). Baca artikel: Hukum Tidur pada Khutbah Jumat
Menurut Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah, duduk ihtiba’ adalah duduk dengan mendekatkan paha pada perut dan betis didekatkan pada paha tadi, lalu diikat dengan tali, imamah atau cara lainnya. Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 6: 449.
Intinya, yang dilakukan adalah duduk yang sifatnya makruh atau terlarang. Kita biasa melihat pada sebagian jama’ah shalat Jumat seperti contoh duduk di bawah ini.
duduk_ihtiba_memeluk_lutut
Duduk ihtiba’ (memeluk lutut) yang terlarang dalam Khutbah Jumat
duduk_ihtiba_memeluk_lutut_2
Duduk yang dibolehkan saat mendengar Khutbah Jumat

Abu Bakar Baasyir Kalau Ceramah Isinya Hate Speech


Tentang Surat Edaran (SE) ujaran kebencian alias hate speech yang mengundang kontroversi di Mabes Polri, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti pun angkat bicara.
Badrodin mengatakan ada dua bentuk hate speech yaitu ceramah yang kerap disampaikan Abu Bakar Baasyir dan kicauan di Twitter yang dilakukan Sekjen Jakmania Febrianto.
“Abu Bakar Baasyir itu kalau ceramah isinya hate speech. Sekjen Jakmania dalam Twitter-nya juga hate speech,” kata mantan kapolda Jatim itu, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (5/11) seperti dilansir Berita Satu.
Hate speech, katanya, harus ditangani. Alasannya, supaya juga kejadian di Sampang, Cikeusik, dan Temanggung tidak berulang.
SE yang memicu kontroversi itu, seperti diketahui, bernomor SE/6/X/2015. SE itu dikeluarkan pada 8 Oktober lalu dengan distribusi internal ke dalam jajaran Polri

10 Amalan Agar Rezeki Datang

Setiap hari manusia berlomba-lomba mencari rezeki untuk bisa melanjutkan hidup sehari-hari. Masing-masing orang sudah ditetapkan kadar rezekinya oleh Allah SWT.  Ada yang sudah bekerja begitu keras, namun hasilnya tidak sesuai harapan. Namun ada juga yang usahanya biasa-biasa saja, diberikan rezeki yang berlimpah.

Ternyata kadar rezeki tidak hanya urusan keras atau tidaknya usaha seseorang dalam mencarinya. Namun ada amalan tertentu yang membuat rezeki selalu nempel dan melekat dengan kita.   Amalan ini jika rutin dikerjakan, akan membuat rezeki selalu datang menghampiri tanpa henti dan tidak disangka-sangka. Apa saja amalan tersebut? Berikut ringkasannya.


1. Taqwa
Amalan pertama agar rezeki selalu nempel adalah berlaku taqwa kepada Allah. Taqwa merupakan tindakan memelihara diri dari siksa Allah dengan cara menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.  Hal ini sudah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Alquran. Bahwa siapa manusia yang bertaqwa akan diberi rezeki dari berbagai arah yang tidak disangka-sangka.

 “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya,” (QS ath-Thalaq: 2-3).

2. Tawakal
Tawakal juga menjadi jalan untuk menggugah Allah memberikan rezeki kepada manusia. Tawakal memiliki makna berserah diri sepenuhnya kepada Allah swt dalam menghadapi menunggu hasil dari suatu usaha atau pekerjaan. Namun tentu saja, tawakal harus disertai kerja keras sebelumnya. Setelah bekerja dengan sungguh-sungguh, barulah kita menyerahkan hasilnya kepada Allah, serta berprasangka baik kepada-Nya. Bahwa seluruh usaha yang kita kerjakan, sebenarnya tidak ada yang sia-sia.

Nabi s.a.w. bersabda: “Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, nescaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (Riwayat Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim dari Umar bin al-Khattab r.a.)

3. Salat Dhuha
Selain melaksanakan salat wajib, Allah SWT juga menyediakan salat sunah yang bisa dilakukan untuk hajat tertentu, termasuk mendatangkan rezeki . Salah satu salat yang dapat mendekatkan rezeki adalah Salat Duha. Salat ini dikerjakan pada waktu Duha, yakni menjelang matahari naik pada pagi hari sekita pukul 08.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB.

Firman Allah dalam hadis qudsi: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya." (Riwayat al-Hakim dan Thabrani)

4.  Istighfar
Rezeki terkadang tertutup karena dosa-dosa yang sudah kita lakukan kepada Allah. Jadi untuk membukanya kembali, manusia harus bertaubat dan memohon ampun kepada sang maha pengampun. Caranya adalah dengan banyak membaca istigfar setiap hari. Mohon lah keampunan Allah dengan sungguh-sungguh dengan bacaan sitigfar 100 kali setiap hari. Jika lebih, maka rezeki yang akan datang juga akan lebih pula. Karena ini adalah nyata yang dijanjikan Allah, kepada hamba-Nya yang bertaubat.

"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirim-kan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu ke-bun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai" (QS Nuh: 10-12).

“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka,” (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim).

5. Silaturahmi
Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa dengan menyambung tali silaturahmi maka rezeki tidak akan terputus. Dan benar, lihat saja mereka yang memiliki banyak koneksi dan selalu menjaganya? Pasti orang-orang inilah yang selalu dicari ketika ada pekerjaan yang sesuai. Mereka direkomendasikan oleh orang lain yang mengenalnya. Itulah mengapa kita sering mendengar ‘rezeki kita tidak hanya datang karena kita, namun juga karena orang lain’

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaknyalah ia menyambung (tali) silaturahim.”

6. Sedekah
Sedekah menjadi cara yang paling sering dilakukan orang untuk memancing rezeki. Tidak dipungkiri bahwa Allah SWT menjanjikan balasan 10 kali lipat kepada mereka yang menyedekahkan rezekinya kepada orang lain yang membutuhkan. Namun tanamkanlah dalam hati bahwa bersedekahlah dalam rangka bersyukur, berbagi rejeki & kebahagiaan, bukan dalam rangka mencari rejeki.

Sabda Nabi s.a.w.: “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan kerana orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Riwayat Bukhari)

7.  Berbuat Kebaikan
Berbuat kebaikan kepada orang lain lain juga menjadi salah satu amalan yang membuat rezeki semakin nempel. Hal ini sudah dijanjikan Allah dalam Alquran serta dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW.

"Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan." (QS Alqashash:84)

Nabi bersabda: Sesungguhnya Allah tdk akan zalim pd hambanya yg berbuat kebaikan.Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia dan akan dibalas dengan pahala di akhirat.(HR. Ahmad)

8. Berdagang
Saat ini orang berlomba-lomba mencari pekerjaan dengan masuk ke perusahaan besar. Memang hal ini bukan merupakan kesalahan. Namun salah satu pekerjaan yang dapat mengawetkan rezeki adalah dengan berdagang. Hal ini dijelaskan Nabi Muhammad SAW dalam hadist riwayat Ahmad.

Dan Nabi SAW bersabda: “Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perniagaan” (Riwayat Ahmad)

9. Bangun Pagi
Kita sering mendengar ucapan orang tua dulu, “Ayo bangun, udah pagi, nanti rezekinya dipatok ayam lho”. Ternyata ini bukanlah isapan jempol belaka. Karena saat pagi, Allah SWT melalui malaikat-malaikat-Nya menyebarkan rezeki pada pagi hari kepada manusia yang sudah bangun. Sehingga siapa yang terlewat tidur hingga bangun siang, maka tidak akan mendapatkan rezeki yang disebar pagi hari tersebut.

Fatimah (putri Rasulullah) berkata bahwa saat Rasulullah ( S.A.W.) melihatnya masih terlentang di tempat tidurnya di pagi hari, beliau (S.A.W.) mengatakan kepadanya, "Putriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan-hati Tuhanmu, dan janganlah menjadi seperti kebanyakan orang. Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh sampai terbitnya matahari. ( H.R. Al-Baihaqi)

Aisyah juga meceritakan sebuah hadits yang hampir sama maknanya, yang mana Rasulullah (S.A.W.) bersabda, "Bangunlah pagi-pagi untuk mencari rezekimu dan melakukan tugasmu, karena hal itu membawa berkah dan kesuksesan. (H.R. At-Tabarani)

10. Bersyukur
Bersyukur adalah cara untuk mendatangkan lebih. Inilah tingkatan keimanan manusia kepada Rabb-nya. Mampukah seseorang bersyukur atas sedikit rezeki yang diberikan Allah atau tidak. Setidaknya, kita tidak hanya memandang rezeki materi yang diberikan Allah dalam bentuk uang. Namun dalam bentuk kesehatan, keluarga yang utuh, tetangga yang baik serta negara yang tidak dalam keadaan perang.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim:7)

Iman itu Cerita Keajaiban


Oleh: H. M. Anis Matta, Lc
Iman adalah sumber energi jiwa yang senantiasa memberikan kita kekuatan untuk bergerak menyemai kebaikan, kebenaran dan keindahan dalam zaman kehidupan, atau bergerak mencegah kejahatan, kebatilan dan kerusakan di permukaan bumi. Iman adalah gelora yang memberi inspirasi kepada pikiran-pikiran kita, maka lahirlah bashirah. Iman adalah cahaya yang menerangi dan melapangkan jiwa kita, maka lahirlah taqwa. Iman adalah bekal yang menjalar di seluruh bagian tubuh kita, maka lahirlah harakah (gerakan). Iman menenteramkan perasaan, menguatkan tekad dan menggerakkan raga kita.
Iman merubah individu menjadi baik, dan kebaikan individu menjalar dalam kehidupan masyarakat, maka masyarakat menjadi erat dan dekat. Yang kaya diantara mereka menjadi dermawan, yang miskin menjadi iffah (menjaga kehormatan dan harga diri), yang berkuasa menjadi adil, yang ulama menjadi taqwa, yang kuat menjadi penyayang, yang pintar menjadi rendah hati, yang bodoh menjadi pembelajar. Ibadah mereka menjadi sumber kesalehan dan kedamaian, ilmu pengetahuan menjadi sumber kekuatan dan kemudahan, kesenian menjadi sumber inspirasi dan semangat kehidupan.
Jika Anda bertanya, mengapa Bilal dapat bertahan di bawah tekanan batu karang raksasa dengan terik matahari padang pasir yang membakar tubuh? Mengapa ia yang tadinya hanyalah seorang budak bisa berubah menjadi pembesar Islam? Lalu, mengapa Abu Bakar yang lembut menjadi sangat keras dan tegar saat perang Riddah? Mengapa Umar bin Khattab yang terhormat mau dengan sukarela membawa gandum ke rumah seorang perempuan miskin dan Mengapa Khalid bin Walid lebih menyukai malam-malam dingin dalam medan jihad fi sabilillah daripada seorang perempuan cantik di malam pengantin? Mengapa Ali bin Abu Thalib mau memakai selimut Rasulullah saw dan tidur di kasur beliau saat dikepung menjelang hijrah, atau hadir dalam pengadilan saat beliau menjadi khalifah untuk diperkarakan dengan seorang warganya yang Yahudi? Mengapa pula Utsman bin Affan bersedia menginfakkan seluruh hartanya, bahkan membiayai sebuah peperangan di masa Rasulullah saw seorang diri? Jawaban semua pertanyaan itu ada di sini: iman!
Sejarah Islam sepanjang lima belas abad ini mencatat, kaum muslimin meraih kemenangan-kemenangan dalam berbagai peperangan, menciptakan kemakmuran dan keadilan, mengembangkan berbagai macam ilmu pengetahuan dalam peradaban. Apa yang membuat mereka mencapai semua itu? Itulah saat di mana iman mewarnai seluruh aspek kepribadian setiap individu muslim, dan mewarnai seluruh sektor kehidupan.
Tapi sejarah juga menorehkan luka. Pasukan Tartar membantai 80.000 orang kaum muslimin di Baghdad, pasukan Salib menguasai Al-Quds selama 90 tahun, surga Andalusia hilang dari genggaman kaum muslimin dan direbut kembali oleh kaum Salib, Khilafah Utsmaniyah di Turki dihancurkan gerakan Zionisme internasional. Apa penyebab kehancuran ini? Itulah saat di mana iman hanya menjadi ucapan lisan dan tidak mempunyai hakikat dalam jiwa dan pikiran, tidak memberi vitalitas dan dinamika dalam kehidupan, lalu tenggelam dalam lumpur syahwat.
Karena itulah penguasa mereka menjadi zalim, orang kaya menjadi pelit, orang miskin menjadi pengkhianat, dan tentara mereka tidak punya nyali!
Abul Hasan Ali Al-Hasani Al-Nadwi mengatakan: saat kejayaan adalah saat iman, dan saat keruntuhan adalah saat hilangnya iman. Sebagaimana iman menciptakan keajaiban di alam jiwa, seperti itu juga ia menulis cerita keajaiban di alam kenyataan. Gelora dalam jiwa pun menjelma menjadi prestasi-prestasi sejarah.
Allah swt berfirman: “Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali sekali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al-An’am: 122)
Sekarang, ketika kita berbicara tentang proyek kebangkitan Islam, kita bertemu lagi dengan aksioma ini; saat kejayaan adalah saat iman.
Iman Syahid Hasan Al-Banna mengatakan: “Orang-orang yang bekerja atau mengajak untuk membangun umat, mendidik bangsa, memperjuangkan dan mewujudkan misi dan nilai-nilai dalam kehidupan, haruslah mempunyai kekuatan jiwa yang dahsyat yang mengejawantah dalam beberapa hal:
• Tekad baja yang tak tersentuh oleh kelemahan
• Kesetiaan abadi yang tak terjamah oleh penyimpangan dan pengkhianatan
• Pengorbanan mahal yang tak terhalang oleh keserakahan atau kebakhilan
• Pengetahuan, keyakinan dan penghargaan terhadap konsep perjuangan yang dapat menghindarkan dari kesalahan, penyimpangan, tawar menawar atau tertipu dengan konsep yang lain.
Keempat hal tersebut sesungguhnya merupakan pekerjaan pekerjaan khusus jiwa. Hanya di atas pilar-pilar dasar itu, dan hanya di atas kekuatan spiritual yang dahsyat itu sajalah umat yang sedang bangkit terdidik dan bangsa yang kokoh terbentuk. Siklus kehidupan akan terbarui kembali bagi mereka yang tak pernah memiliki kehidupan dalam waktu yang lama. Bangsa yang tidak memiliki keempat sifat ini, atau setidak-tidaknya tidak dimiliki oleh para pemimpin dan pembaharunya, adalah bangsa yang miskin dan tersia-siakan yang tak pernah meraih kebaikan atau mewujudkan cita-cita. Mereka hanya akan hidup dalam dunia mimpi-mimpi, bayang-bayang dan kesemuan. “Sesungguhnya dugaan-dugaan itu sama sekali tidak berguna untuk (mendapatkan) kebenaran.” (QS Yunus: 36).
Inilah sunnah Allah bagi seluruh makhluk-Nya, dan tidak akan ada penggantinya. “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang merubah diri-diri mereka sendiri. ” (QS Al-Ra’d: 11).” (Majmu’atur Rosail, Hasan Al-Banna).
Demikianlah. Jelas sudah, apa yang dibutuhkan gerakan kebangkitan umat saat ini adalah mempertemukan umat dengan sumber energi spiritual mereka: iman! Itulah persoalan kita, bahwa ada banyak kabut yang menyelimuti pemahaman kita mengajarkan hakikat iman. Kesalahan atau kedangkalan dalam pemahaman tentang iman, disertai kesalahan dalam menyusun dan mengajarkannya, adalah sebab utama yang membuat iman kita tidak bekerja semestinya. Ia tidak memberi inspirasi pada pikiran, tidak menerangi jiwa, tidak melahirkan tekad dan tidak juga menggerakkan raga kita untuk bekerja menyamai kebenaran, kebaikan dan keindahan dalam taman hidup kita. Karenanya tidak ada keajaiban di alam jiwa, dan tidak akan terangkai keajaiban itu dalam sejarah kita