Thursday, 5 November 2015

Larangan Duduk Memeluk Lutut Saat Khutbah Jumat

Tidak sedikit jamaah shalat Jumat yang duduknya dalam keadaan memeluk lutut. Bahkan saking enaknya duduk seperti sampai tertidur. Padahal ada larangan dalam hadits mengenai duduk seperti itu dalam khutbah Jumat.
Hadits yang dimaksud adalah dari Sahl bin Mu’adz dari bapaknya (Mu’adz bin Anas Al-Juhaniy), ia berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنِ الْحُبْوَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari duduk dengan memeluk lutut pada saat imam sedang berkhutbah.” (HR. Tirmidzi no. 514 dan Abu Daud no. 1110. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Imam Nawawi rahimahullah dalam Riyadhus Shalihin membawakan hadits di atas dengan menyatakan dalam judul bab,
كَرَاهَةُ الاِحْتِبَاءِ يَوْمَ الجُمُعَةِ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ لِأَنَّهُ يَجْلِبُ النَّوْم فَيَفُوْت اِسْتِمَاع الخُطْبَة وَيَخَافُ اِنْتِقَاض الوُضُوْء
“Dimakruhkan memeluk lutut pada hari Jumat saat khatib berkhutbah karena dapat menyebabkan tertidur sehingga terluput dari mendengarkan khutbah dan khawatir pula seperti itu dapat membatalkan wudhu.”
Imam Nawawi membawakan perkataan Al Khattabi yang menyatakan sebab dilarang duduk ihtiba’,
نُهِيَ عَنْهَا لِاَنَّهاَ تَجْلِبُ النَّوْم فَتَعْرِض طَهَارَتُه لِلنَّقْضِ وَيَمْنَعُ مِنَ اسْتِمَاعِ الخُطْبَةِ
“Duduk dengan memeluk lutut itu dilarang (saat mendengar khutbah Jumat) karena dapat menyebabkan tidur saat khutbah yang dapat membatalkan wudhu, juga jadi tidak mendengarkan khutbah.” (Al Majmu’, 4: 592). Baca artikel: Hukum Tidur pada Khutbah Jumat
Menurut Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah, duduk ihtiba’ adalah duduk dengan mendekatkan paha pada perut dan betis didekatkan pada paha tadi, lalu diikat dengan tali, imamah atau cara lainnya. Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 6: 449.
Intinya, yang dilakukan adalah duduk yang sifatnya makruh atau terlarang. Kita biasa melihat pada sebagian jama’ah shalat Jumat seperti contoh duduk di bawah ini.
duduk_ihtiba_memeluk_lutut
Duduk ihtiba’ (memeluk lutut) yang terlarang dalam Khutbah Jumat
duduk_ihtiba_memeluk_lutut_2
Duduk yang dibolehkan saat mendengar Khutbah Jumat

Abu Bakar Baasyir Kalau Ceramah Isinya Hate Speech


Tentang Surat Edaran (SE) ujaran kebencian alias hate speech yang mengundang kontroversi di Mabes Polri, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti pun angkat bicara.
Badrodin mengatakan ada dua bentuk hate speech yaitu ceramah yang kerap disampaikan Abu Bakar Baasyir dan kicauan di Twitter yang dilakukan Sekjen Jakmania Febrianto.
“Abu Bakar Baasyir itu kalau ceramah isinya hate speech. Sekjen Jakmania dalam Twitter-nya juga hate speech,” kata mantan kapolda Jatim itu, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (5/11) seperti dilansir Berita Satu.
Hate speech, katanya, harus ditangani. Alasannya, supaya juga kejadian di Sampang, Cikeusik, dan Temanggung tidak berulang.
SE yang memicu kontroversi itu, seperti diketahui, bernomor SE/6/X/2015. SE itu dikeluarkan pada 8 Oktober lalu dengan distribusi internal ke dalam jajaran Polri

10 Amalan Agar Rezeki Datang

Setiap hari manusia berlomba-lomba mencari rezeki untuk bisa melanjutkan hidup sehari-hari. Masing-masing orang sudah ditetapkan kadar rezekinya oleh Allah SWT.  Ada yang sudah bekerja begitu keras, namun hasilnya tidak sesuai harapan. Namun ada juga yang usahanya biasa-biasa saja, diberikan rezeki yang berlimpah.

Ternyata kadar rezeki tidak hanya urusan keras atau tidaknya usaha seseorang dalam mencarinya. Namun ada amalan tertentu yang membuat rezeki selalu nempel dan melekat dengan kita.   Amalan ini jika rutin dikerjakan, akan membuat rezeki selalu datang menghampiri tanpa henti dan tidak disangka-sangka. Apa saja amalan tersebut? Berikut ringkasannya.


1. Taqwa
Amalan pertama agar rezeki selalu nempel adalah berlaku taqwa kepada Allah. Taqwa merupakan tindakan memelihara diri dari siksa Allah dengan cara menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.  Hal ini sudah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Alquran. Bahwa siapa manusia yang bertaqwa akan diberi rezeki dari berbagai arah yang tidak disangka-sangka.

 “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya,” (QS ath-Thalaq: 2-3).

2. Tawakal
Tawakal juga menjadi jalan untuk menggugah Allah memberikan rezeki kepada manusia. Tawakal memiliki makna berserah diri sepenuhnya kepada Allah swt dalam menghadapi menunggu hasil dari suatu usaha atau pekerjaan. Namun tentu saja, tawakal harus disertai kerja keras sebelumnya. Setelah bekerja dengan sungguh-sungguh, barulah kita menyerahkan hasilnya kepada Allah, serta berprasangka baik kepada-Nya. Bahwa seluruh usaha yang kita kerjakan, sebenarnya tidak ada yang sia-sia.

Nabi s.a.w. bersabda: “Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, nescaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (Riwayat Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim dari Umar bin al-Khattab r.a.)

3. Salat Dhuha
Selain melaksanakan salat wajib, Allah SWT juga menyediakan salat sunah yang bisa dilakukan untuk hajat tertentu, termasuk mendatangkan rezeki . Salah satu salat yang dapat mendekatkan rezeki adalah Salat Duha. Salat ini dikerjakan pada waktu Duha, yakni menjelang matahari naik pada pagi hari sekita pukul 08.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB.

Firman Allah dalam hadis qudsi: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya." (Riwayat al-Hakim dan Thabrani)

4.  Istighfar
Rezeki terkadang tertutup karena dosa-dosa yang sudah kita lakukan kepada Allah. Jadi untuk membukanya kembali, manusia harus bertaubat dan memohon ampun kepada sang maha pengampun. Caranya adalah dengan banyak membaca istigfar setiap hari. Mohon lah keampunan Allah dengan sungguh-sungguh dengan bacaan sitigfar 100 kali setiap hari. Jika lebih, maka rezeki yang akan datang juga akan lebih pula. Karena ini adalah nyata yang dijanjikan Allah, kepada hamba-Nya yang bertaubat.

"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirim-kan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu ke-bun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai" (QS Nuh: 10-12).

“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka,” (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim).

5. Silaturahmi
Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa dengan menyambung tali silaturahmi maka rezeki tidak akan terputus. Dan benar, lihat saja mereka yang memiliki banyak koneksi dan selalu menjaganya? Pasti orang-orang inilah yang selalu dicari ketika ada pekerjaan yang sesuai. Mereka direkomendasikan oleh orang lain yang mengenalnya. Itulah mengapa kita sering mendengar ‘rezeki kita tidak hanya datang karena kita, namun juga karena orang lain’

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaknyalah ia menyambung (tali) silaturahim.”

6. Sedekah
Sedekah menjadi cara yang paling sering dilakukan orang untuk memancing rezeki. Tidak dipungkiri bahwa Allah SWT menjanjikan balasan 10 kali lipat kepada mereka yang menyedekahkan rezekinya kepada orang lain yang membutuhkan. Namun tanamkanlah dalam hati bahwa bersedekahlah dalam rangka bersyukur, berbagi rejeki & kebahagiaan, bukan dalam rangka mencari rejeki.

Sabda Nabi s.a.w.: “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan kerana orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Riwayat Bukhari)

7.  Berbuat Kebaikan
Berbuat kebaikan kepada orang lain lain juga menjadi salah satu amalan yang membuat rezeki semakin nempel. Hal ini sudah dijanjikan Allah dalam Alquran serta dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW.

"Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan." (QS Alqashash:84)

Nabi bersabda: Sesungguhnya Allah tdk akan zalim pd hambanya yg berbuat kebaikan.Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia dan akan dibalas dengan pahala di akhirat.(HR. Ahmad)

8. Berdagang
Saat ini orang berlomba-lomba mencari pekerjaan dengan masuk ke perusahaan besar. Memang hal ini bukan merupakan kesalahan. Namun salah satu pekerjaan yang dapat mengawetkan rezeki adalah dengan berdagang. Hal ini dijelaskan Nabi Muhammad SAW dalam hadist riwayat Ahmad.

Dan Nabi SAW bersabda: “Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perniagaan” (Riwayat Ahmad)

9. Bangun Pagi
Kita sering mendengar ucapan orang tua dulu, “Ayo bangun, udah pagi, nanti rezekinya dipatok ayam lho”. Ternyata ini bukanlah isapan jempol belaka. Karena saat pagi, Allah SWT melalui malaikat-malaikat-Nya menyebarkan rezeki pada pagi hari kepada manusia yang sudah bangun. Sehingga siapa yang terlewat tidur hingga bangun siang, maka tidak akan mendapatkan rezeki yang disebar pagi hari tersebut.

Fatimah (putri Rasulullah) berkata bahwa saat Rasulullah ( S.A.W.) melihatnya masih terlentang di tempat tidurnya di pagi hari, beliau (S.A.W.) mengatakan kepadanya, "Putriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan-hati Tuhanmu, dan janganlah menjadi seperti kebanyakan orang. Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh sampai terbitnya matahari. ( H.R. Al-Baihaqi)

Aisyah juga meceritakan sebuah hadits yang hampir sama maknanya, yang mana Rasulullah (S.A.W.) bersabda, "Bangunlah pagi-pagi untuk mencari rezekimu dan melakukan tugasmu, karena hal itu membawa berkah dan kesuksesan. (H.R. At-Tabarani)

10. Bersyukur
Bersyukur adalah cara untuk mendatangkan lebih. Inilah tingkatan keimanan manusia kepada Rabb-nya. Mampukah seseorang bersyukur atas sedikit rezeki yang diberikan Allah atau tidak. Setidaknya, kita tidak hanya memandang rezeki materi yang diberikan Allah dalam bentuk uang. Namun dalam bentuk kesehatan, keluarga yang utuh, tetangga yang baik serta negara yang tidak dalam keadaan perang.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim:7)

Iman itu Cerita Keajaiban


Oleh: H. M. Anis Matta, Lc
Iman adalah sumber energi jiwa yang senantiasa memberikan kita kekuatan untuk bergerak menyemai kebaikan, kebenaran dan keindahan dalam zaman kehidupan, atau bergerak mencegah kejahatan, kebatilan dan kerusakan di permukaan bumi. Iman adalah gelora yang memberi inspirasi kepada pikiran-pikiran kita, maka lahirlah bashirah. Iman adalah cahaya yang menerangi dan melapangkan jiwa kita, maka lahirlah taqwa. Iman adalah bekal yang menjalar di seluruh bagian tubuh kita, maka lahirlah harakah (gerakan). Iman menenteramkan perasaan, menguatkan tekad dan menggerakkan raga kita.
Iman merubah individu menjadi baik, dan kebaikan individu menjalar dalam kehidupan masyarakat, maka masyarakat menjadi erat dan dekat. Yang kaya diantara mereka menjadi dermawan, yang miskin menjadi iffah (menjaga kehormatan dan harga diri), yang berkuasa menjadi adil, yang ulama menjadi taqwa, yang kuat menjadi penyayang, yang pintar menjadi rendah hati, yang bodoh menjadi pembelajar. Ibadah mereka menjadi sumber kesalehan dan kedamaian, ilmu pengetahuan menjadi sumber kekuatan dan kemudahan, kesenian menjadi sumber inspirasi dan semangat kehidupan.
Jika Anda bertanya, mengapa Bilal dapat bertahan di bawah tekanan batu karang raksasa dengan terik matahari padang pasir yang membakar tubuh? Mengapa ia yang tadinya hanyalah seorang budak bisa berubah menjadi pembesar Islam? Lalu, mengapa Abu Bakar yang lembut menjadi sangat keras dan tegar saat perang Riddah? Mengapa Umar bin Khattab yang terhormat mau dengan sukarela membawa gandum ke rumah seorang perempuan miskin dan Mengapa Khalid bin Walid lebih menyukai malam-malam dingin dalam medan jihad fi sabilillah daripada seorang perempuan cantik di malam pengantin? Mengapa Ali bin Abu Thalib mau memakai selimut Rasulullah saw dan tidur di kasur beliau saat dikepung menjelang hijrah, atau hadir dalam pengadilan saat beliau menjadi khalifah untuk diperkarakan dengan seorang warganya yang Yahudi? Mengapa pula Utsman bin Affan bersedia menginfakkan seluruh hartanya, bahkan membiayai sebuah peperangan di masa Rasulullah saw seorang diri? Jawaban semua pertanyaan itu ada di sini: iman!
Sejarah Islam sepanjang lima belas abad ini mencatat, kaum muslimin meraih kemenangan-kemenangan dalam berbagai peperangan, menciptakan kemakmuran dan keadilan, mengembangkan berbagai macam ilmu pengetahuan dalam peradaban. Apa yang membuat mereka mencapai semua itu? Itulah saat di mana iman mewarnai seluruh aspek kepribadian setiap individu muslim, dan mewarnai seluruh sektor kehidupan.
Tapi sejarah juga menorehkan luka. Pasukan Tartar membantai 80.000 orang kaum muslimin di Baghdad, pasukan Salib menguasai Al-Quds selama 90 tahun, surga Andalusia hilang dari genggaman kaum muslimin dan direbut kembali oleh kaum Salib, Khilafah Utsmaniyah di Turki dihancurkan gerakan Zionisme internasional. Apa penyebab kehancuran ini? Itulah saat di mana iman hanya menjadi ucapan lisan dan tidak mempunyai hakikat dalam jiwa dan pikiran, tidak memberi vitalitas dan dinamika dalam kehidupan, lalu tenggelam dalam lumpur syahwat.
Karena itulah penguasa mereka menjadi zalim, orang kaya menjadi pelit, orang miskin menjadi pengkhianat, dan tentara mereka tidak punya nyali!
Abul Hasan Ali Al-Hasani Al-Nadwi mengatakan: saat kejayaan adalah saat iman, dan saat keruntuhan adalah saat hilangnya iman. Sebagaimana iman menciptakan keajaiban di alam jiwa, seperti itu juga ia menulis cerita keajaiban di alam kenyataan. Gelora dalam jiwa pun menjelma menjadi prestasi-prestasi sejarah.
Allah swt berfirman: “Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali sekali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al-An’am: 122)
Sekarang, ketika kita berbicara tentang proyek kebangkitan Islam, kita bertemu lagi dengan aksioma ini; saat kejayaan adalah saat iman.
Iman Syahid Hasan Al-Banna mengatakan: “Orang-orang yang bekerja atau mengajak untuk membangun umat, mendidik bangsa, memperjuangkan dan mewujudkan misi dan nilai-nilai dalam kehidupan, haruslah mempunyai kekuatan jiwa yang dahsyat yang mengejawantah dalam beberapa hal:
• Tekad baja yang tak tersentuh oleh kelemahan
• Kesetiaan abadi yang tak terjamah oleh penyimpangan dan pengkhianatan
• Pengorbanan mahal yang tak terhalang oleh keserakahan atau kebakhilan
• Pengetahuan, keyakinan dan penghargaan terhadap konsep perjuangan yang dapat menghindarkan dari kesalahan, penyimpangan, tawar menawar atau tertipu dengan konsep yang lain.
Keempat hal tersebut sesungguhnya merupakan pekerjaan pekerjaan khusus jiwa. Hanya di atas pilar-pilar dasar itu, dan hanya di atas kekuatan spiritual yang dahsyat itu sajalah umat yang sedang bangkit terdidik dan bangsa yang kokoh terbentuk. Siklus kehidupan akan terbarui kembali bagi mereka yang tak pernah memiliki kehidupan dalam waktu yang lama. Bangsa yang tidak memiliki keempat sifat ini, atau setidak-tidaknya tidak dimiliki oleh para pemimpin dan pembaharunya, adalah bangsa yang miskin dan tersia-siakan yang tak pernah meraih kebaikan atau mewujudkan cita-cita. Mereka hanya akan hidup dalam dunia mimpi-mimpi, bayang-bayang dan kesemuan. “Sesungguhnya dugaan-dugaan itu sama sekali tidak berguna untuk (mendapatkan) kebenaran.” (QS Yunus: 36).
Inilah sunnah Allah bagi seluruh makhluk-Nya, dan tidak akan ada penggantinya. “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang merubah diri-diri mereka sendiri. ” (QS Al-Ra’d: 11).” (Majmu’atur Rosail, Hasan Al-Banna).
Demikianlah. Jelas sudah, apa yang dibutuhkan gerakan kebangkitan umat saat ini adalah mempertemukan umat dengan sumber energi spiritual mereka: iman! Itulah persoalan kita, bahwa ada banyak kabut yang menyelimuti pemahaman kita mengajarkan hakikat iman. Kesalahan atau kedangkalan dalam pemahaman tentang iman, disertai kesalahan dalam menyusun dan mengajarkannya, adalah sebab utama yang membuat iman kita tidak bekerja semestinya. Ia tidak memberi inspirasi pada pikiran, tidak menerangi jiwa, tidak melahirkan tekad dan tidak juga menggerakkan raga kita untuk bekerja menyamai kebenaran, kebaikan dan keindahan dalam taman hidup kita. Karenanya tidak ada keajaiban di alam jiwa, dan tidak akan terangkai keajaiban itu dalam sejarah kita

Wednesday, 4 November 2015

Pakai Bahasa Arab, Pidato Anis Matta Mengguncang Publik Al-Jazair

anis1.jpg
Semua sepi, semua hening, dan nafas-nafas tertahankan di dada hanya untuk mendengarkan setiap butir kata, yang ia ucapkan penuh makna. Kata-katanya menjadi inspirasi, menyentuh pribadi, bagi trainer, bagi guru, bagi penceramah, dan bagi seluruh pemuda di penjuru negeri dengan semangat berapi-api.
Ia adalah Muhammad Anis Matta, Lc.,  yang digelari dengan Bung Karno Muda karena orasi dan pidatonya berapi-api, menggelora, menguncang dan membangkitkan jiwa, tak hanya di jagat nusantara namun juga di jagat raya.
Dalam lawatannya ke Al-Jazair (Al-Geria) kemarin dan karenanya tidak bisa hadir di Mukernas PKS, Anis Matta menyampaikan pidato dalam bahasa Arab. Pidato singkat namun mengguncang para hadirin yang merespon dengan gemuruh semangat. Pidato dengan gaya khas Anis Matta dan telunjuk tangannya.
Setelah pekan akhir Oktober menjadi pembicara di Konvensi Maqashid Syari’ah (KMS) yang digelar oleh IKRAM Malaysia di IDCC Shah Alam, Selangor, Malaysia, Ahad (25/10/2015), Anis Matta yang sekarang menjabat Ketua Badan Kerja Sama Internasional PKS awal November ini terbang ke Aljazair.
Inilah video pidato Arab Anis Matta yang mengguncang Al-Jazair:

*bagi yg kagak ngarti bhs arab ada terjemahannya di bawah :)
[Terjemahan]

Apakah kalian mengetahui apa yang membawa saya ke sini bertemu dengan kalian semua pada hari ini?
Ia adalah cinta
Cinta kepada saudara seiman
Cinta kepada saudara Islam
Cinta kepada bangsa Al-Jazair
Cinta kepada revolusi Al-Jazair
Dan cinta kepada intifadhah Palestina. Apakah kalian mengetahui apa yang mengumpulkan bangsa Indonesia dan bangsa Al-Jazair?
Ia adalah kepedihan penjajahan, ia adalah kepedihan penjajahan.
Jika bangsa Al-Jazair telah merasakan kepedihan penjajahan selama 130 tahun, maka bangsa Indonesia telah merasakan kepedihan penjajahan selama 350 tahun.
Namun selain itu, selain kepedihan penjajahan, kita juga dikumpulkan, di samping kepedihan penjajahan adalah darah revolusi yang suci.
Bangsa Indonesia melihat setiap bangsa mengalir di dalamnya darah revolusi.
Dan bahwa bangsa ini, pada hakikatnya adalah bangsa Indonesia.
Dan sekarang, risalah revolusi kita; revolusi Indonesia dan revolusi Al-Jazair belum selesai.
Apakah kalian mengetahui mengapa belum selesai?
Karena di sana ada negeri Palestina
Karena di sana ada al-Aqsa
Ia adalah risalah revolusi yang belum selesai
Karena Palestina masih menjadi luka di dalam tubuh kemanusiaan
Karena Palestina masih menjadi impian yang belum terwujud
Maka selama di sana masih ada tetesan darah di Palestina yang mengalir setiap hari maka ketahuilah wahai saudara-saudaraku semua bahwa risalah revolusi kita belum selesai.
Lalu apa artinya risalah kita belum selesai?
Artinya bahwa kita semua, wajib berdiri dalam satu shaf untuk kita berjuang bersama, melanjutkan bersama risalah revolusi yang belum selesai.
*Sumber: http://www.islamicgeo.com/2015/11/inilah-pidato-arab-anis-matta-yang.html
http://www.pkspiyungan.org/2015/11/pakai-bahasa-arab-pidato-anis-matta.html

Surat Adik Angkatan Ahok di Trisakti yang Pernah Demo Bareng 1998, Ngeri!

Kamu yang update berita pasti tahu kalau beberapa hari lalu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan penerapan Peraturan Gubenur Nomor 228 Tahun 2015 tentang unjuk rasa, untuk mendukung Undang-Undang yang sudah ada sejak 1998.
Hal itu, kata Ahok, tertuang dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
“Sebetulnya UU sudah melarang demo di depan (Istana) Kepresidenan. Sekarang kamu tuh suka datang ke Istana atau Wapres atau Gubernur. Makanya, kami carikan lokasi terdekat. Mereka kan maunya demo di daerah situ melulu,” ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (2/11) seperti dilansir Tribun.
Pergub yang diterapkannya itu, katanya, untuk mengatur pelaksanaan lokasi demonstrasi. Tiga lokasi yang diperbolehkan, yakni di Silang Monas Selatan, Parkir Timur Senayan, dan Alun-Alun Demokrasi DPRD.
“Untuk Demo di Istana, dorong saja ke Monas di bagian selatan. Kalau demo di kementerian atau DPR, dorong ke Alun-Alun Demokrasi atau Senayan,” kata Ahok.
Tentu woro-woro itu bikin berang, Bro. Oleh sebab itu seseorang yang mengaku adik angkatan Ahok di kampus Trisakti, John Muhammad, menuliskan surat untuk Ahok. Berikut tulisannya.

Hok, gua nulis ini karena gua peduli. Apalagi, kita sama-sama satu almamater. Saling mengingatkan itu perlu. Btw, sori ya, kalo gua pake bahasa begini ke elu. Ini terpaksa. Lu boleh cek semua tulisan gua, kalo gua sebelonnya kaga pernah menulis dengan bahasa seperti ini.
Gua gunain bahasa ini karena inget nasihat teman. Dia bilang begini ke gua: “John, dalam komunikasi itu penting untuk memilih bahasa. Kamu tidak bisa memaksakan berbicara dalam bahasa akademisi pada kelompok tertentu. Begitu pula sebaliknya.” Jadi, gua terpaksa nih pake bahasa begini dengan tujuan supaya lu ngerti.
Sempet kepikir juga untuk nyelipin kata-kata: t**k, bodo amat dan kata-kata lain yang biasa lu gunain selama ini, tapi kata gua kaga perlu deh. Biar elu aja yang kayak gitu. Gua mah kaga bisa.
***
Ok. Langsung aja ya. Gua nanya nih ma elu, hok. Lu pernah demo ga? Waktu 1998, lu ikutan bantuin kita demo ga? Karena lu senior gua di Universitas Trisakti, gua nanya lagi, nih. Waktu kita lagi repot belajar dan membangun demo, sampe adik-adik kita mati, terus sampe kita nginep di MPR/DPR, lu dimana, hok? Jujur deh lu jawab.
Maksud gua nanya gini, biar lu inget dan paham kalo semua demonstrasi yang gua sebutin itu, semuanya ngelanggar aturan. Mulai dari ngomongin politiknya dilarang, mimbar bebasnya dilarang, demonstrasinya yang dilarang, long-marsnya dilarang dan semuanya itu kaga ada yang kaga dilarang. Sampai otopsi pun dilarang. Intinya, kita semua bisa sampai ke hari ini karena ada unjuk rasa yang ga ngikutin aturan di jaman itu. Termasuk elu jadi anggota DPR, Bupati, Wakil Gubernur dan Gubernur karena itu, bro!
Emang sih waktu itu ada UU Nomer 9/1998 tentang Kemerdekaan Menyatakan Pendapat di Muka Umum – yang dibikin jaman BJ Habibie. Tapi apa respon kita waktu itu? Kaga peduli, coy.
Malah, gua inget bener, waktu kita demo Istana Negara supaya Habibie segera ngadilin Soeharto (2 Desember 1998). Temen-temen gua sampe lompat pager Istana. Sementara temen-temen gua yang lain ngedemo rumahnya Soeharto! Apa hasilnya? Seminggu kemudian, Soeharto untuk pertama kalinya dipanggil Kejaksaan Agung (9 Desember 1998). Emang sih, pemeriksaannya basa-basi. Tapi, segitu aja kita udah seneng banget.
Jadi asal lu tau aja. Sampai hari ini, itu UU kaga pernah kita peduliin. Kenape? Karena itu UU katrok, hok. Katro sekatronya!
Dari pemilihan lokasi, lu bisa liat UU itu lebih melindungi (bangunan/simbol) negara ketimbang melindungi ekspresi warga. Soal pemberitahuan lagi. Kalo hari ini, Novel Baswedan mau dijemput paksa masak kita kudu nunggu 3 hari, baru boleh belain dia di KPK? Emang lu pikir demo pasti urusannya tolak-menolak doang? Makna “pemberitahuan” di UU itu juga berkali-kali diselewengkan di lapangan sebagai “permohonan ijin”, sehingga justru mempersulit orang untuk demo. Lu bayangin aje ya, kalo kita dulu kudu jujur mau ngasih ayam betina ke Jaksa Agung (24 November 1998), mana bisa kita dikasih masuk?
Dengan segala masalah itu, eh elu malah jadiin UU ini sebagai rujukan untuk Pergub!
Nah, gua minta lu kaga bawa-bawa soal ketertiban. Karena gua jadi perlu nanya lagi nih. Ketertiban yang kaya gimana, hok? Yang kaya jaman Orba? Atau yang kaya Singapura? Aje gile lu, hok. Yang bener aje. Justeru, kebebasan berekspresi inilah yang membuat kita bangga dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.
Jadi hok, jangan segala jam-lah lu atur-atur, soal tempat dan urusan bising lu atur-atur. Orang demo tuh kaga mungkin subuh-subuh, lagi. Apalagi di Hari-hari Keagamaan. Kalo ada yang demo sampai malem, itu emang udah diniatin pastinya. Biasanya, mereka emang pengin nginep. Lagian yang doyan demo ampe malem dan seneng bentrok, udah jarang. Sebagian gembongnya udah pada jadi anggota DPR dan komisaris, keknya.
Nah, soal tempat. Lu kasih kita cuma tiga: Parkir Timur Senayan, DPR/MPR dan Silang Selatan Monas. Ini ga masuk akal dan cule. Masak kantor lu kaga boleh dijadiin target demo? Kejaksaan Agung, Bunderan Hotel Indonesia, Kantor Freeport, APP, Sinar Mas, Wilmar, Artha Graha dan lainnya kaga boleh juga? Ga sekalian aja, lu taruh kita di Kep. Seribu? Ga boleh juga ya? Soalnya, kita malah ganggu proyek reklamasi lu ya?
Semua bangunan kecuali rumah sakit dan tempat ibadah, kata gua sih sah untuk didemo. Emang lu kaga pernah bayangin kalo buruh pelabuhan pada mogok kerja? Emang itu bukan demo?
Soal kebisingan lain lagi nih. Ngomong-ngomong, lu tau ga 60 dB itu setara apa? Setara orang normal ngobrol, bro. Setara suasana dalam rumah. Atau dibawah ramenya suasana kantor (70 dB) atau suara kemacetan parah di jalan (90 dB). Gua jadi penasaran, demo yang kayak gitu demo apaan, hok?

Hok, tahun 1999, gua pernah bikin tulisan judulnya “Mendemonstrasikan demonstrasi.” Isinya a-z soal merancang demonstrasi. Di situ gua bilang kalo demonstrasi adalah seni menyampaikan pendapat. Tujuannya simpel. Supaya aspirasi dalam demonstrasi itu dipenuhi dan dipertimbangkan. Sudah tentu, kita yang demonstrasi pasti nyari perhatian dan narik simpati.
Ketika demo, kita tuh pasti bersiasat bagaimana cara terbaik untuk diperhatiin dan didengarkan. Kita pengin setiap orang mengetahui pesan kita. Jadi mustahil, kalo lo mau batasin aktivitas demonstran secara kaku.
Lagian, demo tuh macem-macem bentuknya. Ada yang bagi-bagi stiker di jalan, ada yang nginep bikin tenda keprihatinan dan ada yang memang niatnya nerobos barikade penjagaan. Kita yang demo tau kok konsekuensinya. Polisi pun udah paham mana yang demonya reseh, bikin deg-degan sampai yang kalem.
Jadi kaga usah lu ajarin polisi soal beginian. Karena kalau udah masuk kriminal, aturan di KUHP kan bisa dipake. Justeru lo kudu nekenin ke polisi supaya ga pakai senjata api dan senjata tajam dalam menangani demonstran.
Eh, ini malah di Pergub itu lu ngebolehin tentara ikut-ikutan. Wah, ini mah beneran Orde Baru!
Lu lagi pake alesan demo bikin macet. Itu alesan klise, hok. Macet mah itu masalah gimana elu ngurus transportasi massal ajah. Itu makanya gua nolak proyek 6 ruas jalan tol, karena justeru nambah kendaraan pribadi. Itu kan solusi gua buat elu. Tapi ya itu, lu kaga mau denger.
Dan elu, hok jangan juga pake alesan ganggu pembangunan ya. Kaga ada urusannya tuh, investasi ma demonstrasi. Asal tau aja, jaman kita pada demo dari yang tiap hari sampe seminggu sekali, rupiah berkisar Rp. 8000,- s/d Rp. 8500,- kok!

Buat gua, tertib dan keteraturan kepada rakyat itu cuma cermin, hok. Cermin dari pengurusnya (pemerintahnya). Justeru, demonstrasi adalah indikator bahwa dialog antara warga dan pengurusnya sedang berlangsung secara dinamis. Jadi, kalo lu mulai kebanjiran demonstrasi, justeru lu kudu ngaca dan evaluasi. Karena pasti deh ada yang kaga bener. Entah itu, “kaga bener” yang dateng dari luar maupun “kaga bener” yang dateng dari dalem kepengurusan elu.
***
Sekarang, gua malah jadi mikir. Jangan-jangan lu emang kaga demen ma demonstrasi ya? Wah, kalo udah begini, lu kudu introspeksi. Jangan-jangan lu punya sindrom diktator, otoriter, lalim dan segala turunannya? Amit-amit, hok.
Tapi, kalau bener lu begitu orangnya, tenang aja, hok. Gua ga bakal jatuhin atau mundurin lu sekarang ini. Gua kaga mau ngikutin taktik lu: main korban-korbanan atau sengaja dijatuhin biar nanti dikenang. Kalau emang bener lu begitu orangnya, mending gua biarin lu lapuk sampai pilkada taun depan.
***
Hok, jelas ya. Gua ga bakal peduliin Pergub No. 228/2015 lu itu. Jadi terserah elu. Mau lu cabut bagus. Ga lu cabut pun pasti gua cuekin. Ini namanya civil disobedience: pembangkangan sipil. Ngarti?
Gitu aja ya, hok. Semoga tulisan berjudul T. A. I. K. K. ini bisa lo pahamin. 

AKHIRNYA MASJID RAHMATIN LIL ALAMIN RESMI DILARANG BERDIRI DI MANOKWARI!

Telah dikeluarkan surat pemberhentian pembangunan masjid yang terletak di kampung Andai distrik Mansel kab Manokwari dengan nomor surat 450/456 yang isinya sbb :
- Surat pemberhentian pembangunan masjid dgn nmr surat 450/456 yang ditujukan kepada panitia pembangunan masjid di Andai Distrik Manokwari selatan kab.Manokwari, yg isinya sbb :
Dengan Hormat :
Dengan ini disampaikan kepada panitia pembangunan masjid di andai Distrik Manokwari selatan kab manokwari,berkenan sedang dibangunnya masjid di andai distrik manokwari selatan,pemerintah kabupaten Manokwari menegaskan bahwa, pemerintah tidak melarang pembangunan tempat-tempat ibadah, karena negara kita dibangun diatas kemajemukan yang berlandaskan Pancasila, tetapi perlu dipahami, bahwa pembangunan tempat ibadah tersebut harus mengikuti aturan yang berlaku,menghargai kearifan lokal dan karekteristik daerah tersebut, sehingga tidak menimbulkan gejolak yang berdampak pada timbulnya konfik antar umat beragama.
Oleh sebab itu,dengan menyikapi situasi kota manokwari sebagai dampak dibangunnya masjid tersebut,maka pemerintah kab Manokwari menyampaikan hal-hal sbb :
1. Pembangunan masjid tersebut tidak memenuhi apa yang diamanatkan didalam peraturan bersama menteri agama dan menteri dalam negeri nmr 9 tahun 2006/no 8 tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan tugas kepala daerah/wakil kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama,pemeberdayaan forum kerukunan umat beragama,pendirian rumah ibadat,kuhususnya pada bab IV tentang pendirian rumah ibadat pasal 13 ayat 1 s/d 3,dan pasal 14 ayat 1 s/d 3.
2. Pembangunan masjid dimaksud,tidak mempertimbangkan kearifan lokal,sesuai undang-undang RI nmr 21 tahun 2001 tentang Otsus bagi Provinsi Papua,dan Undang-undang. Nomor 35 tahun 2008 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang-undang nomor 1 tahun 2008 tentang perubahan atas undang-undang nomor 21 tahun 2001 tentang Otsus bagi Provinsi Papua menjadi dundang-undang.
3. Surat badan kerja sama antar gereja (BKAG) Kab manokwari tentang pernyataan sikap menolak pembangunan masjid,dan pernyataan sikap dewan adat Papua wilaya III kepala burung nomor : 1098/DAP/WIL III/IX/2015 menolak dengan tegas pembangunan masjid yang terletak di andai distrik manokwari selatan,serta surat pernyataan penolakan pembanguan masjid di andai oleh keluarga besar mansim Borai selaku pemilik hak ulayat tgl 26/ september 2015/surat terlampir,
4. Surat dari ketua DPRD kab Manokwari nomor 170/496 tentang pembangunan masjid di Andai Distrik Manokwari Selatan tgl 19 oktober 2015/surat terlampir.
5. Kesepakatan hasil rapat pada tgl 24 oktober 2015 adalah menghentikan sementara pembangunan masjid di andai,namun penyampaiana aspirasi yang dilakukan oleh umat kristiani dalam aksi manokwari berkabung pada tanggal 29 oktober 2015 yang disampaikan kepada Bupati dan DPRD kab Manokwari dihalam kantor Bupati Manokwari,menyatakan dengan tegas menolak pembangunan Masjid di Andai.
6. Tanah di Andai adalah kawasan Zending dan diperkuat dengan surat pernyataan pelepasan hak atas Tanah Adat,yang dibuat pada hari rabu tanggal 28 januari 1976/surat pelepasan terlampir.
Dengan mempertimbangkan dan memperhatikan ke enam point tersebut di atas,maka dengan ini disampaikan kepada panitia pembangunan Masjid di Andai Distrik Manokwari Selatan kab Manokwari , untuk Menghentikan pembangunan Masjid di Andai distrik manokwari selatan kabupaten Manokwari,terhitung mulai tanggal diterbitkan surat ini.
Demikian surat ini dibuat,untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Surat tersebut diatas dikeluarkan di manokwari tanggal 1 november 2015, yang di tanda-tangani oleh Bupati Manokwari DR Bastian Salaba,S.th,M.A,M.th.
Tembusan disampaikan kepada :
1. Gubernur Papua Barat.
2. Kapolda Papua Barat
3. Danrem 171/PVT
4. Ketua DPRD Prov PB
5. Ketua MRP PB
6. Kabinda Prov PB
7. Ketua FKUB prov PB
8. Ketua MUI Prov PB
9. Kakanwil agama Prov PB
10. Kepala Badan Kesbangpol dan linmas Prov PB.
11. BP Am Sinode GKI di tanah Papua-Jayapura.
12. Ketua majelis umum GPKAI
13. Ketua PGGP Papua Barat
14. Ketua DPRD kab Manokwari
15. Kapolres Manokwari
16. Dandim 1703/Manokwari
17. Kepala Fasharkan Manokwari
18. Kajari Kab Manokwari
19. Ketua pengadilan negeri manokwari
20. Kepala kantor kemeterian agama kab Manokwari
21. Kepala badan kesbangpol dan linmas kab Manokwari
22. Ketua FKUB kab Manokwari
23. Ketua BKAG kab Manokwari
24. Klasis GKI Manokwari
25. Ketua tim Pastoral wilayah manokwari
26. Ketua MUI kab Manokwari
27. Kepala suku besar arfak
28. Ketua Mekkesa
29. Kepala suku mansim
30. Ketua DAP wilayah III kepala burung.
31. Para pemimpin denominasi gereja di kab manokwari.
32. Kepala distrik Manokwari selatan
33. Lurah kelurahan Andai
34. H. Nurjaya
35. H. Appe.