Wednesday, 21 October 2015

ANDA MUSLIMAH ?, INGIN CANTIK ?. INI 20 RAHASIA KECANTIKAN MUSLIMAH


Kecantikan dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis; inner beauty dan outer beauty. Inner beauty merupakan kecantikan yang terpancar dari dalam diri. Setiap muslimah bisa memiliki inner beauty yang mempesona. Ini rahasianya:
  1. Sumber aura kecantikannya adalah iman
  2. Sunblocknya adalah ketaatan
  3. Bedaknya adalah air wudhu
  4. Celak matanya adalah ghodul bashar
  5. Perona matanya adalah syukur yang memancar dalam binar mata
  6. Perona pipinya adalah rasa malu
  7. Lipstiknya adalah kejujuran dan kata-kata mulia
  8. Pelembab bibirnya adalah dzikir dan tilawah Quran
  9. Pakaiannya adalah taqwa
  10. Penghias rambutnya adalah jilbab yang terulur hingga dada
  11. Pelembab kulitnya adalah zuhud
  12. Cincinnya adalah qanaah
  13. Kalungnya adalah lapang dada
  14. Gelangnya adalah kesabaran
  15. Antingnya adalah tawadhu’
  16. Mahkotanya adalah hafalan Qur’an
  17. Alas kakinya adalah mujahadah
  18. Bangun pagi dan shalat tahajud membuat tubuhnya sehat dan bugar
  19. Sedekah dan puasa membuat jiwanya terbebas dari tekanan
  20. Tadabur dan tafakur membuat pikirannya cerah cemerlang
Siapa saja muslimah yang menghias diri dengan 20 rahasia ini, niscaya ia akan memiliki kecantikan alami. Kecantikan yang memancar dari dalam diri. Kecantikan yang hakiki. Kecantikan yang sejati. Itulah inner beauty.

WAJIBKAH SUAMI MEMUASKAN ISTRI KETIKA BERHUBUNGAN ?


Dalam Islam, di antara tujuan pernikahan adalah membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar Rum:21)
Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa makna sakinah ada tiga: lita’tafu (saling mengikat hati), tamilu ‘ilaiha (condong kepadanya) dan tadma’inu biha (merasa tenang dengannya). Seringkali sakinah disederhanakan dengan makna ketenangan. Salah satunya, tenang karena syahwat telah tersalurkan secara halal. Dan ketenangan itu tak bisa dicapai kecuali melalui pernikahan.
Dalam rangka mencapai ketenangan seperti ini, suami istri perlu sama-sama terpuaskan. Dan memang suami istri sama-sama memiliki hak yang sama untuk mendapatkannya.
Sebagaimana kaidah umum hak dan kewajiban berumah tangga sebagaimana firmanNya:

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ

“Istri memiliki hak (yang harus dipenuhi suami) sebagaimana kewajiban yang harus ia penuhi untuk suaminya, dengan baik (dalam batas wajar).” (Q.S. Al Baqarah: 228)
Jadi dalam berhubunganpun, suami istri harus menjadikan asas ini sebagai pedoman. Saling memenuhi hak pasangan, saling bekerja sama dan saling menolong. Suami tidak boleh egois, asalkan ia puas, lalu tidak peduli dengan pasangannya.
Suami yang tidak memenuhi hak istrinya dalam hal kepuasan ini, meskipun karena ibadah, ia tidak diperbolehkan. Sebab istrinya memiliki hak atasnya. Sebagaimana yang pernah dialami oleh Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu.

آخَى النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بَيْنَ سَلْمَانَ ، وَأَبِى الدَّرْدَاءِ ، فَزَارَ سَلْمَانُ أَبَا الدَّرْدَاءِ ، فَرَأَى أُمَّ الدَّرْدَاءِ مُتَبَذِّلَةً . فَقَالَ لَهَا مَا شَأْنُكِ قَالَتْ أَخُوكَ أَبُو الدَّرْدَاءِ لَيْسَ لَهُ حَاجَةٌ فِى الدُّنْيَا . فَجَاءَ أَبُو الدَّرْدَاءِ ، فَصَنَعَ لَهُ طَعَامًا . فَقَالَ كُلْ . قَالَ فَإِنِّى صَائِمٌ . قَالَ مَا أَنَا بِآكِلٍ حَتَّى تَأْكُلَ . قَالَ فَأَكَلَ . فَلَمَّا كَانَ اللَّيْلُ ذَهَبَ أَبُو الدَّرْدَاءِ يَقُومُ . قَالَ نَمْ . فَنَامَ ، ثُمَّ ذَهَبَ يَقُومُ . فَقَالَ نَمْ . فَلَمَّا كَانَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ قَالَ سَلْمَانُ قُمِ الآنَ . فَصَلَّيَا ، فَقَالَ لَهُ سَلْمَانُ إِنَّ لِرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، وَلِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، وَلأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، فَأَعْطِ كُلَّ ذِى حَقٍّ حَقَّهُ . فَأَتَى النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ ، فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم –صَدَقَ سَلْمَانُ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mempersaudarakan Salman dan Abu Darda’. Suatu hari Salman mengunjungi Abu Darda’. Ketika itu Salman melihat istri Abu Darda’ yakni Ummu Darda’ dalam kondisi kurang baik. Salman pun bertanya kepada Ummu Darda, “Kenapa keadaanmu seperti ini?” Ia menjawab, “Saudaramu, Abu Darda’, seakan-akan tidak lagi mempedulikan dunia.” Abu Darda’ kemudian datang. Salman pun membuatkan makanan untuk Abu Darda’. Salman berkata, “Makanlah”. Abu Darda’ menjawab, “Maaf, saya sedang puasa.” Salman pun berkata, “Aku pun tidak akan makan sampai engkau makan.” Lantas Abu Darda’ memakan makanan tersebut.
Ketika malam hari tiba, Abu Darda’ pergi melaksanakan shalat malam. Melihat itu, Salman mengatakan, “Tidurlah”. Abu Darda’ pun tidur. Namun kemudian ia pergi lagi untuk shalat. Kemudian Salman berkata lagi, “Tidurlah”. Ketika sudah sampai akhir malam, Salman berkata, “Mari kita berdua shalat.” Lantas Salman berkata lagi pada Abu Darda’, “Sesungguhnya engkau memiliki kewajiban kepada Rabbmu. Engkau juga memiliki kewajiban terhadap dirimu sendiri dan engkau pun punya kewajiban pada keluargamu (melayani istri). Maka tunaikanlah kewajiban-kewajiban itu secara proporsional.” Abu Darda’ lantas mengadukan Salman pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas beliau bersabda, “Salman itu benar” (HR. Bukhari)
Dalam riwayat yang lain disebutkan lebih teknis.
“Jika seseorang di antara kamu berhubungan dengan istrinya, hendaklah ia lakukan dengan penuh kesungguhan. Jika ia menyelesaikan kebutuhannya sebelum istrinya mendapatkan kepuasan, maka janganlah ia buru-buru mencabut hingga istrinya mendapatkan kepuasannya juga.” (HR. Abdur Razaq dan Abu Ya’la, dari Anas)
Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan Ibnu Taimiyah berpendapat, suami wajib menggauli istrinya sesuai dengan kemampuan suami dan kecukupan istri.
Sedangkan Ibnul Qayyim Al Jauziyah mengutip pendapat para gurunya yang menguatkan pendapat bahwa suami harus memuaskan istrinya ketika berhubungan, jika memungkinkan, sebagaimana dia wajib memuaskannya dalam memberi makan.
Adapun jika suami sakit atau secara medis terhalang dari kemampuan memenuhi hal itu, maka penyelesaiannya dikembalikan kepada keridhaan masing-masing. Sebab pada dasarnya, pernikahan adalah ikatan yang dibentuk atas dasar keridhaan. Pun ketika ada masalah dalam rumah tangga, hendaknya saling ridha menjadi solusinya. Wallahu a’lam bish shawab.

Tuesday, 20 October 2015

BISA JADI PRESIDEN JOKOWI LENGSER DENGAN TIBA-TIBA

Baru setahun umur pemerintahan Joko-JK, tapi keluhan datang dari banyak pihak. Musababnya: kinerja pemerintahan Joko-JK dinilai sangat mengecewakan, menyimpang dari janji-janji kampanye (Nawacita), gagal mewujudkan Trisakti, dan membuat situasi ekonomi nasional bertambah buruk. “Rakyat sudah muak dengan janji manis karena faktanya rakyat yang terus menerus menanggung beban derita kelaparan dan rasa sakit akibat kebijakan Jokowi-JK yang tak prorakyat,” kata Sekretaris Jenderal Himpunan Masyarakat

Peduli Indonesia (HMPI), Tri Joko Susilo, Senin malam (19/10).
Sekarang ini, tambahnya, nilai tukar rupiah melemah, pemutusan hubungan kerja (PHK) di mana-mana, keperluan sehari-hari melambung tinggi, dan masih banyak lagi janji-janji pemerintah yang tidak ditepati. “Sudah tepat jika rakyat menuntut Jokowi-JK mundur,” ujar Tri Joko.
Menurut dia, rakyat sudah kehilangan batas kesabaran kepada pemerintahan Joko-JK. Negara juga sudah dikuasai kapitalis asing dan aseng. “Mau tunggu apa lagi? Segera cabut mandat Jokowi-JK, luruskan kiblat kembali ke Pancasila dan UUD 1945,” tuturnya.
Dia juga mengatakan, muara dari persoalan bangsa sekarang ini adalah lemahnya kepemimpinan nasional yang membuat orientasi pembangunan dan pengelolaan pemerintahan tidak sesuai dengan ideologi Trisakti dan Nawacita. Padahal, ini kerap didengungkan oleh Joko saat kampanye calon presiden. “Nawacita itu kini jadi dukacita. Kita ingin melanggengkan keterpurukan atau cabut mandat?” kata Tri Joko lagi.
Pemimpin, tambahnya, memang tidak bisa lahir secara instan. Pemimpin tidak bisa lahir dari sebuah proses rekayasa media. Presiden atau pemimpin tidak bisa hanya dari hasil proses pencitraan. “Pemimpin polesan cenderung menipu karena dari kemasannya saja sudah direkayasa,” ujarnya. Produk yang dihasilkan dari kepemimpinan yang seperti itu akan cenderung korup dan menuai persoalan kebangsaan yang lebih besar.
Di Twitter, ungkapan kekecewaan terhadap pemerintah Joko-Jk juga bertebaran dari warga Twitland.
Selasa dini hari sampai Selasa pagi (201/10), hastag atau tanda pagar #365HariJokowiJKGagal malah menempati urutan pertama dalam trending topic dunia di Twitter. Sebelumnya juga banyak pengamat memang telah mengatakan, Indonesia di bawah pemerintahan Joko-JK amburadul. Anehnya, masih banyak anak bangsa yang #GagalMikir dan masih saja mendukungnya. (ts/pribuminews)

ALASAN PP MUHAMMADIYAH MENOLAH HARI SANTRI


Dikutip bari sang pengcerah.com
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyatakan Muhammadiyah keberatan dengan penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Muhammadiyah menilai penetapan Hari Santri Nasional dapat mengganggu ukhuwah umat Islam lewat polarisasi santri-nonsantri yang selama ini mulai mencair.

"Muhammadiyah secara resmi berkeberatan dengan Hari Santri," kata Haedar Nashir kepada rol Sabtu (17/10).
Menurut Haedar, Muhammadiyah tidak ingin umat Islam makin terpolarisasi dalam kategorisasi santri dan nonsantri. Hari Santri akan menguatkan kesan eksklusif di tubuh umat dan bangsa. Padahal, selama ini santri-nonsantri makin mencair dan mengarah konvergensi. "Untuk apa membuat seremonial umat yang justru membuat kita terbelah," ujarnya. 


Apalagi, lanjut Haedar, hari yang dipilih sangat ekskusif dan milik satu kelompok Islam. Hal itu kian menambah kesenjangan yang berpotensi mengganggu ukhuwah umat Islam.

Haedar mengakuti pemerintah dan kelompok Islam bisa saja memaksakan diri menetapkan Hari Santri 22 Oktober karena memang memiliki otoritas. Namun, ia berharap pemerintah arif dalam mengayomi seluruh komponen bangsa.

Haedar menilai umat Islam masih memiliki banyak urusan strategis yang harus dipecahkan bersama.  "Hari besar Islam penting, tapi jauh lebih penting untuk mengagendakan pemecahan bersama sejumlah persoalan besar, seperti kemiskinan umat, ketertinggalan iptek, dan sebagainya. Energi jangan dihabiskan untuk hal-hal yang kontroversial dan kontraproduktif," kata Haedar menegaskan.

WAKTU YANG TEPAT UNTUK MINUM AIR PUTIH


Jika tubuh kita kekurangan air, maka  kesehatan kita akan terganggu. karena diadalam tubuh kita sekita 80 % adalah air.  dehidrasi disebab kukurangan air. oelh karena itu kita disarankan untuk memenuhi asupan air setiap hari. paling tidak kita harus minum air setiah hari. inilah waktu - waktu yang tepat untuk minum air putih yang bisa memberikan dampak positif bagi tubuh kita.

Bangun Tidur di Pagi Hari
Kebiasaan setelah bangun tidur yang dilakukan oleh kebanyakan orang mungkin adalah pergi ke kamar mandi, cuci muka, lalu kumur-kumur atau gosok gigi. Akan tetapi ternyata sebelum Anda melakukan semua itu, cobalah untuk terlebih dahulu minum air putih dulu. Kalau perlu sediakan air putih di meja dekat tempat tidur. Faktanya minum air putih di pagi hari ternyata bisa membantu membuang racun-racun di dalam tubuh dan mencegah dehidrasi.
Sebelum dan Sesudah Olahraga
Waktu yang tepat lainnya untuk minum air putih adalah sebelum dan setelah berolahraga. Pastikan Anda selalu membawa bekal air putih saat berolahraga. Pasalnya ketika olahraga, tubuh membutuhkan air dan nutrisi yang berfungsi untuk menggerakkan otot. Selain itu minum air putih sebelum dan sesudah beraktivitas olahraga juga berguna untuk membuat tubuh tetap terhidrasi. Pasalnya, saat berolahraga tubuh pasti akan berkeringat, dan cairan tersebut perlu diganti.
Saat Kelelahan
Selain setelah berolahraga, minum air putih juga penting saat kondisi tubuh Anda sedang kelelahan. Baik karena aktivitas fisik atau karena aktivitas pikiran. Kekurangan cairan bisa membuat tubuh tidak bertenaga. Oleh karena itu, sebaiknya perbanyak konsumsi air putih saat Anda sedang lelah. Dengan minum air putih, fungsi otak akan meningkat dan tubuh pun menjadi lebih bersemangat.
Itu dia tiga waktu yang paling tepat untuk minum air putih. Tapi sebenarnya minum air putih boleh dilakukan kapanpun, asal tidak berlebihan.

Monday, 19 October 2015

HATI-HATI, SEKOLAH DALAM BAHAYA


Oleh : Mohammad Fauzil Adhim
Cara paling sederhana untuk melihat sebuah sekolah adalah dengan memeriksa kejelasan standar lulusan yang ingin dihasilkan. Ungkapan indah tak cukup menggambarkan. Yang sangat penting adalah jabaran tentang apa yang harus diraih di jenjang tersebut. Nah, di sinilah kita melihat banyak sekolah yang tidak memiliki rumusan jelas dan rinci tentang output profile (profil lulusan). Meskipun, sekali lagi, kadang kita menjumpai rumusan sangat wah, tapi tidak kongkret apa yang mau dicapai.
Tidak jelasnya standar profil lulusan yang dihasilkan serta kurangnya rincian menjadikan sekolah sulit mengevaluasi kinerja. Sekolah tidak mampu melakukan asesmen untuk menentukan apa yang harus dilakukan pada waktu tertentu di tiap jenjangnya. Disamping itu, sekolah juga mudah terkena jebakan proses. Ketika muncul masalah, sekolah tak menggali akar masalah, tapi segera menganggap wajar. Sekolah mudah mengampuni diri sendiri karena jebakan ungkapan “semua perlu proses”.
Padahal untuk rusak dan semakin rusak pun perlu proses.
Munculnya masalah dalam proses pendidikan memang wajar. Tapi yang disebut wajar tidak otomatis selesai seiring berlangsungnya proses. Perlu penanganan yang tepat, akurat dan segera agar masalah segera selesai dan tidak berkembang menjadi gangguan pendidikan yang serius. Salah satu hal yang memudahkan sekolah mengenali masalah adalah kejelasan standar profil lulusan. Dari sini dapat diketahui apakah proses kependidikan yang berlangsung sudah sesuai atau belum dengan tujuan yang ingin dicapai beserta tahapan per jenjangnya.
Tidak sesuainya proses dengan standar yang ingin diraih kadang tidak tampak sebagai masalah karena tidak menimbulkan situasi chaos. Ini terutama di kelas-kelas awal. Masalah tidak tampak karena dampaknya belum terlihat, padahal sesungguhnya sudah mulai ada masalah. Nah, justru di sinilah letak pentingnya standar profil lulusan yang jelas dan menjadi missi bersama yang kuat. Inilah yang memudahkan sekolah untuk senantiasa berbenah bahkan saat tampak sangat baik dan tidak ada masalah. Tanpa kepekaan terhadap standar lulusan yang ingin dihasilkan, masalah bukanlah semata ketidaksesuaian proses. Tetapi masalah adalah kesulitan atau gangguan (trouble) yang timbul dari unsur pendidikan, baik guru maupun siswa. Di sini, berkelahi baru dianggap masalah. Adapun anak yang pasif, ketiadaan antusiasme di kelas dianggap sebagai kewajaran. Misalnya menganggap anak memang belum sadar belajar.
Ada beragam cara untuk mengenali masalah maupun potensi masalah. Ini juga berguna bagi para calon wali murid yang mencari sekolah anak. Ada cara yang kompleks. Ini terutama penting bagi yang mau membenahi sekolah. Ada yang sederhana. Ini berguna untuk calon wali murid.
Selain melihat ada tidaknya rumusan standar profil lulusan yang jelas, juga memperhatikan fungsional tidaknya organisasi. Apakah ada gejala disfungsi organisasi di sekolah tersebut? Bagian terendah dari berfungsi tidaknya organisasi secara efektif adalah kepercayaan. Ini antara lain tercermin dari kualitas hubungan antar pribadi di sekolah, khususnya antar guru. Sekolah yang mengalami disfungsi organisasi pasti hubungan antar guru tidak kohesif. Hubungan antara guru dan tenaga kependidikan yang lainnya semisal janitor (petugas kebersihan WC) juga tidak kohesif.
Itu merupakan penanda yang sederhana. Jika tidak kohesif saja menunjukkan kurang berfungsinya organisasi, apalagi jika hubungan buruk. Pada tingkat lebih parah, akan terbentuk blok-blok antar guru maupun tenaga kependidikan lainnya. Jika ini ada, sekolah dalam bahaya.
***
Ini merupakan serangkaian tweet saya beberapa waktu lalu; serangkaian tweet yang belum selesai. Bagi yang berminat tentang masalah ini antara lain dapat membaca buku the Five Dysfunctions of a Team beserta buku rangkaiannya karya Lencioni serta buku-buku mengenai fasilitasi perubahan di sekolah.
Baca buku-buku tulisan : Mohammad Fauzil Adhim >>Membuat Anak Gila Membaca<<

Muhammadiyah Mengirimkan surat ke Presiden Joko Widodo, atas Penentapanya hari Santri tanggal 22 Oktober


 Muhammadiyah merasa keberatan jika tanggal 22 Oktober ditetapakan sebagai hari santri, karena menganggap akan membangkitkan rasa sentimen keagamaan. oleh karena itu Muhammadiyah mengirimkan surat ke Presinden Jokowi

Berikut ini isi surat Muhammadiyah kepada Presiden Jokowi terkait penetapan hari santri, lansir Detik.
Nomor: 482/I.O/A/2015
Lamp: –
Hal: Tanggapan Penetapan Hari Santri
Kepada Yth
Bapak Ir. H. Joko Widodo
Presiden Republik Indonesia
di Jakarta
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Atas nama seluruh warga Muhammadiyah kami mendoakan semoga Bapak Presiden senantiasa sehat wal afiat, mendapatkan hidayah, rahmat dan maunah Allah SWT dalam melaksanakan amanah rakyat untuk memajukan umat, bangsa dan negara.
Selanjutnya menanggapi rencana penetapan Hari Santri, Pimpinan Pusat Muhammadiyah dapat memahami, menghargai komitmen Bapak untuk menetapkan Hari Santri untuk memenuhi janji politik dan memberikan penghormatan terhadap jasa umat Islam dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Akan tetapi, dalam pandangan kami penetapan Hari Santri potensial menimbulkan sekat-sekat sosial, melemahkan integrasi nasional, dan membangkitkan kembali sentimen keagamaan lama yang selama ini telah mencair dengan baik.
Selama ini, umat Islam -termasuk di dalamnya Muhammadiyah- berusaha meminimalkan bahkan jika mungkin menghilangkan sekat-sekat tersebut karena secara politik dan historis sangat kontraproduktif serta bertentangan dengan semangat persatuan bangsa.
Penetapan Hari Santri pada tanggal 22 Oktober juga dapat menimbulkan kontroversi, membangkitkan sektarianisme, dan secara historis dapat mengecilkan arti perjuangan umat Islam yang berjuang membentuk dan menegaskan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bung Karno secara pribadi adalah seorang Santri. Karena itu penetapan Hari Santri pada 22 Oktober dapat menafikan peran para Santri dan kalangan Islam yang tidak terlibat dalam peristiwa 22 Oktober.
Sehubungan dengan hal tersebut, PP. Muhammadiyah berkeberatan dengan penetapan Hari Santri. Kalaupun pada akhirnya harus menetapkan hari bagi kalangan Islam tertentu sebagai janji politik, sebaiknya dicarikan nama yang lebih tepat dan bersifat spesifik tanpa mereduksi aspirasi umat Islam secara keseluruhan.
Demikian pandangan kami, semoga Bapak berkenan dengan sikap dan mengambulkan permohonan kami.
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
Ketua umum,
Dr. H. Haedar Nashir, M.Si
Sekretaris Umum,
Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed.