Tuesday, 29 November 2011

Hendaklah Manusia Memperhatikan Makanannya (Bagian ke-1)


Kirim Print

Ilustrasi (myselly.blogspot.com)

فَلْيَنْظُرِ الإِنْسَانُ إِلَى طَعَامِهِ

dakwatuna.com - Mengapa Allah SWT memerintahkan kita untuk memperhatikan makanan kita dalam firman-Nya:

فَلْيَنظُرِ الْإِنسَانُ إِلَىٰ طَعَامِهِ ﴿٢٤﴾

“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.” (QS. ‘Abasa (80): 24)

Mengapa?

Allah SWT telah memerintahkan kita untuk memikirkan semua makhluk-Nya, dan pada ayat di atas kita diminta memperhatikan apa yang kita makan, karena makanan termasuk ciptaan-Nya dan telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada semua makhluk terdapat tanda dan bukti tentang sebagian sifat-sifat Allah SWT.

Sifat Allah apakah yang dapat kita kenal melalui perhatian kita terhadap makanan?

Banyak sekali, di antaranya bahwa Allah SWT Dialah:

  • الرَّازِقُ Ar Raziq (Maha Memberi rezki),
  • العَلِيْمُ Al ‘alim (Maha Mengetahui),
  • الخَبِيْرُ Al Khabir (Maha Dalam Pengetahuan-Nya),
  • الحَكِيْمُ Al Hakim (Maha Bijaksana),
  • الرَّحِيْمُ Ar Rahim (Maha Penyayang),
  • الكَرِيْمُ Al Karim (Maha Mulia dengan pemberian-Nya),
  • الهَادِي Al Hadi (Maha memberi petunjuk),
  • المُحْيِي Al Muhyi (Maha Menghidupkan),
  • dan المُصَوِّرُ Al Mushawwir (Maha Membentuk).

Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah adalah الرّزَّاقُ (Ar-Razzaq, Maha Pemberi rezki)?

Allah SWT Dialah yang memberi makan kepada janin dalam rahim ibunya. Ibu, ayah, pemerintah, masyarakat, atau siapapun tidak mampu memberi rezki kepadanya. Allah telah membuat untuknya tali pusat dari perut janin sampai ke dinding rahim ibunya, dan melalui tali pusat inilah Allah SWT memberikan makanan untuknya selama sembilan bulan. Tatkala bayi lahir, dan tali pusat digunting, Allah SWT menutup saluran itu dan membuka jalan lain bagi masuknya makanan (mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan semua alat pencernaan makanan lainnya).

Apakah ibu kita yang menghentikan fungsi tali pusat tersebut? Lalu memfungsikan mulut dan sebelumnya menciptakan alat pencernaan yang lain? Apakah ayah kita ikut andil melakukannya? Apakah pemerintah negara kita atau masyarakat terlibat dalam pembuatan setetes darah atau satu pembuluh darah? Ataukah semua itu dilakukan oleh gunung, pohon, bintang, planet, atau benda lain di alam semesta ini? Merekakah yang mengatur semua rezki bayi itu???!

Setelah kita keluar dari rahim ibu, kita belum dapat memakan buah-buahan dan biji-bijian, roti atau daging. Sedangkan makanan kita yang sebelumnya datang melalui tali pusat kini telah terputus, lalu apakah Allah SWT meninggalkan kita tanpa rezki?? Ternyata tidak. Dia telah membuka untuk kita sumber rezki yang baru berupa air susu ibu yang sebelum melahirkan kita ibu tak memilikinya. Lalu Allah SWT mengilhamkan kita untuk mengisap puting susu ibu agar mengeluarkan susu, padahal saat itu kita belum tahu apa-apa.

Apakah alam yang tak berilmu sedikit pun itu ‘tahu’ bahwa ada sekian banyak bayi telah keluar dari rahim ibunya, dan makanan mereka dari tali pusat telah terputus, lalu ia menciptakan air susu ibu? Bagaimana mungkin bisa sedangkan alam semesta ini buta, tuli, dan tidak memiliki pengetahuan sedikit pun.

Adakah makhluk lain yang turut berkontribusi menyediakan air susu ibu bagi kita. Ibu kita yang susunya kita minum tidak pernah melakukannya, ia hanya tunduk dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Rabb-nya, Allah SWT. Namun, sampai kapan kita bergantung kepada ASI? Padahal adik-adik kita juga membutuhkannya. Akan tiba saatnya kita harus berpisah dari rezki ASI tersebut kepada rezki yang lain…

Jadi, yang telah memberi rezki kepada kita di dalam rahim…

Yang telah menyiapkan rezki kita ke manapun kita pergi…

Yang telah menyediakan tanah untuk tumbuh-tumbuhan yang kita makan…

Yang telah menciptakan air bagi kebutuhan kita dan kebutuhan tanaman yang kita makan…

Yang telah menyediakan oksigen untuk tanaman agar dapat memproduksi makanan…

Yang telah menciptakan matahari yang sinarnya amat dibutuhkan bagi fotosintesis…

Yang telah menciptakan jumlah tak terhingga tanaman untuk konsumsi manusia…

Adalah Allah SWT…

Dialah yang mengeluarkan untuk kita buah-buahan…

Jika buahnya kecil, Dia jadikan buah itu berada dalam bulir seperti padi dan gandum, atau berkumpul pada tangkai seperti anggur. Bila buahnya besar atau sedang, Ia jadikan satu-satu seperti apel, jeruk, durian,

Allah juga menjadikan untuk kita barisan gigi, ada gigi seri untuk memotong, taring untuk mencabik, geraham untuk mengunyah. Lalu ia jadikan lidah dan liur serta enzim-enzim untuk memudahkan kita memakan buah-buahan.

Demikianlah dengan memikirkan makhluk-makhluk Allah, kita dapat mengenal Allah SWT sebagai Ar-Raziq – Maha Pemberi rizqi.

Lalu bagaimana kita mengetahui sifat-sifat Allah lain yang tadi disebutkan?

Kita mengenal bahwa Allah adalah العَلِيْمُ Al ‘Alim (Maha Mengetahui), karena Dzat yang telah menyediakan dan menyampaikan makanan kepada Anda ketika Anda di rahim ibu telah mengetahui bahwa Anda amat membutuhkan makanan tersebut, maka Dia pun menyediakannya, dan menciptakan tali pusat sebagai sarananya. Tatkala Anda keluar dari rahim ibu Anda, Dia Maha tahu akan hal itu maka Dia sediakan untuk Anda air susu ibu. Allah Maha mengetahui air di tanah yang dibutuhkan oleh tanaman yang Anda butuhkan, maka Dia ciptakan akar untuk dapat menyerap air. Allah mengetahui bahwa daun-daun pepohonan membutuhkan sinar matahari, maka Dia ciptakan dedaunan menantang matahari, Dia tahu bahwa segalanya yang dibutuhkan tanaman. Jadi, tidak dapat disangsikan lagi bahwa Allah, Dialah Pemberi Rezki Yang Maha Mengetahui.

Dan bagaimana kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah الحَكِيْمُ (Al Hakim – Maha Bijaksana)?

Jika Anda menyaksikan ketelitian dan kesempurnaan antara bentuk dan struktur tali pusat dengan tubuh janin yang keduanya berkembang seirama dan seimbang di mana tali pusat berkembang sesuai perkembangan tubuh janin dan rahim ibu,… dan jika Anda melihat kesempurnaan dalam pembentukan air susu ibu yang komposisinya selalu menyesuaikan perkembangan dan kebutuhan bayi, … dan jika Anda menyaksikan ketelitian dan kesempurnaan dalam pembentukan bagian-bagian tumbuhan atau tanaman, dalam terbentuknya buah dan pemeliharaannya sebelum dipetik,… semua itu menjadi saksi bagi kita bahwa Pencipta mereka adalah Pemberi rezki yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.

Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah ِالخَبِيْرُ (Al Khabir – Maha Dalam Pengetahuan-Nya)?

Sesungguhnya pemindahan dan transportasi makanan ibu yang telah ditelan kepada tubuh janin melalui darah dan lewat tali pusat tidak mungkin terjadi kecuali dengan pengetahuan Yang Maha Dalam dan Luas.

Tidakkah Anda memperhatikan bahwa menyuntikkan jarum ke pembuluh darah untuk mengirimkan obat ke tubuh pasien memerlukan kecermatan? Lalu bagaimana dengan proses pemindahan makanan terus-menerus dalam waktu sembilan bulan dari tubuh ibu ke janin?

Demikian pula proses produksi dan mengeluarkan susu dari makanan yang dikonsumsi ibu tidak dapat dilakukan kecuali dengan pengetahuan Yang Maha Dalam dan Luas.

Sebagaimana pembentukan benih, biji, hingga buah yang beragam bentuk, warna dan rasanya padahal tanah yang mewadahi tumbuhnya tanaman tersebut mungkin satu dan juga disiram dengan air yang sama dan menghirup udara yang sama disinari sinar matahari yang sama.

Ingatlah, bahwa semua itu menjadi saksi bahwa mereka diciptakan oleh Yang Maha Luas dan Dalam Pengetahuan-Nya, Maha Pemberi rezki, Maha Mengetahui, dan Maha Bijaksana.


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/11/16746/hendaklah-manusia-memperhatikan-makanannya-bagian-ke-1/#ixzz1f9cddvMM

Komunikasi Efektif Suami Istri

29/11/2011 | 03 Muharram 1433 H | Hits: 2.621
Oleh: Cahyadi Takariawan
Kirim Print

Ilustrasi (diyanethaber.biz)

dakwatuna.com - Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dijumpai pasangan suami istri yang terjebak dalam konflik berkepanjangan, hanya karena sebab yang sepele dan remeh. Mereka tidak mampu mengungkapkan keinginan dan perasaan secara lancar kepada pasangannya, yang berdampak muncul salah paham dan memicu emosi serta kemarahan pasangan. Ini menunjukkan adanya komunikasi yang tidak lancar, sehingga berpotensi merusak suasana hubungan antara suami dengan istri.

Ternyata, komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan keharmonisan kehidupan rumah tangga. Gagal berkomunikasi bisa mengancam keutuhan sebuah keluarga, bahkan sampai ke tingkat perceraian. Sebenarnya apakah maksud komunikasi, dan bagaimana agar bisa berkomunikasi secara efektif kepada pasangan?

Makna Komunikasi

Komunikasi adalah aktivitas menyampaikan apa yang ada dalam pikiran, konsep yang kita miliki dan keinginan atau perasaan yang ingin kita sampaikan pada orang lain. Komunikasi juga bermakna sebagai seni mempengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang kita inginkan. (B S Wibowo, 2002).

Yang dimaksud dengan komunikasi efektif adalah sebuah bentuk komunikasi dimana pesan yang disampaikan berhasil mencapai sasaran dengan feedback (respon) yang sesuai dengan tujuan. Jika suami menghendaki “Aku ingin dibuatkan teh panas manis”, maka istri mengerti persis setingkat apa panasnya dan seperti apa tingkat kemanisannya. Jika istri membuatkan kopi pahit, maka jelas ini bentuk komunikasi yang terdistorsi secara berlebihan.

Jika istri menghendaki, “Aku ingin engkau perhatikan”, maka suami mengerti persis bentuk perhatian seperti apa yang diinginkan istri dan menyenangkan hati istri. Jika suami justru pergi meninggalkan rumah dengan marah, ini menandakan proses komunikasi yang terlalu jauh menyimpang.

Pondasi Utama

Jauh sebelum berpikir tentang upaya membangun komunikasi efektif, hal yang pertama kali harus dimiliki adalah menciptakan visi keluarga yang jelas. Suami dan istri harus memiliki cita-cita besar (vision) yang terang benderang, dan menjadi sebuah ikatan moral yang kokoh untuk diwujudkan dalam kehidupan. Visi inilah yang akan menuntun arah perjalanan kehidupan keluarga agar tidak menyimpang dan tidak berbalik arah.

Visi keluarga adalah surga. Ingin mendapatkan kebahagiaan kehidupan di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. Mendapatkan surga dunia dalam rumah tangga, dan mendapatkan surga akhirat di taman keabadian yang dijanjikan-Nya. Inilah visi yang sangat kokoh, yang mengikat kehidupan keluarga menuju kepada muara yang sangat jelas dan indah.

Dengan visi ini, suami dan istri akan selalu berusaha membahagiakan pasangannya. Selalu berusaha untuk menciptakan keluarga yang bahagia, dan bersama masuk surga.

10 Prinsip Komunikasi Efektif

Ada banyak orang berkomunikasi, namun tidak mendapatkan tanggapan seperti yang diharapkan. Ternyata pesan tidak sampai kepada pasangan, atau pesan sampai kepada pasangan tetapi dengan terdistorsi. Dampaknya komunikasi tidak pernah nyambung dan masing-masing merasa tidak nyaman dalam berkomunikasi. Hal ini akan mengakibatkan kemalasan dalam komunikasi dan memilih pasif.

Agar komunikasi antara suami dan istri bisa efektif, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh kedua belah pihak:

  1. Mengetahui ragam komunikasi, dari berbicara, menulis, hingga menyampaikan pesan lewat berbagai media
  2. Bersikap empati. Memposisikan diri Anda pada situasi perasaan dan pikiran yang sedang dialami pasangan.
  3. Fleksibel, komunikasi kadang memerlukan suasana dan gaya serius, namun ada kalanya lebih efektif menggunakan suasana dan gaya yang santai
  4. Memahami bahasa nonverbal. Kadang ekspresi wajah dan bahasa tubuh pasangan Anda sudah mengisyaratkan sesuatu pesan
  5. Jadilah pendengar yang baik. Jangan menguasai komunikasi dengan terlalu banyak bicara dan tidak mau mendengar
  6. Egaliter, hilangkan sekat pembatas antara Anda dengan pasangan yang menghalangi kehangatan komunikasi
  7. Hindarkan kalimat dan gaya yang menyakiti hati pasangan, atau menyinggung perasaannya
  8. Sampaikan pesan dengan lembut dan bijak. Jangan berlaku kasar dalam komunikasi
  9. Gunakan bahasa dan media yang tepat, sesuai dengan situasi dan kondisi saat melakukan komunikasi
  10. Pilih waktu, suasana dan tempat yang tepat untuk mendukung kelancaran berkomunikasi.

Demikianlah sepuluh prinsip komunikasi efektif antara suami dan istri. Semoga kita semua mampu menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Aamiin.


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/11/16878/komunikasi-efektif-suami-istri/#ixzz1f9a4BvhE

Tuesday, 22 November 2011

Facebook Status Anak Kita





Oleh: Mohammad Fauzil Adhim


SEKALI waktu, tengoklah status Facebook anakmu. Jelajahilah alam pikirannya. Pahamilah apa yang sedang terjadi padanya. Dan bersiap-siaplah untuk terkejut disebabkan apa yang berharga bagi hidupnya, membanggakan dirinya, menyenangkan hatinya dan menjadi keinginannya justru perkara yang kita membencinya. Mereka sangat berhasrat justru terhadap apa-apa yang kita ajarkan kepada mereka untuk menjauhi. Astaghfirullahal ‘adzim.

Sekali saat, periksalah status Facebook anak-anakmu. Ketahuilah apa yang sedang berkecamuk dalam dirinya. Rasakan apa yang menjadi keinginan kuatnya. Rasakan pula yang membuatnya terkagum-kagum. Dan bersiap-siaplah untuk terperangah jika anak-anak itu lebih fasih mengucapkan kalimat-kalimat yang tak berharga, ucapan yang tak bernilai, pembicaraan yang mendekatkan kepada maksiat, dan bahkan ada yang mendekati kekufuran. Mereka berbicara kepada kita dengan bahasa yang kita inginkan, tetapi mereka membuka dirinya kepada manusia di seluruh dunia dengan perkataan-perkataan ingkar. Mereka menyiarkan keburukan dirinya sendiri, tetapi mereka tidak menyadarinya. Astaghfirullahal ‘adzim.

Kalau suatu saat ada kesempatan, cermatilah apa yang ditulis oleh anakmu, gambar apa yang ditampilkan dan siapa yang dielu-elukan di Facebooknya. Sadari apa yang telah terjadi dan sedang terjadi pada diri mereka. Ketahui perubahan apa yang menerpa jiwa mereka. Dan bersiaplah untuk terkejut bahwa apa yang tampak di depan mata tak selalu sama dengan apa yang terjadi di belakang kita. Mereka bisa bertutur tentang keshalihan karena berharap terhindar dari kedukaan atau bahkan kemurkaan kita. Tetapi di Facebook, mereka merasa merdeka mengungkapkan apa pun yang menjadi kegelisahan, keinginannya dan kebanggaannya yang benar-benar terlahir dari dalam diri mereka.

Beberapa waktu saya memeriksa akun Facebook anak-anak SDIT, alumni SDIT dan mereka yang masih belajar di SMPIT maupun SMAIT. Hasilnya? Sangat mengejutkan. Harapan saya tentang isi pembicaraan anak-anak yang telah memperoleh tempaan bertahun-tahun di sekolah Islam terpadu itu atau yang sejenis dengannya adalah sosok anak-anak yang hidup jiwanya, cerdas akalnya, tajam pikirannya dan jernih hatinya. Tetapi ternyata saya harus terkejut. Sekolah-sekolah Islam itu ternyata hanya mampu menyentuh fisiknya, tetapi bukan jiwanya. Betapa sedih ketika melihat anak-anak yang dulu jilbabnya besar berkibar-kibar, hanya beberapa bulan sesudah lulus dari SDIT atau SMPIT, sudah berganti dengan busana yang menampakkan auratnya dan ia perlihatkan kepada orang lain melalui foto-foto yang mereka pajang di Facebook.

Tentu saja saya tidak dapat mengatakan bahwa pendidikan Islam terpadu, integral atau apa pun istilahnya telah gagal total. Tetapi apa yang dapat dengan mudah kita telusuri dari tulisan mereka di Facebook maupun media sosial lainnya memberi gambaran betapa kita perlu berbenah dengan segera. Selagi aqidah, akhlak dan secara umum agama ini hanya kita sampaikan secara kognitif, maka tak banyak perubahan yang dapat kita harapkan. Jika yang kita berikan adalah pelajaran tentang agama, dan bukan pendidikan beragama yang dikuati oleh budaya karakter yang kuat di sekolah, maka anak-anak itu mampu berbicara agama dengan fasih tapi tidak menjiwai. Tak ada kebanggaan pada diri mereka terhadap apa-apa yang datang dari agama; apa-apa yang menjadi tuntunan Allah Ta’ala dan rasul-Nya.

Astaghfirullahal ‘adzim. Na’udzubillahi min dzaalik.

Lalu apa yang merisaukan dari anak-anak itu? Sekurangnya ada tiga hal. Pertama, cara mereka berbahasa. Ini menggambarkan alam berpikir sekaligus kesehatan mental mereka. Kedua, sosok yang mereka banggakan dan mereka elu-elukan kehadirannya maupun tingkah-lakunya. Sosok yang menjadi panutan (role model). Ketiga, nilai-nilai dan keyakinan yang mereka banggakan sehingga mempengaruhi sikap dan perilaku mereka, meskipun tak tampak di mata orangtua dan guru.

Betapa Mengenaskan Bahasa Mereka

Salah satu kelebihan Bani Sa’diyah adalah kefasihannya berbahasa. Kepada Halimah dari Bani Sa’diyah Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam disusukan, sehingga masa kecilnya memperoleh pengalaman berbahasa yang baik. Tampaknya sepele, tetapi bagaimana kita berbahasa sangat mempengaruhi pertumbuhan mental dan perkembangan cara berpikir.

Adalah Alfred Korzybski, ahli semantik asal Rusia yang menunjukkan bahwa cara berbahasa yang salah berhubungan erat dengan mental yang sakit pada masyarakat. Terlebih jika kesalahan serius dalam berbahasa itu secara intens dilakukan oleh seseorang, utamanya lagi yang masih dalam tahap perkembangan sangat menentukan, yakni anak atau remaja. Dan kondisi mengenaskan inilah yang sedang terjadi pada anak-anak kita; dalam pergaulan dan terutama terlihat dari SMS maupun status facebook mereka.

Mari kita ingat kembali ketika Lev Vygotsky, seorang psikolog yang juga asal Rusia. Ia menunjukkan bahwa apa pun kecerdasan yang ingin kita bangun, kuncinya adalah bahasa. Ia juga menunjukkan betapa erat kaitan antara bahasa dan pemikiran. Penggunaan bahasa mempengaruhi cara berpikir. Siapa diri kita tercermin dari bagaimana kita berbahasa. Sebaliknya, cara kita berbahasa akan berpengaruh besar terhadap diri kita.

Nah, lalu apa yang bisa kita katakan terhadap anak-anak yang berbahasa alay dan berbicara dengan perkataan yang tak berguna penuh sampah? Sungguh, tengoklah status Facebook dan SMS mereka. Dan bersiaplah terkejut dengan apa yang terjadi pada diri mereka. Khawatirilah apa yang akan terjadi pada diri mereka di masa-masa mendatang.

Astaghfirullah. Laa ilaaha illa Anta subhanaKa ini kuntu minazh-zhaalimin.

Bukan Rasulullah Saw. yang Mereka Kagumi

Cara berbahasa mempengaruhi apa yang berharga dan apa yang tidak. Sulit bagi seseorang untuk mengagumi dan menjadikan seseorang yang cara berbahasanya sangat berbeda –apalagi bertolak-belakang—sedang sosok yang ingin mereka tiru, mereka banggakan dan mereka pelajari kehidupannya. Maka jangan heran jika mereka lebih terharu-biru oleh Justin Bieber daripada para shahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in. Jangan terkejut pula jika Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam justru sosok yang sangat asing bagi mereka. Ironisnya, anak-anak yang seperti itu justru banyak lahir dari lembaga-lembaga Islam; sejak jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

Apa pengaruhnya? Jika Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam yang menjadi sosok panutan (role model) yang mereka banggakan, maka mereka akan berusaha untuk mempelajari jejak-jejaknya, mengingati kata-katanya dan mencoba melaksanakan apa yang mereka mampu dalam hidupnya. Mereka juga bangga terhadap orang yang meniru sosok panutannya. Itu juga berarti, jika sosok panutan mereka adalah Justin Bieber atau Lady Gaga, maka atribut, kata-kata dan segala hal yang berkait dengan mereka akan mereka buru dengan penuh kebanggaan. Mereka juga berusaha mengidentifikasikan diri dengan sosok panutannya.

Na’udzubillahi min dzaalik. Laa haula wa laa quwwata illa biLlah.

Pacaran Online Pun Terjadi

Maka, jangan terkejut jika anak-anak alumni SDIT yang masih belajar di SMPIT atau sekolah Islam sejenis justru amat liar pikirannya. Jangan terkejut juga jika menemukan anak seorang ustadz asyik pacaran online, mengungkapkan perasaan yang tidak sepatutnya ia ungkapkan kepada lawan jenis, apalagi membiarkannya diketahui oleh orang banyak. Sungguh, kemaksiatan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi lebih ringan nilainya dibanding kemaksiatan yang ia umumkan sendiri.

Ingin sekali berbincang lebih panjang. Tetapi tak tega rasanya berbicara blak-blakan tentang masalah ini.

Semoga catatan sederhana ini dapat menjadi pengingat untuk kita semua. Semoga Allah mudahkan kita menempuh kebaikan. Semoga pula Allah Ta’ala menjaga iman kita dan anak-anak kita.

Sebelum kita akhiri perbincangan ini, mari sejenak kita ingat firman Allah ‘Azza wa Jalla:

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُواْ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافاً خَافُواْ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللّهَ وَلْيَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisaa’, 4: 9).

Wallahu a’lam bishawab

Muhammad Fauzil Adhim, penulis buku-buku parenting

http://hidayatullah.com/read/19891/23/11/2011/facebook-status-anak-kita.html

Sunday, 20 November 2011

Kisah Nyata: Kisah Seorang Istri yang Shalihah


Usia istri Yaqin masih sangat muda, sekitar 19 tahun. Sedangkan usia Yaqin waktu itu sekitar 23 tahun. Tetapi mereka sudah berkomitmen untuk menikah.

Istrinya Yaqin cantik, putih, murah senyum dan tutur katanya halus. Tetapi kecantikannya tertutup sangat rapi. Dia juga hafal Al-Qur’an di usia yang relatif sangat muda , Subhanallah…

Sejak awal menikah, ketika memasuki bulan kedelapan di usia pernikahan mereka, istrinya sering muntah-muntah dan pusing silih berganti… Awalnya mereka mengira “morning sickness” karena waktu itu istrinya hamil muda.

Akan tetapi, selama hamil bahkan setelah melahirkanpun istrinya masih sering pusing dan muntah-muntah. Ternyata itu akibat dari penyakit ginjal yang dideritanya.

Satu bulan terakhir ini, ternyata penyakit yang diderita istrinya semakin parah..

Yaqin bilang, kalau istrinya harus menjalani rawat inap akibat sakit yang dideritanya. Dia juga menyampaikan bahwa kondisi istrinya semakin kurus, bahkan berat badannya hanya 27 KG. Karena harus cuci darah setiap 2 hari sekali dengan biaya jutaan rupiah untuk sekali cuci darah.

Namun Yaqin tak peduli berapapun biayanya, yang terpenting istrinya bisa sembuh.

Pertengahan bulan Ramadhan, mereka masih di rumah sakit. Karena, selain penyakit ginjal, istrinya juga mengidap kolesterol. Setelah kolesterolnya diobati, Alhamdulillah sembuh. Namun, penyakit lain muncul yaitu jantung. Diobati lagi, sembuh… Ternyata ada masalah dengan paru-parunya. Diobati lagi, Alhamdulillah sembuh.

***

Suatu ketika , Istrinya sempat merasakan ada yang aneh dengan matanya. “Bi, ada apa dengan pandangan Ummi?? Ummi tidak dapat melihat dengan jelas.” Mereka memang saling memanggil dengan “Ummy” dan ” Abi” . sebagai panggilan mesra. “kenapa Mi ?” Yaqin agak panik “Semua terlihat kabur.” Dalam waktu yang hampir bersamaan, darah tinggi juga menghampiri dirinya… Subhanallah, sungguh dia sangat sabar walau banyak penyakit dideritanya…

Selang beberapa hari, Alhamdulillah istri Yaqin sudah membaik dan diperbolehkan pulang.

Memasuki akhir Ramadhan, tiba-tiba saja istrinya merasakan sakit yang luar biasa di bagian perutnya, sangat sakiiit. Sampai-sampai dia tidak kuat lagi untuk melangkah dan hanya tergeletak di paving depan rumahnya.

***

“Bi, tolong antarkan Ummi ke rumah sakit ya..” pintanya sambil memegang perutnya…

Yaqin mengeluh karena ada tugas kantor yang harus diserahkan esok harinya sesuai deadline. Akhirnya Yaqin mengalah. Tidak tega rasanya melihat penderitaan yang dialami istrinya selama ini.

Sampai di rumah sakit, ternyata dokter mengharuskan untuk rawat inap lagi. Tanpa pikir panjang Yaqin langsung mengiyakan permintaan dokter.

“Bi, Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an, tapi penglihatan Ummi masih kabur. Ummi takut hafalan Ummi hilang.”

“Orang sakit itu berat penderitaannya Bi. Disamping menahan sakit, dia juga akan selalu digoda oleh syaitan. Syaitan akan berusaha sekuat tenaga agar orang yang sakit melupakan Allah. Makanya Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an agar selalu ingat Allah.

Yaqin menginstal ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam sebuah handphone. Dia terharu melihat istrinya senang dan bisa mengulang hafalannya lagi, bahkan sampai tertidur. Dan itu dilakukan setiap hari.

“Bi, tadi malam Ummi mimpi. Ummi duduk disebuah telaga, lalu ada yang memberi Ummi minum. Rasanya enaaak sekali, dan tak pernah Ummi rasakan minuman seenak itu. Sampai sekarangpun, nikmatnya minuman itu masih Ummi rasakan”

“Itu tandanya Ummi akan segera sembuh.” Yaqin menghibur dirinya sendiri, karena terus terang dia sangat takut kehilangan istri yang sangat dicintainya itu.

Yaqin mencoba menghibur istrinya. “Mi… Ummi mau tak belikan baju baru ya?? Mau tak belikan dua atau tiga?? Buat dipakai lebaran.”

“Nggak usah, Bi. Ummi nggak ikut lebaran kok” jawabnya singkat. Yaqin mengira istrinya marah karena sudah hampir lebaran kok baru nawarin baju sekarang.

“Mi, maaf. Bukannya Abi nggak mau belikan baju. Tapi Ummi tahu sendiri kan, dari kemarin-kemarin Abi sibuk merawat Ummi.”

“Ummi nggak marah kok, Bi. Cuma Ummi nggak ikut lebaran. Nggak apa-apa kok Bi.”

”Oh iya Mi, Abi beli obat untuk Ummi dulu ya…??” Setelah cukup lama dalam antrian yang lumayan panjang, tiba-tiba dia ingin menjenguk istrinya yang terbaring sendirian. Langsung dia menuju ruangan istrinya tanpa menghiraukan obat yang sudah dibelinya.

***

Tapi betapa terkejutnya dia ketika kembali . Banyak perawat dan dokter yang mengelilingi istrinya.

“Ada apa dengan istriku??.” tanyanya setengah membentak. “Ini pak, infusnya tidak bisa masuk meskipun sudah saya coba berkali-kali.” jawab perawat yang mengurusnya.

Akhirnya, tidak ada cara lain selain memasukkan infus lewat salah satu kakinya. Alat bantu pernafasanpun langsung dipasang di mulutnya.

Setelah perawat-perawat itu pergi, Yaqin melihat air mata mengalir dari mata istrinya yang terbaring lemah tak berdaya, tanpa terdengar satu patah katapun dari bibirnya.

“Bi, kalau Ummi meninggal, apa Abi akan mendoakan Ummi?” “Pasti Mi… Pasti Abi mendoakan yang terbaik untuk Ummi.” Hatinya seakan berkecamuk. “Doanya yang banyak ya Bi” “Pasti Ummi” “Jaga dan rawat anak kita dengan baik.”

Tiba-tiba tubuh istrinya mulai lemah, semakin lama semakin lemah. Yaqin membisikkan sesuatu di telinganya, membimbing istrinya menyebut nama Allah. Lalu dia lihat kaki istrinya bergerak lemah, lalu berhenti. Lalu perut istrinya bergerak, lalu berhenti. Kemudian dadanya bergerak, lalu berhenti. Lehernya bergerak, lalu berhenti. Kemudian matanya…. Dia peluk tubuh istrinya, dia mencoba untuk tetap tegar. Tapi beberapa menit kemudian air matanya tak mampu ia bendung lagi…

Setelah itu, Yaqin langsung menyerahkan semua urusan jenazah istrinya ke perawat. Karena dia sibuk mengurus administrasi dan ambulan. Waktu itu dia hanya sendiri, kedua orang tuanya pulang karena sudah beberapa hari meninggalkan cucunya di rumah. Setelah semuanya selesai, dia kembali ke kamar menemui perawat yang mengurus jenazah istrinya.

“Pak, ini jenazah baik.” kata perawat itu. Dengan penasaran dia balik bertanya. “Dari mana ibu tahu???” “Tadi kami semua bingung siapa yang memakai minyak wangi di ruangan ini?? Setelah kami cari-cari ternyata bau wangi itu berasal dari jenazah istri bapak ini.” “Subhanalloh…”

Tahukah sahabatku,… Apa yang dialami oleh istri Yaqin saat itu? Tahukah sahabatku, dengan siapa ia berhadapan? Kejadian ini mengingatkan pada suatu hadits

“Sesungguhnya bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut ‘alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: “Wahai jiwa yang baik, bergegas keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah”. Segera ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejap pun berada di tangan Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh orang mukmin itu dan membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang belum pernah ada di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya: “Ruh siapakah ini, begitu harum.” Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya).(HR Imam Ahmad, dan Ibnu Majah).

***

“Sungguh sangat singkat kebersamaan kami di dunia ini , akan tetapi sangat banyak bekal yang dia bawa pulang. Biarlah dia bahagia di sana” Air matapun tak terasa mengalir deras dari pipi Yaqin.

Subhanallah…

sumber: kafemuslimah

Sunday, 13 November 2011

Ini Penyebab Rambut Rusak & Cara Mengatasinya

Masalah rambut yang kerap dialami wanita adalah rambut rusak. Rambut rusak ditandai dengan tekstur rambut yang kasar, kering dan pecah-pecah.

Selama ini kita mengetahui jika menggunakan alat styling seperti blow dry dan catokan merupakan penyebab utama yang membuat rambut rusak. Ternayata tidak sampai di situ, ada hal-hal lain yang menjadi pemicu kerusakan rambut. Ini dia, seperti dilansir bettyconfidential.

Sinar Matahari
Seperti kulit, sinar matahari juga bisa merusak rambut. Hal in membuat rambut mudah patah hingga kulit kepala kering. Oleh karena itu, gunakanlah produk penataan rambut yang memberikan proteksi terhadap sinar UV.

Pengeringan dengan handuk
Menggosok rambut dengan handuk merupakan kebiasaan yang sudah umum dilakukan banyak orang. Kebiasaan ini ternyata bisa merusak rambut. Solusi untuk masalah ini adalah, ketika mengeringkan rambut, tekan-tekanlah rambut dengan handuk secara lembut dan bungkus rambut dengan handuk Selama beberapa menit.

Menyisir Rambut Saat Masih Basah
Selain menggosok rambut hingga kering, kebiasaan lainnya yang salah adalah menyisir rambut saat rambut basah. Hal ini menjadi dilema karena untuk mendapatkan rambut bergelombang, menyisir rambut dalam keadaan basah sambil dikeringkan dengan hairdryer merupakan satu-satunya cara. Untuk meminimalisir hal ini, maka gunakanlah sisir bergigi jarang.

Produk styling rambut
Penyebab lainnya kerusakan rambut adalah terlalu banyak terkena alkohol yang terkandung dari produk styling rambut. Batasi atau hindari produk seperti hairspray atau gel rambut. Anda juga perlu memperhatikan ketika membeli produk rambut yang digunakan secara teratur, seperti shampo dan kondisioner, carilah produk yang dapat meningkatkan kilau dan kekuatan rambut. Sebagian besar produk-produk ini membatasi jumlah alkohol.

Anda juga perlu membaca label produk untuk menentukan kadar alkohol yang terkandung dalam produk ini. Sebab, jika terlalu banyak alkohol di rambut, membuat penurunan produksi minyak rambut alami dan dapat membuat rambut kering.

Jika rambut sudah terlanjur rusak, maka Anda perlu memperbaiki kondisi rambut. Berikut ini beberapa perawatan untuk menghaluskan dan melembutkan rambut yang rusak, seperti dilansir Care Fair.

Cuka Apel
Cuka Apel mengurangi rambut rusak dan membuatnya menjadi lebih halus. Campurkan satu sendok makan minyak gandum dengan setengah cangkir cuka sari apel dan dua cangkir air. Oleskan campuran ke rambut, setelah keramas, saat rambut masih basah. Diamkan selama 10 menit, lalu bilas hingga bersih tanpa menggunakan shampo. Untuk menghilangkan aroma yang menyengat dari cuka apel, Anda bisa memulaskan kondisioner di ujung-ujung rambut. Lakukanlah perawatan ini dua kali sehari, untuk hasil yang lebih maksimal.

Mayones
Asam lemak pada mayones berfungsi untuk melembutkan rambut dan meningkatkan minyak alami rambut. Setelah keramas dan mengeringkan rambut dengan handuk, oleskan satu sendok makan mayones pada rambut dan bungkus rambut dengan shower cap atau handuk panas. Biarkan mayones meresap kedalam rambut selama 15 - 20 menit. Kemudian bilas dengan shampo bayi atau herbal.

Minyak Alami
Gunakan minyak alami pada rambut seperti minyak kelapa, minyak bunga matahari atau minyak almond untuk meningkatkan kelembutan dan kehalusan rambut. Caranya dengan mengaplikasikan minyak alami pada rambut setelah keramas, bungkus rambut dengan handuk hangat, diamkan 15 - 20 menit. Lalu bilas rambut hingga bersih.

Vitamin B
Konsumsi vitamin B kompleks setiap hari. Kandungan biotin pada vitamin B kompleks akan menguatkan rambut. Anda bisa mendapatkan vitamin B kompleks dalam telur, kacang-kacangan dan pisang.

Mutiara Lima Kata

Rasulullah saw . bersabda :

Orang yang memandang rendah lima manusia

Ia merugi akan lima hal

Memandang rendah Ulama , rugi tentang agama

Memandang rendah Penguasa , rugi tentang dunia

Memandang rendah Tetangga , rugi akan bantuannya

Memandang rendah Saudara , rugi akan darmanya

Dan memandang rendah keluarga ,

Rugi akan harmonisnya

Rasulullah saw. bersabda :

Akan datang suatu masa

Dimana umatmu mencintai lima

Hingga mereka lupakan lima

Cinta dunia , lupa alam baka

Cinta tanah ,subur , lupa alam kubur

Cinta harta benda , lupa hisab amalnya

Cinta anak istri , lupa bidari

Dan cinta diri sendiri , lupa pada Ilahi

Rasulullah saw bersabda :

Allah berikan lima upaya

Dan disediakan-nya imbalan lima

Allah ajari insan bersyukur

Dan Dia berikan tambaha makmur

Allah ajari insan berdoa

Dan Dia jamin akan ijabahnya

Allah ajari insan bertobat

Dan Dia jamin diterima tobatnya

Allah ajari insan istighfar

Dan Dia sediakan pengampunannya

Allah ajari insan berderma

Dan Dia membalas dermanya

Abu Bakar r.a. berkata :

Ada lima kegelapan dan lima penerangnya

Kegelapan pertama cinta harta,

Penerangnya dengan bertakwa

Kegelapan kedua laku maksiat,

Penerangnya dengan bertobat

Kegelapan ketiga di alam kubur,

Penerangnya dengan berdzikir

Kegelapan keempat alam akhirat,

Penerangnya dengan bertaat

Kegelapan kelima jembatan shirath

Penerangnya dengan I’tiqad

Umar r.a. berkata :

Ada lima golongan penghuni surga

Orang fakir yang menanggung hidup keluarga

Istri yang disayang oleh suaminya

Anak yang diridhai kedua orangtuanya

Calon istri yang mendermakan mahar kepada suaminya

Dan orang mukmin yang selalu bertobat pada Tuhannya

Utsman r.a. berkata :

Tanda-tanda orang bertakwa,

Ialah suka berteman insan beriman

Mampu mengendalikan farji dan lisan

Memandang kesuksesan sebagai suatu cobaan

Memandang cobaan sebagai sebuah keberuntungan

Dan mampu menjaga diri dari berlebih-lebihan

Ali r.a. berkata :

Seluruh manusia akan menjadi saleh

Jika saja tak ada lima masalah

Tak ada kerelaan atas kebodohan

Tak ada keserakahan atas kekayaan

Tak ada rasa bakhil atas hartawan

Tak ada sifat riya’ bagi insan beriman

Dan tak ada yang mendewakan karya pemikiran

Jumhur ulama menyatakan :

Allah muliakan Nabi akhir zaman

Dengan lima macam keutamaan

Tentang penyebutan, tentang anggota badan

Tentang pemberian, tentang kekeliruan

Dan tentang kerelaan

Perihal pertama, Allah tidak memanggilnya

Berdasar nama

Perihal kedua, Allah Sendiri Yang ijabahi pintanya

Perihal ketiga, Allah memberinya tanpa ia meminta

Perihal keempat, Allah telah mengampuninya

Sebelum ia berbuat dosa

Periihal kelima, Allah selalu menerima

Apa pun pemberiannya

Hasan al-Bashri berkata :

Dalam taurat ada lima pepatah

Kekayaan terwujud dalam qana’ah

Keselamatan terwujud dalam uzlah

Keagungan terbangun dari mencegah nafsu serakah

Kegembiraan tercipta sejak di alam barzah

Dan alam dunia menuntut sikap tabah

Rasulullah saw. bersabda :

Jaga lima sebelum datangnya lima

Jaga muda sebelum tuamu

Jaga sehat sebelum sakitmu

Jaga kaya sebelum fakirmu

Jaga hidup sebelum matimu

Dan jaga lapang sebelum sibukmu

Yahya bin Mu’adz ar-Razy berkata :

Jika seseorang banyak makan, tentu banyak dagingnya

Jika banyak dagingnya, tentu besar syahwatnya

Jika besar syahwatnya, tentu banyak dosanya

Jika banyak dosanya, tentu keras hatinya

Dan jika keras hatinya,

Ia akan tenggelam dalam kehidupan fana

Sufyan ats-Tsauri menngatakan :

Orang fakir punya lima pilihan

Yang berbeda dengan pilihan orang kaya

Orang fakir memilih ketenangan jiwa, kelapangan dada

Menngabdi Yang Mahakuasa, ringan hisab amalnya

Dan derajat tinggi di dalam surga

Sedang orang kaya, bersibuk diri dengan benda,

Gelisah akibat harta, menghamba diri pada materi,

Berat hisab amalnya, dan derajat rendah di alam baka

Abdullah al-Anthaqi mengatakan :

Obat hati ada lima, makan sekedarnya,

Membaca al-Qur’an, berkkumpul oang bijaksana,

Shalat malam seslalu dijaga dan

Dzikir malam berlama-lama

Jumhur ulama menyatakan :

Kebenaran berpikir terletak pada lima

Sebab di sana membuahkan sesuatu yang berguna

Berpikir tentang tanda-tanda kebesaran Allah

Membuahkan pengesaan dan keyakinan

Berpikir tentang nikmat dan anugerah Allah

Membuahkan syukur dan kecintaan

Berpikir tentang janji-janji Allah

Membuahkan rindu akan Hari Pembalasan

Berpikir tentang ancaman Allah

Membuahkan takut dosa dan pengagungan Tuhan

Dan berpikir tentang kemurkaan Allah

Membuahkan sikap kewaspadaan

Orang bijak berkata :

Ada lima tangga takwa

Apabila seorang hamba telah mampu mencapainnya,

Niscaya ia sampai pada kesempurnaan takwa

Pertama, memilih bekerja keras, ketimbang

Bermalas-malasan

Kedua, memilih kesibukan daripada pengangguran

Ketiga, memilih mengalah daripada menjajah

Keempat, memilih diam daripada bicara tanpa guna

Kelima, memilih mati daripada hidup tak berarti

Rasulullah saw. bersabda :

Mengunjugi saudara, berarti menjaga rahasia

Berderma pada sesama, berarti melindungi harta benda

Berhati tulus, berarti menjaga amal mulia

Berjiwa jujur, berarti menjaga alur kata-kata

Dan bermusyawarah, berarti mengasah logika

Rasulullah saw. bersabda :

Di balik limpahan harta, tersimpan lima tipu daya

Pertama, kesulitan menyatukannya

Kedua, sibuk berdoa demi keselamatannya

Ketiga, khawatir ada perampok akan menjarahnya

Keempat, memungkinkan predikat bakhil pada empunya

Kelima, menjauhkan diri dari keakraban bersama

Dan dibalik derma, tersimpan lima rahasia

Membawa empunya pada ketenangan jiwa

Tak perlu berdoa untuk keselamatannya

Aman dari perampok yang mengintainya

Menyandang predikat insan penderma

Dan merasa tentram bersama sesama insan

Sufyan ats-Tsauri mengatakan :

Tak ada orang kaya,

Yang mampu terlepasa dari lima perkara

Serakh, gegabah, bakhil, ambisi dan lupa mati

Khatim al-Aslam mengatakan :

Tergesa-gesa adalah tipu daya setan,

Kecuali pada lima perbuatan

Menyuguhi tamu begitu ia tiba

Mengurus jenazah begitu ajal merenggutnya

Menikahkan seorang gadis begitu menginjak dewasa

Membayar hutang begitu sampai jatuh temponya

Dan segera bertobat begitu terlanjur berbuat dosa

Muhammad bin ad-Duri berkata :

Iblis celaka akibat lima

Tidak mengaku berbuat dosa

Tidak menyesali tingkah lakunya

Tidak meratapi nasib dirinya

Tidak ingiin bertobat pada Tuhannya

Dan memutuskan diri dari rahmat-Nya

Sedang akibat lima pula Adam a.s. sesjahtera

Mengaku berebuat dosa

Menyesali perbuatannya

Meratapi betapa aib dirinya

Bertobat pada Tuhannya

Dan selalu berusaha menggapai rahmat-Nya

Saqiq al-Balka mengatakan :

Pegang teguhlah lima perkara

Sembahlah Allah sesuai kebutuhanmu pada-Nya

Milikilah harta sekedar umurmu di alam fana

Berdosalah pada Allah sekira kekuatanmu

Akan siksanya

Carilah bekal di alam dunia demi hidupmu di alam baka

Dan berdermalah pada sesama sekedar vilamu

Di taman surga

Umar r.a. berkata :

Telah kuteliti semua kegemaran

Ternyata tak ada yang lebih berkesan dari menjaga lisan

Telah kupadukan semua baju

Ternyata tak ada yang lebih terpadu dari rasa malu

Telah kutata seluruh harta

Ternyata tak ada yang ebih rindu dari sikap menerima

Telah kusaksikan semua kebajikan

Ternyata tak ada yang lebih istemewa dari kebijakan

Telah kurasakan semua hidangan

Ternyata tak ada yang lebih

Menggairahkan dari ketabahan

Seorang filosuf berkata :

Cirri-ciri zuhud ada lima

Condongkan diri pada Ilahi

Berbuat derma pada sesama

Ikhlas hati dalam berbakti

Menyingkirkan kezaliman dan aniaya

Dan penuhi diri dengan sikap apa adanya

Seorang hamba bermunajat pada Tuhannya :

Tuhanku, panjang angan telah menipuku

Cinta harta telah menghancurkanku

Setan-setan telah menelantarkanku

Nafasku telah menjerumuskanku dan menistakanku

Maka, tolonglah daku wahai Tuhanku

Jika engkau tak sudi mengasihiku

Lantas siapa lagi yang akan mengasihiku

Rasulullah saw. bersabda :

Akan datang suatu masa atas ummatku

Mereka cinta dunia lupa alam baka

Cinta kehidupan lupa kematian

Cinta istana lupa surga

Cinta harta benda lupa hisab amalnya

Dan cinta alam semesta lupa Penciptanya

Dalam munajatnya,

Yahya bin Mu’adz ar-Razy menyatakan :

Tuhanku,

Malam tiada indah tanpa munajat dengan-Mu

Dunia tiada indah tanpa berbakti pada-Mu

Akhirat tiada akan indah tanpa anugerah maaf-Mu

Dan surga tiada indah tanpa saat-saat memandang-Mu

Thursday, 10 November 2011

khotbah jumat

Makna Islam

Oleh: Abu Abdir Rahman

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ واَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ اهْتَدَى بِهُدَاهُ وَعَمِلَ بِسُنَّتِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أًمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada saudara-saudara sekalian, marilah kita tingkatkan Islam, iman dan taqwa kita kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala karena hanya dengan Islam, iman dan taqwa itulah kita akan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia terlebih lagi Insya Allah di akhirat.

Untuk itu pada khutbah kali ini mengambil sebuah judul “MAKNA ISLAM”

As-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kitab “Ushul Tsalatsah”, berkata:

اْلإِسْلاَمُ هُوَ اْلاِسْتِسْلاَمُ لِلَّهِ بِالَّتْوِحْيِد وَاْلاِنْقِيَادُ لَهُ بِالطَّاعَةِ وَاْلاِبْتِعَادُ عَنِ الشِّرْكِ.

Artinya: “Islam itu ialah berserah diri kepada Allah dengan meMaha EsakanNya dalam beribadah dan tunduk dengan melakukan ketaatan dan menjauhkan diri dari syirik.”

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 112:

Artinya: “(Tidak demikian), bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah sedang ia berbuat kebajikan,maka baginya pahala pada sisi TuhanNya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Adapun sendi-sendi Islam itu ada lima sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ؛ شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ.

Artinya: “Dari Abdillah bin Umar Radhiallaahu anhu Berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Islam itu didirikan atas lima perkara:

1. Bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah dengan benar selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah

2. Mendirikan shalat

3. Mengeluarkan zakat.

4. Menunaikan ibadah haji

5. Berpuasa di bulan Ramadlan.”

Inilah sendi-sendi Islam, yang menyebabkan seseorang keluar dari lingkaran kekafiran dan yang menyebabkan seseorang masuk Surga dan jauh dari siksa Neraka.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Lima sendi tersebut di atas merupakan rukun Islam. Barangsiapa menjalankannya dengan sempurna, maka ia termasuk muslim yang sempurna imannya, dan barangsiapa yang meninggalkan seluruhnya, maka ia adalah kafir yang nyata. Dan barangsiapa mengingkari salah satu dari padanya, maka para ulama’ bersepakat bahwa ia bukan muslim. Dan barangsiapa yang meyakini seluruhnya dan ia menelantarkan salah satu darinya selain syahadat maka ia adalah fasiq dan barangsiapa yang beramal hanya sebatas lisannya saja tanpa dibarengi dengan I’tigad, maka ia adalah munafiq.

Allah Ta’ala berfiman dalam surat Ali Imran ayat 19.

Artinya: “Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah hanyalah Islam”.

Maksud dari ayat di atas, bahwa sesungguhnya tidak ada agama yang diterima di sisiNya dari seseorang selain Islam.

Maka barang siapa menganut suatu agama selain syari’at nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam setelah diutusnya beliau, maka agama itu tidak di terima di sisi Allah Subhannahu wa Ta'ala .

Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 85.

Artinya: “Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima daripadanya, sedang ia di akhirat kelak termasuk golongan orang yang merugi.”

Yakni barangsiapa menjalankan agama selain apa yang disyari’atkan oleh Allah kepada RasulNya, maka tak akan diterima daripadanya di sisi Allah dan ia kelak di akhirat termasuk di antara orang-orang yang merugi.

Sebagaimana sabda nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam dalam hadist yang shahih:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.

Artinya: “Barangsiapa melakukan suatu amal, yang tidak didasari keterangan kami, maka ia adalah tertolak”.

Berdasarkan hadist di atas telah jelas sekali bagi para hamba yang beriman kepada Allah dan hari akhir, bahwa apa saja yang berhubungan dengan syariat, baik dari segi aqidah maupun ibadah, baru akan diterima di sisi Allah apabila hal itu sesuai dengan apa-apa yang telah diajarkan oleh Allah kepada RasulNya. Sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 31.

Artinya: “katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha Pengampun lagi Maha penyayang.”

Dan Allah Ta’ala telah berfirman pula, dalam surat Al-Hasyr ayat 7.

Artinya: “Apa yang diberikan oleh rasul maka terimalah ia. Dan apa yang di larangnya bagimu maka tinggalkanlah dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumanNya.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Bila dipandang dari sejak syari’at di turunkan sampai hari akhir nanti, maka Islam itu dapat dibagi dua, yaitu:

1. Islam dipandang dari segi umum

2. Islam dipandang dari segi khusus

Islam dipandang dari segi umum, bahwa sejak rasul yang pertama sampai hari akhir nanti, syari’at mereka adalah Islam yang berarti, tunduk beribadah hanya kepada Allah semata, karena itu mereka disebut Al-Muslimun.

Islam dipandang dari segi khusus, bahwa sejak diutusnya Rasul yang terakhir, yang mana ia adalah penyempurna bagi syari’at sebelumnya, serta menjadi penutup bagi segenap rasul, maka barangsiapa dari ummat manusia, yang tidak beriman kepada Nabi Muhammadsaw , maka ia kafir.

Sebagaimana yang tersebut di dalam hadist yang shahih bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ اْلأُمَّةِ يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ يُؤْمِنُ بِالَّذِيْ أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارَ. (رواه مسلم)

Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam, beliau bersabda: “Demi dzat yang diri Muhammad berada di tanganNya, tidaklah seseorang mendengar tentang aku dari umat ini, baik itu kaum Yahudi atau kaum Nasrani, kemudian meninggal sementara ia belum mau beriman kepada apa yang aku bawa, melainkan ia akan menjadi penghuni Neraka.” (hadits Muslim)

أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّ‍هِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛ مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ.

Kita harus yakin bahwa Islam, adalah agama yang benar di sisi Allah dan selainnya adalah batil Dan kita meyakini, bahwa Islam adalah agama yang telah sempurna. Sebagaimana telah tersebut dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 3:

Artinya: “Pada hari ini telah aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni’matKu, dan telah ku-ridlai Islam itu jadi agama bagimu”.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Itulah Islam, Allah telah memberi kabar kepada nabiNya dan kepada seluruh kaum mu’minin, bahwa Ia (Allah) telah menyempurnakan bagi mereka Islam sebagai agama.

Dengan keputusan Allah ini, sekaligus merupakan keme-nangan bagi kaum mu’minim dan merupakan kesempurnaan dalam beragama.

Maka selesailah tugas Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam dalam mengemban tugasnya dalam menyampaikan agama, dan bagi kaum mukminin, mereka tidak butuh lagi pengurangan ataupun penambahan selamanya.

Semoga Allah selalu membimbing kita semua ke jalan yang diridhaiNya. Amin.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَحْيِنَا عَلَى اْلإِسْلاَمِ وَأَمِتْنَا عَلَى اْلإِيْمَانِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ