Hutang Indonesia era Jokowi saat ini Rp 569 triliun, utang Indonesia Era Suharto USD 53,8 miliar atau
Rp 676 triliun.
Kata Pengamat dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng, Soeharto meninggalkan hutang USD 53,8 miliar.
Sementara, untuk satu tahun ini,
pemerintah Jokowi menurut data Bank Dunia baik dari penjualan obligasi,
sekuritas, maupun pinjaman langsung, sudah mencapai Rp 569 triliun.
Jika dipukul sama rata menggunakan kurs yang berlaku saat ini. Hutang era Soeharto sekitar Rp 676 triliun.
"Hampir sama 30 tahun Soeharto dengan 1 tahun Jokowi. Kalau kursnya
dihitung berbeda sesuai zamannya, hutang Jokowi dua kali lipat dari
hutang Soekarno," ujarnya di Jakarta.
Dizaman ini banyak wanita ingin lebih kelihatan lebih cantik, mereka rela mengeluarkan uang ratusan ribu rupiyah agar kelihatan cantik, namun ada 10 cara berdandan yang dilarang untuk Muslimah.
inilah 10 cara berdandan yang dilarang oleh muslimah
1. Membuka aurat
Berdandan secantik apapun, jika tidak
menutup aurat, maka terlarang bagi muslimah. Adapun aurat muslimah
adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
Hai Nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin:
“Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab: 59)
Asma’ binti Abu Bakar pernah menemui
Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam dengan memakai pakaian yang
tipis. Maka Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam pun berpaling darinya
dan bersabda, “Wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita itu jika sudah
haidh (sudah baligh), tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali ini dan
ini”, beliau menunjuk wajahnya dan kedua telapak tangannya. (HR. Abu Daud)
Sesuai dengan hadits tersebut, Imam Syafi’i mengatakan di dalam Al Umm:
وكل المرأة عورة إلا كفيها ووجهها
“Dan setiap wanita adalah aurat kecuali telapak tangan dan wajahnya”
2. Berdandan yang mengundang syahwat
Meskipun sudah menutup aurat, tetapi
jika seorang muslimah berdandan dengan cara yang mengundang syahwat maka
hal itu juga terlarang.
Mengundang syahwat bentuknya bisa
macam-macam. Mungkin pakaiannya tipis atau cenderung transparan. Mungkin
pakaiannya membentuk lekuk-lekuk tubuh.
Berdandan yang mengundang syahwat bisa
pula karena model baju dan juga make up. Misalnya memakai lipstik
membentuk bibir tampak seksi dan sejenisnya.
“Wanita-wanita yang berpakaian
tetapi telanjang, yang berjalan berlenggak-lenggok guna membuat manusia
memandangnya, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapati
aromanya. Padahal aroma Surga bisa dicium dari jarak 500 tahun.” (HR. Malik dalam al-Muwaththa’)
3. Berdandan seperti wanita jahiliyah
Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang wanita yang beriman berdandan dan berhias menyerupai wanita jahiliyah.
“Dan hendaklah kalian (wahai
istri-istri Nabi) menetap di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian
bertabarruj (sering keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku)
seperti (kebiasaan) wanita-wanita Jahiliyah yang dahulu” (QS. Al Ahzaab: 33)
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa dahulu
wanita berjalan berlenggok-lenggok dengan langkah yang manja dan
memikat, lalu Allah melarang hal tersebut.
Sedangkan tabarruj dicontohkan Ibnu
Katsir dengan perilaku mengenakan kerudung tanpa mengikatnya sehingga
kalung dan anting-anting tetap kelihatan. Bahkan lehernya pun kelihatan.
4. Berdandan menyerupai wanita kafir
Berdandan menyerupai wanita kafir
disebut tasyabuh. Islam melarang tasyabuh sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
“Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami” (HR. Tirmidzi; hasan)
Saat ini fenomena tasyabuh tampak dari betapa dominannya gaya-gaya artis non muslim diikuti dan ditiru.
5. Berdandan seperti laki-laki
Meskipun menutup aurat, berdandan seperti laki-laki juga tidak diperbolehkan. Misalnya tampil tomboi dengan mengenakan celana.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
لَعَنَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لُبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ
لُبْسَةَ الرَّجُلِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang berpakaian wanita dan wanita yang berpakaian laki-laki” (HR. Ahmad)
6. Memakai parfum keluar rumah
Tentu boleh-boleh saja menggunakan
parfum saat berada di rumah demi menyenangkan suami. Namun, banyak
wanita memakai parfum saat keluar rumah sehingga baunya tercium oleh
kaum laki-laki yang bukan mahramnya.
Rasulullah menyebut wanita yang memakai
parfum saat keluar rumah sehingga laki-laki lain mencium baunya dengan
sebutan wanita pezina
“Wanita mana saja yang memakai
parfum kemudian lewat pada suatu kaum supaya mereka mencium bau parfum
itu maka perempuan itu telah berzina” (HR. An Nasa’i)
“Wanita mana saja yang memakai
parfum lalu melewati suatu kaum supaya mereka mencium bau parfum itu
maka perempuan itu telah berzina” (HR. Ahmad)
7. Berlebihan dalam berdandan
Islam melarang segala hal yang berlebih-lebihan, termasuk dalam berdandan.
إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“… Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (QS. Al-An‘am: 141)
وَأَنَّ الْمُسْرِفِينَ هُمْ أَصْحَابُ النَّارِ
“…Dan sesungguhnya orang-orang yang berlebihan, mereka adalah penghuni neraka” (QS. Ghafir: 43)
Bagaimana bentuk berlebihan dalam
berdandan? Bisa berlebihan dari segi waktu (dandan sangat lama),
berlebihan dalam gaya sehingga jatuhnya ke tabarruj atau tasyabuh, bisa
pula berlebihan dalam hal anggaran.
Berlebihan dalam hal anggaran berdandan
maksudnya adalah boros. Membeli bedak dan alat make up yang mewah dan
tidak terjangkau untuk ukuran dirinya tapi dipaksakan.
“Dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan” (QS. Al Isra’: 26-27)
8. Mencabut alis
Banyak wanita di zaman sekarang yang mencabut alis. Padahal Rasulullah telah melaknat wanita yang mencabut alis.
“Telah dilaknat wanita yang
menyambung rambut dan wanita yang minta untuk disambung rambutnya,
wanita yang mencabut alis dan wanita yang minta dicabut alisnya, wanita
yang mentato dan wanita yang minta antuk ditato, tanpa ada penyakit” (HR. Abu Dawud; shahih)
Setelah meriwayatkan hadits nomor 3639 tersebut, Abu Dawud menjelaskan bahwa An Namishat adalah orang yang mencabut alisnya hingga tipis, dan Al Mutanamishat adalah orang yang minta dicabut alisnya.
Syaikh DR Yusuf Qardhawi memiliki penjelasan yang menarik tentang mencabut dan mencukur alis.
9. Menyambung rambut atau memakai rambut palsu
Demi terlihat cantik, sebagian wanita menyambung rambutnya. Ada yang memakai rambut palsu (wig) agar penampilannya lebih indah.
Syaikh Dr. Yusuf Qardhawi dalam buku Al
Halal wal Haram fil Islam (Halal dan Haram dalam Islam) menjelaskan
diharamkannya menyambung rambut dan memakai wig, baik bagi laki-laki
maupun bagi wanita. Beliau berpedoman pada hadits Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam dari Aisyah, Asma’, Ibnu Mas’ud, Ibnu Umar dan Abu
Hurairah:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَعَنَ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat wanita yang menyambung rambut dan meminta disambung rambutnya” (HR. Muslim)
10. Membuat tato
Tentu membuat tato lebih ekstrem
daripada mencabut alis dan menyambung rambut. Muslimah yang baik pasti
tidak akan mentato kulitnya. Selain diharamkan, tato identik dengan
wanita nakal.
“Telah dilaknat wanita yang
menyambung rambut dan wanita yang minta untuk disambung rambutnya,
wanita yang mencabut alis dan wanita yang minta dicabut alisnya, wanita
yang mentato dan wanita yang minta antuk ditato, tanpa ada penyakit” (HR. Abu Dawud; shahih)
Untuk mengawal industri tambang asal Amerika Serikat PT Freeport Indonesia ( Freeport) Meminta dukungan dari masyarakat Papua.
dilansir dari inilah.com. Presiden Direktur PT
Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dalam acara Ramah Tamah Manajemen
PTFI Bersama Stakeholder (pemangku kepentingan) di Rimba Papua Hotel,
Timika, Papua, Sabtu (26/12/2015) . berkata "Tolong kawal kami sebagai keluarga besar,"
Dia juga berkata sekarang ini banyak orang yang berada dilar Papua lebih mengetahui Papua kususnya Preport. padahal yang lebih mengetahui adalah masyarakat papua
"Orang-orang yang ribut di Jakarta tidak akan merasakan dampak jika
perusahaan ditutup. Tapi, masyarakat Papua yang merasakannya," kata
Makroef.
Maroef mengajak masyarakat Papua untuk menggunakan akal dan hati secara
paralel berkaitan dengan pengelolaan Freeport."Freeport tidak akan
berjalan sendiri, tapi jalan bersama tokoh masyarakat Papua," kata
Makroef yang sempat diperiksa MKD (Mahkamah Kehormatan Dewan) dan
Kejagung ini.
Makroef juga mengajak warga Papua untuk lebih memikirkan masa depan
anak-anak Papua selagi masih ada kontribusi Freeport dalam pembangunan
masyarakat di sekitar pertambangan."Pikirkan anak cucu. Jangan kita
hanya bertengkar. Jika ada masalah yang belum terselesaikan, mari kita
bicarakan," kata Makroef.
Makroef mengingatkan, tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini. Oleh
karena itu, kontribusi Freeport kepada masyarakat harus digunakan untuk
mempersiapkan generasi mendatang, misalnya melalui pendidikan dan
kesehatan.
Sementara, sejumlah pemangku kepentingan yang hadir, menyatakan
dukungaannya kepada Freeport untuk mendapatkan perpanjangan kontrak.
Mereka bakal mengirimkan surat dukungan ke pemerintah baik daerah dan
pusat, serta pihak-pihak yang selama ini rajin mengkritik Freeport.
Misalnya, Ketua Forum MoU dari suku Amungme, Yopi Kilangin mengatakan,
warga Papua masih menginginkan supaya Freeport tetap melanjutkan
kontrak. Jika memang masih ada permasalahan antara masyarakat dengan
perusahaan, seperti masalah hak ulayat lahan dan kompensasi, bisa
diselesaikan secara kekeluargaan.
"Kami harap kita bicara lebih terbuka dan detil langsung dengan orang
yang punya hak, yakni kami dari suku Komoro dan Amungme," kata Yopi.
Pimpinan Lembaga Masyarakat Adat Kamoro (Lemasko) Mariamus Maknaipeku
setali tiga uang. Marimus bilang, masih membutuhkan Freeport di Papua,
karena kontribusi dalam pembangunan perekomomian, kesehatan dan
pendidikan, sangat terasa.
Marimus meminta agar masyarakat adat yang ada di sekitar lokasi
pertambangan, tidak hanya dijadikan sebagai penonton. Tetapi dipercaya
sebagai pelaku.
Adapun sesepuh masyarakat adat A Allo Rafra minta berbagai pihak untuk
stop bicara Freepot jika tidak mengetahui akar permasalahan yang
sebenarnya terjadi, serta sejarahnya. "Kembalikan masalah Freeport ke
pemerintah dan masyarakat adat," kata Allo.
Saat ini, DPR RI sebagai lembaga pengawas pemerintah sedang menggulirkan
Hak Angket/Pansus Freeport untuk membongkar skandal Freeport.
"Freeport ini adalah isu sudah lama. Istilahnya kasus itu kita selalu
bicarakan tetapi enggak pernah tuntas. Sekarang ini sudah jadi opini
publik, mari kita selesaikan," ujar anggota DPR RI sekaligus Presiden
PKS Sohibul Iman, Senin pekan lalu, kutip Sindonews.
"Ayo langkah berikutnya termasuk bentuk Pansus. Jadi kalau kita serius
selesaikan Freeport, maka kita juga mau ikuti proses yang runut. Kalau
tidak runut, satu masalah ketutup masalah lain, akhirnya tidak selesai,"
ujarnya.. ( IKB )
Ada yang mengejutkan di Gereja Kristen
Jawa (GKJ) Margoyudan, Solo, Kamis (24/12). Pasalnya, para mahasiswa
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, menghadiri ibadah
Malam Natal di gereja tersebut. Kurang lebih ada 14 mahasiswa. Bahkan
ada yang mengenakan hijab.
Mahasiswa-mahasiswa tersebut ikut duduk di antara jemaat gereja lain. Terlihat pula salah satu dari mereka ikut berdoa.
Sekretaris umum GKJ Margoyudan, Winantyo Atmojo DJ pun menyampaikan bahwa mahasiswa-mahasiswa itu binaan Pendeta Wahyu Nugroho.
“Kedatangan mereka ke sini atas
keinginan sendiri. Mereka mahasiswa Pendeta pak Wahyu Nugroho di UIN.
Beliau mengajar di sana. Beliau juga menyelesaikan kuliah S3 di sana,”
kata Winantyo usai misa Natal, Jumat (25/12) siang seperti dilansir Merdeka.
Perlu diketahui, Wahyu yang juga Pendeta GKJ Margoyudan merupakan salah satu dosen di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Saat mengikuti ibadah, katanya, para
mahasiswa berbaur dengan ribuan jemaat lainnya. Mereka menempati deretan
bangku kelima dari depan, dekat mimbar pendeta. Ada sembilan mahasiswi
mengenakan jilbab, dan enam lainnya mahasiswa.
Mereka, lanjutnya, mintanya berbaur dengan jemaat kami. Makanya kami tempatkan di tengah-tengah.
“Sambutan hangat dari jemaat membuat mereka nyaman,” kata Winantyo. [Paramuda/ BersamaDakwah]
Pernikahan adalah syariat Allah Ta’ala
dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sebagai salah satu
jenis ibadah, pernikahan harus dilakukan sesuai dengan syariat yang
berlaku. Jika menyelisihi, pernikahan yang dihukumi sah menurut negara
sekalipun bisa tidak sah secara agama, sehingga pelakunya dihukumi
berzina.
Di antara yang masuk kategori pernikahan
tidak sah menurut agama adalah pernikahan beda agama. Laki-laki non
muslim menikahi wanita muslimah. Pernikahan ini terlarang berdasarkan surat al-Baqarah [2] ayat 221.
Seorang muslimah haram dinikahi oleh
laki-laki non muslim, sebab istri harus taat kepada suami sebagai
pemimpinnya. Larangan ini semakin kuat dengan banyaknya ayat yang
melarang seorang muslim untuk menjadikan orang-orang kafir sebagai
pemimpinnya.
Target akhir dari pernikahan ini, adalah
proyek besar kaum-kaum kafir yang ingin melemahkan Islam dari dalam.
Mereka menikahi wanita-wanita muslimah, lalu mengajak sang istri masuk
ke dalam agama mereka.
Jika ini terjadi, anak-anak yang lahir pun akan dimurtadkan. Diajak masuk ke dalam agama mereka, cepat atau lambat.
Jika pun tidak dimurtadkan, wanita-wanita
muslimah akan dilemahkan gerak dakwah dan pengaruh keislamannya di
dalam keluarga dan masyarakatnya. Alhasil, kekuatan kaum Muslimin
menjadi terbonsai. Terkurung. Tidak bisa menghasilkan gerakan dakwah
yang menyejarah.
“Wanita Muslim yang melanggar ketentuan
ini,” tulis Drs Muhammad Thalib menerangkan pernikahan beda agama,
“berarti telah melakukan pernikahan yang tidak sah, walaupun menurut
hukum negara pernikahannya sah.”
“Hubungan seksual yang dilakukan,” lanjut Drs Muhammad Thalib dalam Menuju Pernikahan Islami,
“dinilai sebagai perbuatan zina.” Sebab hubungan badannya dihukumi
zina, maka anak-anak yang terlahir pun menjadi anak zina. “Oleh karena
itu, anak yang dilahirkan dari pernikahan ini merupakan anak zina.”
Selain itu, wanita-wanita muslimah yang
mau dinikahi oleh laki-laki non muslim juga akan mendapatkan kehinaan di
dunia dan akhirat. Di dunia, akidahnya akan semakin larut, kecintaan
kepada agama menjadi pudar seiring berjalannya waktu.
Di akhirat, jika mati sebelum bertaubat,
mereka akan mengalami siksa yang pedih, dikumpulkan bersama penghuni
neraka lain. Kekal. Menikmati kepungan azab yang tiada terperi.
Siapa yang tidak kenal dengan Abu
Lahab? Setiap muslim, tentu akrab dengan nama ini. Dia terkenal bukan
karena kebaikannya, melainkan karena kebenciannya yang sangat mendalam
kepada Junjungan kita Rasulullah SAW dan ajaran yang dibawanya, Islam.
Bahkan, secara spesial, Abu Lahab dan Istrinya tercantum di dalam
Al-Qur`an sejak permulaan islam disebarkan di tanah suci Mekkah. Allah
SWT mengabadikan di dalam Surat Al-Lahab.
Al-Bukhori meriwayatkan dari Ibnu Abbas, suatu ketika Rasulullah SAW
pergi ke lembah Al-Batha dan menaiki bukitnya, kemudian berteriak:
يَا صَبَاحَاه
(Wahai manusia, datanglah kemari).
maka orang-orang Quraish pun berkumpul di sekitar Beliau.
(Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan dia benar-benar binasa.
Tidaklah berguna baginya hartanya dan keturunannya. Kelak dia akan masuk
ke dalam api yang menyala (neraka). Dan (begitu pula) isterinya,
pembawa kayu bakar. Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal)
Abu Lahab adalah salah seorang paman Rasulullah SAW. Nama sebenarnya
adalah `Abdul `Uzza bin `Abdul Muttalib. Nama panggilannya adalah Abu
`Utaybah. Dia dipanggil Abu Lahab karena wajahnya yang terang dan
menyala-nyala.
Ibnu Mas`ud berkata suatu ketika Rasulullah SAW mengajak orang-orang
Quraish kepada keimanan, lalu Abu Lahab berkata: “Seandainya apa yang
dikatakan keponakanku itu benar, maka aku akan melindungi diriku dari
pedihnya azab pada hari kiamat nanti dengan hartaku dan anak-anakku”.
Padahal di dalam surat Al Lahab Allah SWT sudah menyebutkan yang artinya: “Tidaklah berguna hartanya dan keturunannya.”
Abu lahab meninggal karena penyakit. Ia tidak ikut memerangi Nabi saat
perang Badar karena sakitnya itu. Sepulangnya orang-orang kafir dari
perang Badar dengan membawa kekalahan, sakitnya bertambah parah. Dan ia
akhirnya meninggal dengan keadaan sakit yang mengerikan. Diriwayatkan
bahwa orang-orang kafir, bahkan teman-teman dan keluarganya enggan
mengurus jenazahnya karena keadaan sakitnya yang menjijikkan dan timbul
bau busuk dari penyakitnya. Inilah akhir hidup seorang musuh Allah.
Selama tiga hari sejak kematiannya, jasad Abu Lahab dibiarkan tergeletak
tanpa ada yang bersedia menguburkan. Para warga tidak berani mendekati
jasadnya. Akhirnya karena bau busuk yang kian menjadi, maka digali juga
sebuah lubang kubur bagi Abu Lahab. Bangkai Abu Lahab didorong-dorong
dengan sebilah kayu sampai masuk lubang.
Tidak hanya itu, prosesi penguburan pun berlangsung secara mengenaskan.
Dari jauh warga melempari kuburan Abu Lahab dengan batu hingga mereka
yakin betul jasadnya telah tertutup rapat. Ya sebuah tragedi kematian
yang lebih hina dari kematian seekor ayam sekalipun.
Sedangkan Istrinya Abu Lahab, yaitu Ummu Jamil yang artinya wanita yang
cantik. Tapi julukan ini tidak sesuai dengan perilakunya. Ia setali tiga
uang dengan suaminya dalam hal memusuhi Nabi. Ia lebih tepat dinamai
wanita yang jelek karena perilakunya yang sangat jelek.
Seringkali pada malam hari Ia memanggul kayu yang berduri untuk
diletakkan di jalan-jalan yang biasa dilalui Nabi. Sehingga bila Nabi
lewat pada malam hari / subuh, Nabi akan menginjak kayu yang berduri itu
sehingga Nabi terluka. Ummu jamil senang kalau Nabi terluka karena
menginjak kayu berduri.
Ummu jamil juga suka mengadu domba dan memfitnah supaya orang-orang
Makkah membenci Nabi. Karena hal ini, ia dijuluki pembawa kayu bakar.
Karena ia suka “membakar” emosi, mengadu domba, dan menimbulkan
kebencian orang-orang Makkah pada Islam.
Saat membawa kayu, ia mengikatnya dan melilitkan sebagian talinya pada
lehernya. Inilah kebiasaan yang dilakukannya saat membawa kayu berduri
untuk mencelakai Nabi. Perilaku buruk inilah yang akhirnya membawanya
menemui ajalnya. Ummu jamil meninggal karena tercekik tali yang
digunakannya untuk membawa kayu. Kelak di akhirat, ia akan disiksa juga
dengan tali. Dinyatakan oleh Allah bahwa di neraka, leher Ummu jamil
diikat dengan tali dari api neraka jahannam.
Hal - hal di atas diterangkan oleh Allah dalam surat Al lahab. Salah
satu surat pendek dalam Al Quran. Surat ini menunjukkan mukjizat Al
Quran, karena dengan tepat memprediksi hal-hal yang belum terjadi saat
surat ini diturunkan. Telah dinyatakan bahwa Abu lahab dan istrinya
termasuk seorang yang celaka. Maka memang sampai akhir hayatnya, mereka
tidak pernah beriman kepada Allah dan Rasulullah, meskipun Rasul selalu
mengajak mereka untuk beriman.
Saat surat Al Lahab diturunkan, Ummu jamil marah - marah karena merasa
terhina. Ia mendatangi Abu Bakar dan menanyakan di manakah Muhammad.
Ummu Jamil marah - marah di depan Abu Bakar sambil membawa batu dan
mengancam akan melakukan berbagai hal buruk pada Muhammad.
Ummu jamil menanyakan di manakah Muhammad, padahal saat itu Nabi sedang
duduk tepat di samping Abu Bakar. Ummu jamil tidak dapat melihat Nabi
karena penglihatannya ditutup oleh Allah sehingga ia hanya melihat Abu
Bakar. Padahal Nabi sedang duduk di samping Abu Bakar.
Abu bakar heran kenapa Ummu Jamil menanyakan dimana Nabi (padahal berada
di sampingnya), maka Abu bakar bertanya apakah Ummu jamil hanya melihat
Abu Bakar dan tidak melihat orang lain di sampingnya? Maka Ummu jamil
bertambah marah karena merasa diolok-olok oleh Abu bakar seraya menjawab
“Apakah engkau bermaksud menghinaku? Aku tidak melihat siapa - siapa
selain kau!” Inilah salah satu mukjizat Nabi. Adalah mudah sekali bagi
Allah melakukan hal ini.
Secara umum, ulama berpendapat bahwa surat Al-Lahab di turunkan Allah
SWT untuk mencela sekaligus memberikan kepastian informasi bahwa Abu
Lahab dan Istrinya kelak pasti akan masuk ke dalam Neraka.
YANG MENARIK adalah surat Al Lahab ini turun disaat Abu Lahab dan
Istrinya MASIH HIDUP. Ketika itu, tentu saja ayat ini sering di baca
berulang-ulang dan di hafal oleh kaum mukmin sementara Abu Lahab di
tengah-tengah mereka dan bisa mendengar ayat ini dibacakan. Ketika surat
Al-Lahab itu turun, seluruh kaum mukmin saat itu sudah benar-benar
meyakini Al-Qur`an sebagai suatu KEBENARAN YANG PASTI, dan ketika itu
Al-Qur`an mengabarkan bahwa Abu Lahab dan istrinya kelak pasti akan
masuk neraka karena senantiasa memerangi dan merendahkan Rasulullah SAW
dan ajaran Islam.
SEANDAINYA SAJA Abu Lahab dan istrinya berpura-pura memeluk Islam dan
menerima ajaran Rasulullah SAW, maka akan timbul keraguan tentang
kebenaran firman Allah pada surat Al-Lahab di kalangan muslim. Sebab,
jika Abu Lahab dan istrinya berpura-pura masuk islam, tentu Surat
Al-Lahab yang turun menjadikan Al-Qur`an tidak benar. Pastilah Islam dan
ajarannya sudah mati sejak saat itu juga. Tetapi Masya Allah, semua itu
tidak terjadi. Abu Lahab dan isterinya tetap dalam kekafiran yang nyata
hingga akhir hayatnya. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa Al-Qur'an
benar-benar sebuah kitab dari Allah yang berisi kebenaran. Dan ini juga
membuktikan bahwa ketika Allah berkehendak atas sesuatu, maka tidak ada
satu makhluk pun yang bisa menghalangi rencana Allah.
SubhanAllah, semakin bertambah keyakinanku akan kebenaran Al-Qur`an yang
benar-benar datang dari SisiMu ya Allah. Semoga Engkau menghimpun kami
bersama hamba-hamba-Nya yang senantiasa membaca, menghafal dan
mengamalkan Al-Qur`an di tengah-tengah kehidupan pribadi, masyarakat dan
bernegara, Aamiiin….
'Umar menangis menyaksikan tubuh yang berbaring miring itu. Lelaki
tinggi besar itu tertunduk miris menyaksikan punggung Sang Kekasih Allah
tergurat bilur bekas tertekan pelepah kurma yang jadi alas peraduannya.
Sosok agung itu terjaga, tersenyum, dan berkata, "Mengapa engkau menangis ya Ukhayya?"
"Aku teringat Kisra Persia dan Kaisar Romawi", sahut 'Umar sambil
menyeka airmatanya, "Mereka duduk bertelekan di atas bantal-bantal
lembutnya pada singgasana bermahligai, sementara pelayan hilir bergilir
tak henti melayani keperluannya."
"Sedang engkau Ya Rasulallah,
sedang engkau..", 'Umar tercekat nyaris tak dapat melanjutkan ucapannya,
"Engkau di sisi Allah jauh lebih mulia daripada mereka semua."
Sang Nabi tersenyum kemudian bersabda, "Tidakkah engkau rela wahai
'Umar, mereka mendapatkan dunia sedangkan akhirat menjadi bagian kita?"
Maka sekira 10 tahun kemudian, 'Umar murka ketika para sahabat
dipelopori 'Abdurrahman ibn 'Auf berupaya untuk menambah fasilitas bagi
Sang Amirul Mukminin. Ibunda kita Hafshah yang ditugasi untuk
menyampaikan hal itu, kena semprot Sang Khalifah.
"Hai Hafshah",
hardiknya, "Sungguh engkau lebih tahu seperti apa keadaan Rasulullah
padahal dia lebih mulia daripada bapakmu. Dan Khalifahnya, Abu Bakr,
hidup dalam keadaan yang serupa benar dengan teladannya. Adapun kalian,
celaka kalian, kalian berusaha memisahkan aku dari dua orang sahabat
yang amat kucinta.. Demi Allah, aku takkan mengubah cara hidupku sampai
berjumpa Allah dan kedua kekasihku!"
Maafkan kami ummatmu Ya
Rasulallah; yang selalu mengokohkan pondasi bagi dunia di dalam hati,
dan membangunnya tinggi-tinggu dengan angan-angan tiada henti..