Tuesday, 3 November 2015

CIRI-CIRI ISTRI PENGUNDANG REZEKI

Pernikahan merupakan sunnah yang diagungkan oleh Allah SWT. Selain mencari ridha-Nya, menikah juga menjadi salah satu jalan sebagai pembuka pintu rezeki. Allah SWT senantiasa mencukupkan rezeki pasangan yang sudah menikah, meski hanya salah satu dari keduanya yang bekerja.

Ternyata, tidak hanya dengan bekerja saja pasangan suami istri bisa mendatangkan rezeki. Namun dengan memperbaiki akhlak serta memperbanyak berbuat baik, maka dengan mudah rezeki akan sering datang kepada sebuah keluarga.


Jika biasanya suami bertanggungjawab mencari nafkah, maka istri pun memiliki tanggungjawab lain yang tidak kalah penting. Perilaku seorang istri ternyata akan berdampak terhadap sedikit atau banyaknya rezeki yang didapatkan suami. Dengan mengenali ciri istri berikut,  pasangan keluarga bisa memperbaiki rezeki yang mungkin saja tersendat selama ini.

1. Wanita yang Taat Pada Allah dan Rasul-Nya
Sebelum menikahi seorang wanita, pria haruslah mempertimbangkan ke empat faktor berikut yaitu karena (1) kecantikannya, (2) keturunannya, (3) hartanya dan (4) agamanya. Namun, dari keempat faktor tersebut faktor agama haruslah yang paling diutamakan. Akan sangat beruntung jika bisa mendapatkan keempat faktor tersebut.

Jika mencari wanita dengan faktor agama tentu ia merupakan wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak hanya itu, wanita dengan ciri ini juga akan membawa rumah tangga menuju surga dan membawa ketentraman dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga tersebut akan bahagia, tentram, nyaman dan itulah rezeki yang sangat berharga.

Rumah tangga yang dipimpin oleh seorang imam yang sholeh dan didampingi istri sholehah tentu akan menjadikan rumah tangga tersebut mendapat berkah dari Allah SWT. Tidak cukup sampai di situ, pernikahan tersebut juga akan menghasilkan anak-anak yang sholeh dan sholehah, serta mendapatkan keridhaan serta rahmat dari Allah.

2. Wanita yang Taat Pada Suaminya
Jika aku boleh menyuruh seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku akan menyuruh seorang isteri untuk sujud kepada suaminya (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Itulah hadist Rasullah mengenai betapa utamanya menjadi istri yang taat kepada suaminya. Menjadi istri yang sholehah haruslah mentaati perintah suaminya selam perintah tersebut tidak bertentangan dengan agama.

Dengan ketaatan tersebut, maka akan membuat hati suami menjadi tenang dan damai. Itulah yang menyebabkan suami mudah dalam menjalankan kewajibannya mencari rezeki yang halal bagi keluarganya. Namun, jika seorang istri tetap ini berkarir di luar rumah haruslah terlebih dahulu mendapatkan izin dari suaminya. Selain itu, ia juga harus mampu menjaga diri dengan baik di tempat kerja tersebut.

“Laki-laki adalah pemimpin atas wanita karena Allah telah melebihkan sebagian dari mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan dengan sebab sesuatu yang telah mereka (laki-laki) nafkahkan dari harta-hartanya. Maka wanita-wanita yang saleh adalah yang taat lagi memelihara diri di belakang suaminya sebagaimana Allah telah memelihara dirinya”. (Q.S. An Nisa : 34).

3. Wanita yang Melayani Suaminya dengan Baik
Menjadi seorang istri haruslah mengetahui apa saja tugas dan kewajibannya. Menjalankan tugas rumah tangga dan melayani suami dengan baik serta mendidik anak-anaknya merupakan tugas utama seorang istri. Istri yang sholehah selalu berusaha melayani suaminya dengan baik seperti menyiapkan sarapan, menyediakan keperluannya, memenuhi kebutuhan biologis serta menjaga perasaan suami jangan sampai terlukan karena sikap istri.

Wanita yang memiliki sikap demikian akan menjadi istri kesayangan suami dan menjadi rekan yang baik dalam mewujudkan rumah tangga yang sakinah dan menarik hal-hal positif ke dalam rumah tangga tersebut. termasuk di dalamnya menarik rezeki yang halal bagi suaminya.

4. Wanita yang Berhias Hanya untuk Suaminya
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah” (H.R. Muslim). Wanita adalah makhluk yang suka berhias dan mempercantik diri. Akan tetapi, seorang wanita yang sholehah hanya berhiaas dan menampakkan perhiasannya tersebut untuk suaminya seorang. Ketika seorang istri selalu dipandang menyenangkan dan mengetahui cara membuat senang suaminya maka malaikat pun ikut berdoa agar Allah memudahkan rezeki datang kepadanya.

 5. Jika Ditinggal Menjaga Kehormatan dan Harta Suami
Ketika suami keluar untuk mecari nafkah, maka kewajiban seorang istri yang ditinggalkan adalah harus mampu menjaga kehormatannya. Selain itu, ia juga harus menjaga dirinya dari tamu yang tidak pantas, membatasi keluar rumah apabila urusan tersebut tidak begitu penting. Selain itu, wanita tersebut harus bisa menjaga harta yang ditinggalkan sang suami dan mempergunakannya pada hal-hal yang bermanfaat atas izin suaminya. Wanita yang mempunyai ciri tersebut akan membuat rezeki mudah masuk ke dalam rumahnya sebagai upah dari ketaatannya kepada Allah dan kesetiaannya terhadap suami.

6. Wanita Yang Senantiasa Meminta Ridha Suami Atasnya
Ciri istri pembawa rezeki selanjutnya adalah ia yang senantiasa meminta ridha suami atasnya. Wanita dengan ciri ini tahu bagaimana cara menyenangkan hati sang suami dan bisa menjaga sikap serta prilakunya agar tidak menyinggung serta melukai perasaan suaminya tersebut. Ia selalu berusaha agar suaminya tidak pernah marah terhadapnya. Ia tidak akan tidur dalam keadaan marah atau meninggalkan suami dalam keadaan marah sampai mendapatkan maafnya. Mengajak suami bercanda juga bisa membuat suami senang karena dapat menceriakan perkawinan.

Istri yang demikian itu merupakan itri yang menjadi penghuni surga, Hadist Rasulullah ” Maukah kalian kuberitahu isteri-isteri yang menjadi penghuni surga yaitu isteri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya, dimana jika suaminya marah dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata ” Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha” (H.R.An Nasai). Isteri seperti ini adalah isteri yang dimudahkan rezekinya melalui tangan suaminya karena amalan dan kesetiaan pada suaminya,

7. Wanita yang Menerima Pemberian Suami Dengan Ikhlas
Ciri istri pembawa rezeki selanjutnya adalah ia yang tidak pernah mengeluh pemberian dari suaminya. Wanita ini selalu menerima dengan ikhlas serta menghargai apapun yang diberikan suami kepadanya. Ia selalu bersyukur atas apa yang diperoleh suaminya meskipun hanya sedikit. Wanita yang senantiasa bersyukur dan ikhlas ini rezekinya senantiasa akan bertambah baik kuantitas maupun keberkahan yang akan diberikan Allah kepadanya ataupun melalui suaminya.

8. Wanita yang Bisa Menjadi Partner Meraih Ridha Allah
Istri yang menjadikan rumah tangganya sebagai lahan ibadah dan pengabdian diri kepada Allah SWT bisa menjadi rekan diskusi yang berimbang bagi suaminya. Tidak hanya itu, ia juga bisa melakukan koreksi dan menyampaikannya dengan lembut kepada suaminya. Selain itu, wanita yang memiliki ciri ini juga bisa menjadi motivator suami untuk meraih kesuksesan di dunia dan akhirat. Itulah yang menyebabkan munculnya kalimat “ di balik pria yang sukses ada wanita hebat di belakangnya”.

9. Wanita yang Tak Pernah Putus Doa Untuk Suaminya
Ciri wanita pembawa rezeki yang terakhir adalah wanita yang selalu menerima takdir Allah SWT namun tetap berusaha dengan mendoakan suami dan anak-anaknya  agar sukses di dunia dan akhirat. Rutinitas berdoa tidak pernah terputus dari wanita ini, menjadi penghias bibir setelah menjalankan ibadah sholat. Wanita seperti inilah yang akan mendatangkan rezeki kepada suaminya karena selalu melibatkan Allah pada setiap langkah suaminya lewat doa yang diucapkan setiap hari.

Itulah 9 ciri istri pembawa rezeki bagi suaminya. Maka beruntunglah lelaku yang mendapatkan istri dengan ciri-ciri tersebut. Akan tetapi, apabila belum mendapatkan istri yang demikian adalah kewajiban suami untuk mendidik istrinya agar selalu berada di jalan Allah SWT serta membawa rumah tangga tersebut ke surga-Nya

Digertak Yusril, Kubu Ahok Akui Wanprestasi


Dilibatkan dalam konflik perseteruan sampah di Bantargebang Bekasi, Yusril Ihza Mahendra langsung menggertak Pemprov DKI Jakarta dengan sejumlah data. Yusril menyimpulkan bahwa Pemprov DKI lalai atau wanprestasi dengan tidak menepati perjanjian dengan PT Godang Tua Jaya dan PT Navigation Organic Energy Indonesia sebagai perusahaan yang mengelola sampah di Bantargebang.
Yusril membeberkan data bahwa Pemprov DKI gagal mengolah sampah di sejumlah tempat pembuangan seperti Sunter, Marunda, dan Cilincing. Akibatnya seluruh sampah DKI ditimpuk di satu tempat, Bantargebang. Sampah yang dikirim ke Bantargebang pun meningkat volumenya dari 4.500 ton pada tahun 2008 menjadi 5.173 ton pada tahun 2011. Hal ini tidak sesuai dengan perjanjian antara antara Pemprov DKI dengan PT Godang Tua Jaya dan PT Navigation Organic Energy Indonesia sebagai kliennya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kebersihan DKI Isnawa Adji mengakui pihaknya wanprestasi karena belum bisa mengirimkan sampah ke Bantargebang sesuai dengan perjanjian. Namun, ia mengatakan hal itu terjadi karena ada alasannya.
“Kami mengakui bahwa kami wanprestasi, tapi kami memiliki alasan mengapa kami gagal menaati kontrak,” kata Isnawa seperti dikutip Tempo.
Pembuangan sampah DKI Jakarta ke Bantargebang juga menimbulkan masalah dengan warga Bogor. Seperti diberitakan sebelumnya, Ratusan warga dan LSM menghadang truk sampah milik Pemprov DKI Jakarta di Prapatan Cileungsi, Bogor, Senin (2/11/2015) kemarin. Mereka menolak truk-truk itu melewati daerah mereka menuju Bantargebang. (Baca: Warga Hadang Truk Sampah DKI)

UMUR 38 MEMPUNYAI 7 ISTRI DAN INI PENGAKUAN PARA ISTRINYA


WARGA Kota Ngabang, Kalimantan Barat, Setyo Joko Sunaryo sedang ramai diperbincangkan di dunia maya. Pasalnya, meski masih berusia 38 tahun, dia sudah memiliki tujuh istri. Menariknya, Sunaryo hidup rukun bersama dengan para istrinya dalam satu rumah.
Sebenarnya Sunaryo sudah menikah sembilan kali. Sekarang, istrinya tinggal tujuh. Istri pertamanya sudah dicerai. Sedangkan yang ketiga meninggal karena kecelakaan.
Para istri mengaku berbahagia hidup dengan Sunaryo. Mereka pun buka suara mengapa bisa hidup bahagia bersama suaminya. Bahkan rela bercinta bersama-sama.
“Perasaan sayang dan cinta kepada Sunaryo ini yang membuat saya bahagia. Dan selama menikah memang merasa bahagia, semua dicukupi,” ujar istri ke enam Sunaryo yang bernama Lisa.
Sunaryo menikahi Lisa pada 2011. Mereka kini sudah dikarunia tiga orang anak. Lisa lahir pada tahun 1984.
Kepada Rakyat Kalbar (JPNN Group), Lisa mengaku hanya pacaran dengan Sunaryo. Tak butuh waktu lama untuk dia merasa cocok, lantas menikah. Lisa merasa Sunaryo orangnya baik dan ganteng.
Nopi Yuningtias, istri Ngarjo yang ke tujuh. Sunaryo menikahi Nopi pada 2011. Nopi mengaku tidak tahu kenapa dirinya mau menikah dengan Narjo.
“Hanya karena perasaan cinta dan sayang saja saya mau menikah. Padahal sudah tahu kalau akan menjadi istri yang ke tujuh,” kata Nopi yang belum dikaruniai anak dengan alasan masih kuliah.
Nopi memang belum dikaruniai anak dari buah cintanya dengan Sunaryo. Meski begitu, dia tetap merasa sayang kepada anak-anak Sunaryo yang lain.
Sedangkan istri kedelapan, Selpia, 21, dinikahi pada Januari 2014. Sekarang baru hamil delapan bulan. Ia juga mengakui mau menikah karena merasakan cinta dan sayang.
“Saya tahu kalok suami saya sekarang sudah banyak istri, tapi saya merasa dia orangnya jujur adil dan bijaksana,” kata Selpia.
Istri ke sembilan, Dahlia, baru dinikah 2014 lalu. Baru punya satu anak, dan usia Dahlia baru 19 tahun alias kelahiran 1996.
“Pertama mengenalnya, saya merasakan Sunaryo orangnya jujur, dan mampu menafkahi. Orangnya bijaksana dan kuat,” akunya dengan tersenyum.
Ditanya bagaimana kalo Sunaryo ingin nambah istri lagi, untuk istri ke sepuluh, Dahlia mengatakan silahkan asal tetap mampu berbuat adil.
“Saya tidak merasakan cemburu, itu terserah suami. Semua istri terserah yang penting adil itu saja,” katanya.
Sunarjo mengatakan, keenam istri tinggal satu rumah. Ada empat kamar di sana. Rinciannya, satu kamar tamu dan tiga kamar tidur.
“Semua ini hidupnya bergabung tidak pernah ada selisih atau ribut. Mereka kompak dan setia,” kata Sunaryo.

SUAMIKU BUKAN JODOKKU


“Apa yang hendak kau harap dari laki-laki itu nak? Coba kau katakan pada tante”
Aku disidang dalam sebuah kamar di rumah mertua adikku sendiri, tatkala suamiku tega meninggalkanku pulang sendiri ke kampung. Ya, ini adalah kali pertama tanteku yang sangat sabar akhirnya mencoba menyadarkanku akan permintaan keluargaku untuk berpisah dengan duda yang menikahiku 7 tahun silam. Aku yang duduk di atas kursi rias berwarna coklat yang terbuat dari kayu jati hanya bisa diam mendengar bait demi bait amarah yang keluar dari bibir mungil tanteku.
Akupun tak habis pikir saat aku mencari sosok dirinya di dermaga tempat kapal sewaan keluargaku disandarkan.
“Kek, suami saya mana ya?…” tanyaku pada seorang pria paruh baya bertubuh jangkung itu..
“Loh, bukannya dia sudah pulang naik kapal?”
Aku terpaku mendengar jawaban itu. Aku serasa ditimpali dengan beratus-ratus batang pohon hingga aku lunglai. Aku sangat kecewa mengapa abang tega mempermalukanku. Memang perkawinanku sudah dilanda prahara sejak beberapa waktu belakangan. Namun tidakkah dia mampu bersikap bijak ketika adikku sedang melangsungkan hari pernikahannya.
“Iya kek, terimakasih..”
kubalikkan badan hingga aku menahan air mataku yang tumpah agar tidak ada yang menyelidik lebih dalam akan keadaanku.
Keluargaku sedari dulu telah berulang kali menyarankan agar aku menceraikan suamiku. Dia tak pernah memberiku uang gajinya sedikitpun. Untuk makan sehari-haripun aku menggunakan uang yang kuhasilkan sendiri sebagai guru honorer. Semua tindakan abang bak menari-nari sambil tertawa lepas di atas kepalaku. Aku berkuat, ini bukanlah rumahku. Ini hari bahagia adikku bertahan dan bertahan adalah yang bisa kulakukan.
Aku berjalan menghampiri bapakku
“Kenapa kau sendiri, mana suamimu? Tanyanya padaku sambil menatapku dalam-dalam”
“Abang sudah pulang duluan bapak”
Bapak yang mendengar jawaban dariku langsung menduduki kursi plastik yang tepat berada di sampingnya. Kulihat ekspresi wajah bapak yang sedih bercampur marah.
“Kenapa dia pulang lebih dulu? Sungguh bapak tak menyangka dia mampu berbuat itu di pernikahan adikmu nak? Jika memang begitu kenapa sedari awal dia datang?”
Air mataku akhirnya tumpah tatkala mendengar kata bapak. Aku sungguh malu dengan sosok lelaki yang mulai renta itu. Aku malu karena tidak bisa menenangkan keadaan di hari bahagia adikku. Aku takut kejadian ini membuat adikku malu di hadapan keluarga istri yang baru dinikahinya beberapa jam yang lalu. Aku malu, malu dan malu.
Ayahku meninggalkanku sembari mengelus lenganku.
“Sabar nak..sabarlah”
***
Tiga hari sebelumnya aku dan abang bertengkar hebat. Aku akhirnya menumpahkan seluruh luka hati yang telah 7 tahun kupendam. Aku membeberkan betapa dia sangat tak adil terhadapku istrinya. Bagaimana abang yang tak pernah sedikitpun memberikanku nafkah dari hasil gaji yang ia dapatkan. Bagaimana aku harus menafkahi keluarga dari uang gajiku, bahkan hingga aku harus berbohong kepada orang tuaku mengenai aku yang tak dinafkahinya .
“Buat apa kau nikahi aku jika kau tak mampu menjaga perasaanku bang? Aku tau kau sangat mencintai almarhumah istrimu tapi kini akulah istrimu” teriakku diiringi tasingan tersedu-sedu.
Ibu mertuaku ternyata datang beberapa waktu setalah kami memulai pertengkaran. Aku yang tak sadar, membuatku memperdengarkan semuanya. Aku betul-betul menyesal saat ibu mertuaku masuk dengan berlinangan air mata.
“Plak..plak..plak” ia menghancurkan dinding kamarku yang terbuat dari bahan asbes hingga akhirnya kamar tidurku telanjang terlihat oleh seisi rumah. Ibu yang kala itu langsung menunjuki anaknya berkata
“Apa yang kau lakukan nak.. apa kau sadar dosamu ketika kau tak memberikan istrimu nafkah bahkan saat kau membawanya ke rumahmu sendiri untuk hidup.”
Abang seketika diam melihat reaksi keras ibunya yang menghancurkan dinding kamar. Dia diam terpaku bagaikan anak kecil yang sedang menonton adegan mobil yang masuk jurang. takut. Aku hanya bisa menangis. Ibu meninggalkan kamar kami dan masuk ke kamarnya. Abang menyusul keluar dan meninggalkan rumah.
Di pojok kamar aku duduk terdiam. Aku memikirkan perasaan ibu mertuaku. Aku memikirkan nasib rumah tanggaku. Aku terlalu cinta pada abang hingga saat ini. Meskipun aku belum memiliki keturunan namun bayangan untuk berpisah dengannya bahkan belum terlintas sedikitpun di benakku.
***
“Kakak hati-hati di jalan, selamat sampai kampung”
Adikku dan pasangannya mengantar kepulangan kami. Ayah dan ibu masih mendiamiku setelah persoalan abang yang pulang lebih dulu. Kami pulang diantar senyum bahagia pasangan pengantin baru disertai kabut tebal didalam hati akan perasaan malu terhadap keluarga.
“Nak, ke sini sebentar.” Ayah memanggilku dengan wajah senyumnya.
Ayah, ibu, tante dan paman telah duduk bersama di ruang tamu. Aku melihat wajah mereka dengan seksama. Aku bagaikan berada di ujung kayu yang di bawahnya telah siap jurang memakanku dengan lahap.
“Apakah perasaanmu baik-baik saja?” seru paman memecahkan hening
“Sudahi nak, apa yang kau pikirkan terus? Apa yang hendak kau tunggu dari pria sialan itu? Dia hanya terus-menerus menyakitimu?”
Sambung tante yang betul-betul menekankan setiap kata yang keluar dari bibirnya.
“Dia ganteng? Tidakkan, dia berduit? Apa gajinya diberikan kepadamu? Usiamu masih muda nak, kami sangat kasihan melihat kehidupanmu bersama suamimu”
“Kau tidak dikasarinya tapi dibunuhnya perlahan-lahan jiwamu”
“Betul nak, biar kita saja yang mengajukan cerai. Bukankah sedari dulu kau diminta mempertimbangkan hal itu?”
“Kau tak perlu berpikir akan pandangan orang ketika kau janda. Kau pun tak memiliki anak yang memberatkan langkahmu. Dia tidak sayang padamu nak, jika dia sayang padamu di pernikahan adikmu dia akan berusaha menjaga agar kehormatanmu dan keluargamu”
Semuanya bersahut-sahutan bagaikan kumpulan anjing yang menggonggong hendak memakan dagingku mentah-mentah. Aku tak kuasa menahan tangis. Wajahku hanya mampu kutundukkan. Tak ada yang bisa kukatakan. Hingga mereka berhenti mengaung ganas padaku.
Setelah kejdian itu aku memutuskan untuk kembali ke rumah mertuaku. Tempat tinggaku sedari awal pernikahan. Aku melakukan rutinitasku sebagai istri. Hingga awan gelap menyelimuti hariku.
Abang yang datang bagaikan singa yang siap menerkam anak kucing. Dia menghentak-hentakkan tubuhku di samping ember cucianku. Aku yang tak tahu apa-apa mulai tidak sadar akan kebengansannya.
“Ada apa bang.. apa ini?” dia terus saja menumpahkan kemarahannya.
“Kenapa kau menyiksaku ha? Anakkupun kau siksa?” Katanya membabi buta.
Dia terus saja memakiku hingga menyiramkan air cucian ke wajahku. Ia begitu garang. Ternyata ia mengira aku meninggalkan anaknya di rumah neneknya tanpa memberi anaknya makan tepat sehari sebelum kami berangkat menuju tempat pernikahan adikku.
“Aku tidak meninggalkan ryan. Anak itu sendiri yang ingin tinggal bersama neneknya bang.” Jawabku menimpali perkataannya.
“Plak..” dia menamparku. Dia terus saja membabi buta siap mencincang daging di tubuhku. Tak sadar bibirku sobek akibat gerakan tangannya yang sangat besar. Dia terdiam ketika dia melihat cucuran darah keluar dari bibirku.
“Aku pergi meninggalkan bajingan itu. Bajingan yang telah begitu puas menyakitiku bertahun-tahun.
Aku yang dulu berpikir bahwa abang adalah jodohku tiba-tiba berubah. Dendam akan rasa sakit yang terlanjur sering ia bekaskan ditubuhku membuatku membenci pria itu. Aku mengingat hampir setiap naseht keluargaku untuk meninggalkannya.
“Andaikan saja sedari dulu kuikuti kata-kata mereka” gumamku dalam hati
Aku masuk ke dalam kamar ibu mertuaku. Kudekati dia, kuraih tangannya dan kucium.
“Ibu maafkan aku bu aku tak mampu lagi. Aku menyerah”
Ibu mertuaku sepertinya menyadari apa maksud aku mengatakan itu. Dia hanya mengelus kepalaku sembari menangis pelan. Dia tak mampu berkata-kata. Aku menciumi tangannya dan aku meninggalkan rumah.
“Assalamualaikum.” Tanpa banyak bicara aku berjalan melewati kedua orang tuaku yang sedang duduk langsung menuju kamarku. Aku sudah tak mempedulikan tatapan ibu dan bapak yang memandang heran barang yang berada di sampingku. Aku membaringkan tubuh di atas ranjang dan tanpa sadar air mataku bercucuran deras. Hidupku serasa berakhir dan akupun tak tahu mengapa aku seperti ini.
Kurasai dekapan ibu yang memelukku dari belakang. Sepertinya tanpa aku ceritakan ibu telah mengerti apa yang sedang terjadi. Aku memeluknya erat, menumpahkan segala yang ada dihatiku.  Ibupun tak berusaha mencegahku. Diusapnya air mataku dan dia terus memelukku.
“Sabar nak, langkahmu sudah benar. Percayalah kamu akan bahagia tanpa dirinya. Kau layak bahagia, lepaskan semua kegundahan hatimu. Kosongkan dan ikhlaskan anakku”
Ibupun meneteskan air matanya. Dia mengelus lembut rambutku. Aku mengajukan cerai beberapa hari setelahnya. Aku sangat mencintai abang. Bahkan hingga aku memutuskan untuk berpisah dengannya. Sampai saat ini aku tak bisa melupakannya. Ternyata suamiku bukanlah jodohku.

copy dakwatuna.com

Monday, 2 November 2015

KESALAHAN ORANG TUA YANG MENYEBABKAN ANAK NAKAL



Oleh: Meyra Kris Hartanti, Ibu Rumah Tangga/Surabaya
ANAK adalah penyejuk hati bagi orang tuanya. Mereka adalah aset masa depan, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Tingkah laku anak merupakan cerminan dari pendidikan yang diajarkan oleh orang tuanya sekaligus cerminan akhlak yang ditanamkan oleh orang tuanya. Sebagai aset dunia, baik dan buruknya perilaku anak, luhur dan tidaknya akhlak anak merupakan sumber kemuliaan dan hinaan bagi orang tua. Sementara sebagai aset akhirat, shalih dan tidaknya anak, berbakti dan tidaknya anak, menjadi jalan untuk membukakan pintu syurga atau neraka bagi orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak, tidak hanya memperhatikan dari sisi pertumbuhan fisik anak, namun lebih jauh memperhatikan kondisi moral anak.
Pentingnya peran orang tua dalam membentuk anak shalih dan shalihah menjadi kekhawatiran sendiri bagi orang tua, terlebih mengingat saat ini mereka dihadapkan dengan derasnya arus informasi dan kelamnya pergaulan remaja yang bisa merusak buah hati mereka. Setiap orang tua tentu was-was apakah anaknya bisa sesuai harapan orang tuanya ataukah justru tumbuh menjadi anak yang nakal, susah diatur, serta suka melawan? Berikut ini adalah beberapa kesalahan orang tua yang menyebabkan anak susah diatur:
1. Tidak memfokuskan pendidikan pada agama.
Ilmu agama penting dalam bangunan fondasi akhlak seorang anak. Sedini mungkin anak seharusnya dikenalkan terhadap tuhannya, ditanamkan pada hati mereka agar takut saat melanggar peraturan dari Allah, serta diberikan cerita kisah-kisah Rasulullah, sahabat Rasulullah dan para alim ulama yang memiliki kepribadian yang santun dan luhur.
Pendidikan tentang ketauhidan juga sudah diajarkan oleh Allah melalui kisah keluarga Luqman yang tertuliskan dalam Al-Qur’an:
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia member pelajaran kepadanya: “ Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (TQS. Luqman: 13).
Kisah-kisah dari orang yang luar biasa bisa menambah motivasi anak untuk mencontoh keteladanan yang diajarkannya. Selain itu, jika orang tua terbiasa menceritakan kisah-kisah dari orang luar biasa tersebut, mereka juga akan tumbuh menjadi anak yang memiliki visi dalam kehidupannya.
2. Orang tua tidak menjadi tauladan yang baik
Anak merupakan peniru ulung. Mereka melihat semua hal yang berada di sekitar mereka, terlebih melihat dan meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Jika orang tuanya selalu mencontohkan akhlak yang baik dan tutur kata yang lembut, maka anak-anak akan terbiasa dengan hal yang demikian. jika orang tua rajin melaksanakan shalat, maka anaknya pun akan mengikuti orang tuanya, sehingga sudah sewajarnya ketika orang tua menyuruh anak-anak mereka shalat, maka orang tua pun juga melaksanakannya. Allah berpesan dalam Surat Ash-Shaff ayat 3 kepada setiap orang untuk mengerjakan apa yang mereka katakan, tidak lantas hanya pandai menyuruh, namun tidak melaksanakan sesuai apa yang disuruhnya.:” an taquulu maa la taf’aluun”,
3. Orang tua terbiasa memberikan celaan, hinaan, kutukan dan kekerasan pada anak.
Pendidikan terhadap anak yang disertai celaan dan hinaan, apalagi kekerasan tidak akan menghasilkan apa-apa selain celaan dan hinaan pula. Anak yang suka membentak kepada orang tua, melawan pada orang tua dan berani kasar pada orang tua, maka orang tua sebaiknya introspeksi diri apakah dulu mereka dididik dengan gertakan dan celaan. Menghina orang lain saja Allah melarangnya, terlebih menghina anak sendiri. Karena ucapan orang tua bisa menjadi doa orang tua untuk anaknya. Jika orang tua sering berkata pada anaknya, “Dasar anak nakal!”, maka anak pun bisa tumbuh menjadi pribadi yang nakal.
Dengan demikian, orang tua sudah sepantasnya menghindari kesalahan di atas dalam menerapkan pendidikan pada anak. Pendidikan yang salah akan menghasilkan generasi-generasi yang bermasalah dan salah arah. Mari sejak dini belajar atas kesalahan yang jamak terjadi di negeri ini dan mulai membenahi generasi ini dimulai dari menerapkannya pada keluarga sendiri, kemudian menyampaikannya pada orang-orang sekitar agar terwujud masyarakat yang berkepribadian Islami dan tangguh, serta lebih jauh kita tidak termasuk dalam orang tua yang merugi.

Meneropong Gerakan Syiah di Jawa Timur

Oleh: Kholili Hasib
Peneliti InpPAS Surabaya
Jawa Timur yang mayoritas Muslimnya menganut tradisi NU (Nadlatul Ulama), menjadi salah satu basis utama daerah penyebaran aliran Syiah. Gerakan dakwah Syiah mulai muncul sekitar tahun 80-an, sebagai pengaruh dari Revolusi Iran pada tahun 1979 di bawah Ayatullah Khomeini. Umumnya, Syiah membangun basis di daerah Tapal Kuda dan sekitarnya. Karena itu, wilayah konflik antara Syiah dengan warga NU sering berada di sekitar daerah Tapal Kuda. Atau di daerah yang basis nadliyyinnya cukup kuat, seperti Madura.
Pendekatan Dakwah
Setidaknya terdapat tiga tipe gerakan dakwah Syiah di Jawa Timur; yaitu melalui pendirian lembaga pendidikan, kelompok pengajian untuk kaum tradisional dan ekspansi ke kampus.
Daerah Bangil, Malang, Jember, Bondowoso, Probolinggo merupakan tempat-tempat yang banyak dihuni komunitas Syiah. Lembaga pendidikan yang paling maju terdapat di Malang dan Bangil. Di kota Malang, mereka mendirikan lembaga pendidikan unggul yaitu lembaga pendidikan al-Kautsar yang menyelenggarakan pendidikan mulai TK dan SD.
Di Bangil, mereka memiliki lembaga bernama YAPI (Yayasan Pendidikan Islam al-Ma’hadul Islami) didirikan oleh tokoh kharismatik Syiah, almarhum Habib Husein al-Habsyi. Habib Husein al-Habsyi merupakan tokoh Syiah yang sangat berpengaruh. Di tangan dia, lahir kader-kader intelektual yang dikirim ke Qum, Iran. Bahkan, konon, YAPI menjadi salah satu pusat kaderisasi Syiah, selain di Bandung. Habib Husein, yang mantan aktivis Masyumi, tertarik dengan Iran sejak meletus Revolusi. Kekaguman kepada Khomeini membelokkan pemikirannya kepada aliran Syiah.
Di wilayah ini, potensi gesekan dengan Sunni cukup besar. Ada beberapa sebab. Di antaranya, komunitas Syiah ini berada di tengah-tengah warga NU. Warga NU yang memiliki ghirah di daerah ini tentu saja tidak melupakan sepak terjang Syiah pada medio antara tahun 80-an sampai 90-an. Dakwah Syiah pada tahun-tahun itu lebih terbuka. Sampai banyak pula anak-anak warga NU yang belajar di lembaga tersebut  beralih menjadi Syiah.
Penyebab utamanya bukan sekedar banyaknya anak muda yang berkonversi ke Syiah, namun militansi Syiah yang kerap memancing warga.
Pada tahun 2007, dari laporan PCNU Jember, terdapat sekitar 30 orang warga  Dusun Sumberlucu, Kecamatan Ledokombo Jember yang pindah ke Syiah. Dalam edaran yang ditanda tangani Ketua Takmir Masjid Nurul Islam diceritakan bahwa sejak konversi 30 warga NU ke Syiah itu, warga Desa Sumberlucu resah. Karena warga yang NU dihujat, dilecehkan, bahkan dikatakan ajaran NU sesat dan menyesatkan. Bahkan, salah seorang dai Syiah terang-terangan mencela Abu Bakar dan Umar bin Khattab dalam ceramah. Hal itu selalu memancing emosi dan konflik kecil.
Di daerah-daerah yang memiliki basis tradisional kuat, Syiah memakai pendekatan akhlak dan kajian ala tradisional. Seperti di Jember, dai Syiah mengadakan pengajian maupun kajian rutin dengan pendekatan bahasa daerah, atau ceramah yang bisa menyentuh hati masyarakat nadliyyin tradisional. Dai Syiah cenderung mengikuti selera masyarakat, dimana pendekatan pengajiannya mirip dengan yang selama ini menjadi tradisi Kiai NU di pedesaan.
Pendekatan ini cukup efektif bagi Syiah. Sebab, penyamaran identitas hampir tidak mudah dikenali oleh kaum tradisional NU di daerah-daerah tertentu. Pengelabuhan itu rupanya memberikan hasil yang efektif. Terbukti terdapat di daerah tertentu puluhan kepala keluarga eksodus ke Syiah. Pertama-tema, dikenalkan keutamaan Sayyidina Ali bin Abi Thalib dibandingkan para Shahabat yang lain. Setelah, fanatisme kepada Ali bin Abi Thalib tertanam, pelan-pelan para jama’ah memiliki pemahaman, tiada kemulyaan bagi Shahabat. Pendekatan ala tradisional ini tidak diterapkan di kampus.
Sekitar tahun 90-an hingga tahun awal tahun 2000-an  Syiah sudah masuk kampus-kampus di Jawa Timur. Di Unair Surabaya dan Unibraw Malang ditengarahi terdapat komunitas kajian mahasiswa Syiah. Mereka mendirikan IJABI Intelectual Community. IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia) merupakan salah satu ormas Syiah.
Di kampus-kampus yang terdapat komunitas IJABI, Syiah mendirikan kelompok-kelompok kajian dan diskusi. Tahun 2000-an mereka menolak kelompok kajiannya disebut halaqah. Mungkin untuk membedakan dengan jamaah mahasiswa Muslim lainnya.Kajian mereka lebih terbuka, menggunakan pendekatan akademik. Dan tidak mau disebut Syiah. Saat ini, gerakan Syiah di kampus cenderung menurun. Syiah Jawa Timur lebih fokus membidik kaum tradisional dan pendirian lembaga pendidikan.
Menghadang Syiah
Karena itu, kita bisa lihat kekisruhan Syiah di Jawa Timur semuanya berada di wilayah yang basis tradisionalnya cukup kuat. KH. As’ad Syamsul ‘Arifin (alm), kyai kharismatik dari PP. Salafiyyah Syafi’iyyah Situbondo Jawa Timur pada tahun 1985. Kiai As’ad merupakan Kiai yang sangat disegani, tidak hanya di Jawa Timur tapi juga warga NU secara umumnya. Saat itu Kyai As’ad diwawancarai Koran Surabaya Pos tentang faham Syi’ah di Jawa Timur. Kyai As’ad menampakkan sikap tegas. Menurutnya kelompok Syi’ah ekstrem harus dihentikan di Indonesia. Agar tidak meluas gerakannya, Kyai As’ad mengimbau umat Islam Indonesia diminta meningkatkan kewaspadaannya (dikutip dari Majalah AULA no I/Tahun XVII/Januari 1996 halaman 23).
Ketegangan antara Aswaja dan Syiah harus secepatnya dicari solusi hukumnya, sebelum secara luas mengancam keamanan nasional. Mengantisipasi ancaman nasional itu, MUI Pusat pada tahun 1984 menerbitkan fatwa kewaspadaan terhadap Syiah. Fatwa ini diturunkan dalam konteks kekhawatiran ulama terhadap politik Revolusi Syiah yang pengaruhnya sudah mulai terasa di masyarakat, apalagi Ayatullah Khomeini sudah bilang mengekspor revolusinya ke Negara-negara Islam. Pada Januari 2012 MUI Jawa Timur menerbitkan fatwa bahwa faham Syiah sesat dan menyesatkan.
Berdasarkan fatwa MUI Jawa Timur, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Jatim No. 55 tahun 2012 tentang “Pembinaan Kegiatan Kegiatan Keagamaan dan Pengawasan Aliran Sesat di Jawa Timur”. Diputuskan dalam Pergub pasal 4: (1) Setiap kegiatan keagamaan dilarang berisi hasutan, penodaan, penghinaan dan/atau penafsiran yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama yang dianut di Indonesia, sehingga dapat menimbulkan gangguang ketentraman dan ketertiban masyarakat. (2) Setiap orang dilarang untuk menyebarluaskan dan/atau ikut membantu menyebarluaskan aliran sesat.
Karena itu, masalah Syiah ini sebenarnya bukan saja karena perbedaannya prinsipil (karena menyangkut fondasi akidah). Namun juga lantaran ketika keyakinan Syiah ini harus diekspresikan dalam bentuk-bentuk ritual melalui buku dan ceramah yang bermuatan pelaknatan terhadap para sahabat dan isteri Nabi Muhammad saw, maka sudah pasti akan menimbulkan benturan bagi umat lain, yakni Sunni yang mendengarnya. Sehingga cita-cita untuk menciptakan toleransi yang harmonis jadi semacam ilusi.

Komentar SBY Mengenai usulan pasal Penghinaan Presiden yang diajukan pemerintah


Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turut mengomentari menggulirnya usulan pasal Penghinaan Presiden yang diajukan pemerintah. Menurut ketua umum Partai Demokrat tersebut, penghinaan terhadap presiden sebagai kepala negara, merupakan hal yang telah banyak ia alami semasa menjadi kepala negara.
“Terus terang, selama 10 tahun jadi presiden, ada ratusan perkataan dan tindakan yang menghina. Foto presiden dibakar, diinjak-injak, mengarak kerbau yang pantatnya ditulis “SBY” dan kata-kata kasar penuh hinaan di media dan ruang publik,” ujar SBY melalui akun twitter resminya, Ahad (9/8).
Kendati demikian, SBY mengaku jika segala macam hinaan tersebut, membuat SBY mengadukan delik aduan, maka akan ada ratusan orang yang diperiksa dan dijadikan tersangka.
“Barang kali saya juga justru tidak bisa bekerja, karena sibuk mengadu ke polisi. Konsentrasi saya akan pecah.”
Aksi Demo Tuntut SBY Turun (2010)
SBY menyebut segala sesuatu ada batasan, baik bertindak atau bertutur kata. “Prinsipnya, janganlah kita suka berkata dan bertindak melampaui batas. Hak dan kebebasan ada batasnya. Kekuasaanpun juga ada batasannya,” lanjut SBY.
Menurutnya, bertutur kata atau bertindak menghina presiden adalah prilaku tidak baik. Sebaliknya, sikap yang dilakukan presiden penggunaan kekuasaan (apalagi berlebihan) juga dinilainya tidak baik.
“…Untuk perkarakan orang yang dinilai menghina, termasuk oleh Presiden, itu juga tidak baik,” kata SBY.
SBY menjelaskan bahwa pengunaan hak serta kebebasan di antara mengina orang lain ada batasannya. Dia meminta agar pemerintahan saat ini mempelajari kesepakatan dalam Human Right dan UU 1945.
“Pahami Universal Declaration of Human Rights dan UU 1945,” kata SBY.
(Sumber: ROL)
Ini postingan Agustus kemarin saat ramai-ramainya usulan Pasal Penghinaan Presiden yang akhirnya kandas setelah reaksi publik yang menolak.
Kini publik ramai lagi dengan SE “Hate Speech” yang kata Ketua Dewan Pers dinilai seperti jaman kolonial. (Baca: Ketua Dewan Pers: Surat Edaran “Hate Speech” Seperti Zaman Kolonial)
Bersamaa dengan itu demonstrasi juga sudah dibatasi tidak boleh lagi demonstrasi di depan Istana Negara.